Wawancara Dubes Uni Eropa: Serangan Rusia ke Ukraina Tak Bisa Diterima dan Ditoleransi

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket menegaskan posisi Uni Eropa yang membela Ukraina dan mengutuk keras penyerangan Rusia.

oleh Ratu Annisaa SuryasumiratTommy K. Rony diperbarui 11 Jan 2023, 21:03 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2022, 10:47 WIB
dubes ue
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Hampir sebulan, pertumpahan darah antara pasukan Rusia dan Ukraina masih berlanjut. Alih-alih melunak, Rusia justru meningkatkan serangan dengan mengerahkan kapal-kapal perangnya untuk mengepung Ukraina, setelah sebelumnya mengandalkan pasukan darat.

Serangan Rusia ke Ukraina akan tepat mencapai satu bulan pada 24 Maret 2022. Berdasarkan catatan pemerintah, korban anak-anak Ukraina sudah mencapai 117 orang. Angka itu berdasarkan data Kantor Jaksa Agung Ukraina pada Selasa 22 Maret.  

Menurut informasi situs pemerintah Ukraina, Ukrinform, Rabu (23/2/2022), ada 117 anak yang meninggal dan 155 lainnya terluka. Korban terbanyak berasal dari daerah Kyiv, yakni 58 anak. 

Pengadilan Internasional atau ICJ pun telah memerintahkan Rusia untuk menghentikan invasi ke Ukraina, sedangkan Dewan Keamanan PBB atas permintaan enam negara barat mengupayakan sidang terbuka tentang Ukraina.

Uni Eropa pun turut bicara terkait konflik kedua negara. Saat bertemu Liputan6.com di kantornya, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket menegaskan posisi Uni Eropa yang membela Ukraina dan mengutuk keras serangan Rusia.

Berikut petikan wawancara Liputan6.com dengan Vincent Piket:

Putin Tidak Mengindahkan Imbauan Kami

dubes ue
Wawancara Liputan6.com dengan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket. (Liputan6.com)

Bisakah Anda membuka percakapan ini dengan memberi tahu kami tentang situasi saat ini di Ukraina?

Apa yang kita lihat di Ukraina saat ini adalah invasi besar-besaran ke sebuah negara berdaulat oleh militer Rusia, melalui darat, udara, dan laut dengan kehancuran besar terjadi di seluruh infrastruktur negara dan infrastruktur sipil.

Sekolah, rumah sakit, juga infrastruktur swasta, pertokoan, dan pabrik, serta hilangnya nyawa manusia yang luar biasa. Ribuan warga sipil tewas dalam perang ini. Dan, tentu saja, puluhan ribu orang terperangkap di kota-kota yang dikepung dan ditembaki dengan artileri dan misil. Jadi, krisis kemanusiaan besar sedang terjadi.

Lantas, tindakan apa yang telah diambil UE untuk menghentikan konflik ini?

Dan apa yang telah dilakukan UE? Tentu saja, pertama-tama, kegiatan politik, penjangkauan sebelum semua ini terjadi, dan upaya besar dalam mencoba untuk mengontak dan meyakinkan Presiden Putin untuk tidak pergi ke jalan perang.

Dia tidak mengindahkan imbauan kami dan imbauan yang dibuat banyak orang lain, dan hal ini sangat kami sesali.

Kedua, tindakan di tingkat diplomatik internasional, khususnya dengan 141 anggota Majelis Umum PBB yang beresolusi mengutuk invasi ini dan menyerukan Rusia untuk menghormati gencatan senjata, serta menarik pasukannya ke luar perbatasan teritorial Ukraina.

Itulah seruan besar-besaran masyarakat internasional terhadap Rusia, 141 negara. Untuk memberi Anda gambaran keseluruhan, hanya ada empat negara yang mendukung Rusia.

Terakhir, kami mendukung Ukraina dengan berbagai cara. Bantuan keuangan kami berikan untuk menjaga pemerintah di negara itu berjalan, gaji dibayar, dan sebagainya. Baru minggu lalu, uang senilai €1,2 miliar diberikan oleh UE ke Ukraina.

Kedua, bantuan kemanusiaan untuk orang-orang yang terlantar di Ukraina. Menurut perkiraan PBB ada sekitar dua setengah juta warga yang telah meninggalkan kota dan rumah mereka karena perang ini.

Dan ketiga, tentu saja, dukungan kemanusiaan kepada para pengungsi yang mendarat di UE. 2,2 juta orang saat ini sebagian besar menjangkau tetangga timur kita seperti Polandia, Hungaria, Slovakia, Rumania, Bulgaria.

Dan diterima di sana oleh pemerintah. Saya harus mengatakan bahwa warga negara-negara Eropa mengungkapkan simpati dan solidaritas yang sangat kuat terhadap warga Ukraina atas apa yang terjadi pada mereka.

Klaim Bohong Pemerintah Rusia

Hari ke-25 Invasi Rusia, Penghormatan untuk Korban Tewas
Pasukan penjinak bom Ukraina memeriksa lokasi ledakan setelah pengeboman di Kiev, Ukraina, Minggu, 20 Maret 2022. Pada Hari 25 perang Rusia di Ukraina, kehidupan yang kacau, perpisahan yang pahit tertangkap dalam foto-foto Associated Press. (AP Photo/Felipe Dana)

Jadi warga Eropa sangat menyambut semua pengungsi yang datang ke negara mereka?

Benar, semuanya. Bahkan, sangat jelas terlihat di negara-negara yang telah saya sebutkan, seperti negara perbatasan di Ukraina atau di Rusia, dan juga di tempat lain.

Saya berada di Berlin minggu lalu, dan saya dapat melihat betapa banyak warga yang ingin melakukan sesuatu, yang ingin membantu membawa pengungsi dari Ukraina. Dari kota perbatasan di Polandia atau di Slovakia, di mana mereka memasuki UE dan kemudian membawa mereka ke tempat perlindungan di negara-negara anggota asal.

Sangat penting untuk mengatakan bahwa UE telah membuka diri untuk pengungsi Ukraina. Kami telah menghapus semua persyaratan visa.

Para pengungsi dapat tinggal di UE selama satu tahun sampai semoga tidak lagi diperlukan. Mereka bisa bekerja, mereka bisa sekolah, dan mendapat tunjangan yang didukung oleh anggaran Uni Eropa.

Terkait hal itu, Rusia mengklaim bahwa mereka tidak menyerang warga sipil, hanya fasilitas militer. Apa komentar Anda tentang itu?

Bahwa ini bohong. Anda tidak perlu melihat jauh ke foto-foto yang datang dari seluruh penjuru Ukraina, tidak hanya zona konflik di mana semuanya dimulai, tetapi juga jauh di selatan, barat daya, atau barat negara itu.

Anda melihat bukti, bukti fotografis objektif, dan bukti film tentang infrastruktur sipil yang dihantam dan warga sipil yang sekarat akibat konflik. Jadi klaim itu tidak benar.

Apalagi kita melihat Rusia menghalangi evakuasi kemanusiaan, yang akhirnya mengurung warga di kota-kota yang dikepung dan hanya memperburuk krisis kemanusiaan di Ukraina. Jadi ini situasi yang sangat, sangat mengkhawatirkan.Jadi tentu klaim mereka bahwa hanya objek militer yang diserang tidak benar.

Jangan lupa bahwa militer Rusia telah mengambil pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl yang tidak beroperasi. Tidak ada kepentingan militer atau ekonomi di dalamnya. Pembangkit nuklir itu tidak bekerja. Itu hanya terdiam di sana, dilestarikan untuk selamanya. Tapi itu masih diambil oleh militer Rusia.

Dan Anda hanya bisa bertanya-tanya apa yang ada di balik operasi itu. Tentu ada kecurigaan besar bahwa ini hanyalah cara lain untuk mencoba dan mengancam penduduk Ukraina serta yang lainnya.

Jadi Anda ingin menggarisbawahi bahwa Rusia berbohong, bahwa mereka tidak hanya menyerang fasilitas militer?

Bukti menunjukkan bahwa ada korban sipil.

UE Tertipu Pernyataan Putin

dubes ue
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket. (Liputan6.com)

Jadi, ketika Rusia memutuskan untuk menyerang Ukraina, apakah Uni Eropa terkejut? Karena hanya seminggu sebelum invasi, Rusia masih mengatakan mereka tidak akan menyerang.

Saya pikir kita harus kembali melihat sejarah Eropa dan dunia. Kami mengalami Perang Dunia Kedua, yang berakhir pada 1945. Kami telah, di benua Eropa, membangun Uni Eropa sebagai sebuah kawasan yang damai dan stabil.

Sejak itu kami damai. Kami mengira kami telah menyatukan kembali Eropa setelah jatuhnya Tirai Besi, dan kami berpikir bahwa semua orang telah belajar bahwa kami tidak ingin kembali ke tempat asal kami, dari perang, dari penderitaan luar biasa di antara orang-orang, seperti yang kami alami di masa Perang Dunia Kedua, tidak hanya di bagian barat Eropa, tetapi juga di Rusia. Biarkan saya mengatakannya dengan lebih jelas.

Jutaan orang Rusia tewas selama Perang Dunia Kedua. Dan kami berpikir bahwa itu adalah pelajaran bagi semua orang untuk tidak berperang lagi. Kami telah dibohongi. Dan itu, tentu saja, merupakan suatu hal yang sangat sulit untuk diterima.

Ada empat, lima, atau enam kunjungan ke Moskow yang telah dilakukan tidak hanya oleh para pemimpin utama kami dari UE, tetapi juga dari luar UE, untuk mengupayakan deeskalasi.

Dan Anda benar, pesan yang diterima dari Presiden Putin saat itu adalah pesan yang menenangkan, sementara pada saat yang sama ternyata dia melakukan hal yang berbeda. Dan itulah yang kita lihat sejak 24 Februari.

Jadi Anda berpikir bahwa UE telah dibohongi, sehingga UE benar terkejut ketika Rusia menyerang Ukraina?

Yah, secara keseluruhan kami terkejut. Dan tentu saja, kami telah tertipu oleh pernyataan yang awalnya dibuat kepada kami dan apa yang akhirnya terjadi. Tapi pembohongan semacam ini tidak aneh. Ini dilakukan oleh semua orang di seluruh dunia.

Seperti yang terus saya katakan, ada 141 negara mengatakan bahwa perang ini tidak benar, dan ini bukan sesuatu yang bisa dilakukan dan dapat ditoleransi oleh siapa pun di dunia saat ini, di mana kita sudah memiliki cukup banyak cobaan bahkan tanpa adanya konflik ini.

Gencatan Senjata dan Negosiasi

FOTO: Tanda Perdamaian Raksasa dari Belgia untuk Perang di Ukraina
Seorang wanita berdiri dekat lampu dan lilin saat dinyalakan sekitar tanda perdamaian raksasa jelang KTT Uni Eropa dan NATO di Brussels, Belgia, 22 Maret 2022. Pengunjuk rasa meminta para pemimpin Uni Eropa memberlakukan larangan penuh terhadap bahan bakar Rusia. (AP Photo/Geert Vanden Wijngaert)

Jadi menurut Anda apa tujuan utama Rusia dalam invasi ini? Mereka mengklaim itu karena ekspansi NATO. Tapi apa pandangan UE?

Nah, Anda harus bertanya kepada Rusia apa tujuannya. Dari sudut pandang kami, tidak ada tujuan apa pun. Yang ada hanyalah pelanggaran tatanan internasional dalam skala yang belum pernah kita lihat selama empat dekade lamanya dan penderitaan manusia.

Jadi bagi kami, hanya ada satu cara untuk menyelesaikan ini, dan itu adalah bagi Presiden Putin untuk memanggil kembali pasukannya tanpa syarat, untuk menghormati gencatan senjata, dan datang ke meja negosiasi untuk melakukan negosiasi konstruktif tentang solusi jangka panjang.

Apakah Anda khawatir dengan penyebaran misinformasi yang terjadi? Apa strategi UE dalam melawan misinformasi dalam konflik ini?

Nah, kita sudah mulai berbicara tentang misinformasi sebagai senjata, senjata misinformasi. Dan memang fakta bahwa ini digunakan secara agresif oleh otoritas Rusia untuk keuntungan mereka di dalam Ukraina dan di dunia internasional.

Komisi Eropa dan Departemen Urusan Eksternal mengelola database dan situs web yang merinci beberapa di antaranya. Dan bagi pembaca yang tertarik bisa melihatnya di sana.

Dan apa yang bisa dibaca di sana adalah fakta yang dipelintir, fabrikasi dari fakta, dan semua itu dimaksudkan untuk mempromosikan tujuan Rusia, serta untuk seolah-olah membenarkan operasi militer yang mereka lakukan.

Dan seperti yang bisa kita lihat sekarang, mereka juga memblokir banyak media sosial di negara mereka sendiri.

Memang, media di Rusia tidak bebas bahkan sebelum perang. Tapi sekarang, tidak ada banyak kebebasan yang tersisa sama sekali. Media sosial diblokir. Sumber informasi bagi warga sangat terbatas. Jadi tentu saja ini merupakan bagian dari strategi yang dilakukan pihak Kremlin.

Jadi, apa strategi UE dalam memerangi misinformasi ini?

Kami mengedepankan secara sistematis tujuan kami sebagai penyedia fakta yang objektif. Kami tidak berbasa-basi. Kami tidak bermaksud melihat ke belakang atau melihat ke depan. Kami mempromosikan media yang bebas. Kami melindungi jurnalis. Setiap jurnalis yang ingin bekerja di UE bebas melakukannya selama dalam aturan hukum.

Dan kami telah menangguhkan dua saluran propaganda Rusia, yaitu Russia Today dan Sputnik, yang merupakan alat angkatan bersenjata untuk menyebarkan kampanye militer dan untuk mendorong narasi tentang Ukraina, kepemimpinannya, dan rakyatnya. Itu benar-benar salah, sehingga kedua saluran itu ditangguhkan.

Jadi, ketika mereka memblokir media sosial, Anda juga dapat memblokir saluran mereka?

Bukan itu yang biasanya kami lakukan. Kami adalah masyarakat yang menghormati kebebasan media, kebebasan berekspresi. Namun dalam kasus ini, dengan adanya dua saluran TV yang murni mendorong narasi propaganda perang, hanya ada satu hal yang bisa dilakukan.

Soal Rencana Ukraina Bergabung UE

Konvoi Palang Merah Pembawa Pengungsi Ukraina Tiba di Roma
Pengungsi dari Lviv, Ukraina, tiba di markas Palang Merah di Roma, Italia pada Selasa (22/3/2022). Konvoi kendaraan Palang Merah yang membawa 80 orang, sebagian besar orang tua dan sakit tiba pada Selasa di Roma. (AP Photo/Alessandra Tarantino)

Perwakilan Rusia mengatakan pemerintah Ukraina adalah neo-Nazi, meskipun Presiden Zelensky sendiri adalah orang Yahudi. Apa pendapat Anda tentang tuduhan neo-Nazi ini?

Nah, ini adalah salah satu contoh misinformasi yang secara terang-terangan dan sinis dibuat oleh Kremlin serta outlet-nya. Ukraina adalah negara demokrasi. Negara itu menyelenggarakan pemilihan beberapa tahun yang lalu untuk parlemennya.

Tidak satu pun sayap kanan, apalagi orang Nazi, yang terpilih menjadi anggota parlemen. Jadi saya pikir hal itu menunjukkan dengan cara yang sangat sederhana, sangat objektif, bahwa narasi itu dibuat-buat.

Jadi itu hanyalah narasi yang digunakan oleh Kremlin untuk menyebarkan kampanyenya sendiri di dalam negeri kepada audiens Rusia, yang mana saya yakin juga sama sekali tidak suka dengan apa yang mereka dengar secara langsung atau tidak langsung tentang apa yang terjadi di Ukraina. Dan untuk memastikan bahwa informasi objektif apa pun terhalangi, fabrikasi semacam ini akan terus dilakukan.

Di sisi lain, Rusia juga menggunakan Donetsk dan Luhansk sebagai alasan untuk menyerang. Mereka mengatakan bahwa Barat mengabaikan orang-orang di sana dari penganiayaan. Bisakah Anda memberi tahu kami pandangan Anda tentang itu?

Kami pikir kami memiliki fakta untuk menunjukkan bahwa semua ini juga palsu. Situasi di dua provinsi ini sulit dan ada ketegangan sejak tahun 2014. Separatis dengan dukungan militer aktif dari Rusia yang menempuh jalan kemerdekaan.

Tetapi tuduhan yang dibuat oleh Rusia tentang dugaan genosida atau semacamnya benar-benar sampah. Nah, itu yang saya katakan, tapi Rusia tentu akan menentang apa yang saya katakan.

Untungnya di Dewan Hak Asasi Manusia PBB, sebagian besar negara yang dapat memilih, yaitu 31 di antaranya, memilih mendukung resolusi yang menyatakan keprihatinan tentang hak asasi manusia serta dampak kemanusiaan dan konflik.

Dan mereka juga setuju akan pembentukan suatu komite atau panel untuk penyelidikan hak asasi manusia, pelanggaran kejahatan perang, dll.

Jadi, saya pikir ini akan menjadi kesempatan yang bagus, kalau nanti sudah mungkin, untuk komisi penyelidikan ini bisa mulai bekerja dan pergi ke dua provinsi oblast tersebut, yaitu Luhansk dan Donetsk, guna mencari tahu secara objektif apa yang sebenarnya terjadi. Dan saya yakin mereka akan mengkonfirmasi versi yang baru saja saya jelaskan kepada Anda.

Kami juga akan menunggu mereka untuk menyelidiki situasi ini. Dan Ukraina saat ini ingin bergabung dengan UE, bisakah Anda memberi update kepada kami tentang ini?

Hal itu sudah ada dalam visi politik kami selama bertahun-tahun. Kami memiliki perjanjian asosiasi dengan Ukraina yang meletakkan 'takdir Eropa dari Ukraina' dalam bahasa hukum.

Dan sejak perjanjian itu ditandatangani, kami telah bekerja dan mendukung Ukraina dalam mengadaptasi ekonominya, mengadaptasi institusi pemerintahnya, dll., demi memungkinkan mereka bergabung ke Eropa.

Sekarang, kami memiliki situasi baru dimana ada kebutuhan mendesak untuk menawarkan Ukraina sebuah perspektif yang lebih jelas dan cepat untuk benar-benar bisa bergabung dengan Uni Eropa.

Hal ini dikatakan langsung oleh para pemimpin Uni Eropa, para kepala negara dan kepala pemerintahan dalam pertemuan puncak mereka di Prancis Jumat lalu. Jadi kami sedang mendalami itu. Ukraina sebenarnya juga sudah mengajukan permohonan keanggotaannya.

Jadi kami sekarang memiliki sesuatu untuk dikerjakan dan itulah tugas yang kami miliki. Dan, izinkan saya mengatakan dua hal. Bahwa kita harus sangat realistis dalam situasi perang saat ini. Tentu saja, tidak mungkin bagi Ukraina untuk langsung menjadi Uni Eropa.

Harus ada perdamaian, atau gencatan senjata, atau sesuatu yang serupa terlebih dulu. Jadi, intinya tetap penghentian konflik dan penarikan pasukan asing, alias pasukan Rusia dari tanah Ukraina. Kedua, bergabung ke dalam UE tidak seperti bergabung ke dalam klub kebugaran atau sejenisnya.

Ini bukan proses yang sederhana.

Benar, untuk bisa bergabung tentu saja membutuhkan banyak persiapan secara politik, kelembagaan, ekonomi. Jadi itu sesuatu yang mungkin akan memakan waktu. Tapi saya pikir, dan ini belum tertulis dalam pemikiran kebijakan kami, yang kami butuhkan adalah solusi kreatif yang membawa hasil dalam waktu dekat untuk menstabilkan Ukraina.

Jadi kemungkinan Ukraina bergabung dalam UE dalam waktu dekat seperti apa?

Dalam waktu dekat? Saya tidak tahu. Saya tidak bisa menentukannya tahun atau tanggalnya. Tapi kemungkinan bergabung ada. Dan para pemimpin Uni Eropa telah berkomitmen untuk itu. Baru saja Jumat kemarin.

 

Berharap Perdamaian Segera Terwujud

dubes ue
Wawancara Liputan6.com dengan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket. (Liputan6.com)

Berapa banyak pengungsi yang sekarang pergi ke negara-negara UE?

Saya rasa PBB mengatakan total dua setengah juta pengungsi Ukraina, 300.000 berada di Moldova yang merupakan negara kecil antara Ukraina dan Rumania, dan ada 2,2 juta di dalam Uni Eropa.

Dan ke mana mereka akan pergi? Kami tidak tahu. Itu semua tergantung pada berapa lama konflik akan berlangsung dan bagaimana warga Ukraina terus menghadapi kekerasan dan risiko kematian. Oleh karena itu, kami membutuhkan gencatan senjata dan penarikan pasukan.

Bagaimana UE membantu proses perdamaian dan menurut Anda bagaimana gencatan senjata akan segera berakhir?

Sampai sekarang ini kita belum menjadi bagian dari proses perdamaian. Kami menjadi bagian dari kerja sama bilateral dengan Rusia untuk membawanya lebih dekat ke UE. Keinginan mereka, pilihan berdaulat Ukraina.

Kami juga telah banyak bekerja dengan Ukraina dalam kerangka regional yang disebut Kemitraan Timur, menyatukan negara-negara bagian timur UE dengan bagian barat Eropa Timur. Dan itu cukup membuahkan hasil. Kami harus terus mendorong hal itu.

Dan selain itu, saya pikir kita harus, berbicara dari sisi Uni Eropa, menghadapi kenyataan bahwa kita memiliki situasi keamanan baru di perbatasan timur kita dengan negara tetangga yang tampaknya mungkin dan diperbolehkan untuk menyerang negara lain. Jadi UE akan memasuki fase untuk memikirkan kembali infrastruktur keamanan kami, pendekatan keamanan kami.

Terakhir, Pak Duta Besar, apakah menurut Anda setiap negara harus berbicara lebih lantang tentang masalah ini?

Tentu saja. Saya pikir ini bukan tentang krisis atau serangan timur versus barat. Tidak. Pada akhirnya, sebagian besar Rusia adalah bagian dari barat. Jadi ini tentang krisis atau ancaman terhadap sistem internasional, supremasi hukum, dan penghormatan terhadap negara tetangga Anda, negara lain, kedaulatan teritorial, dan kebutuhan akan hidup berdampingan secara damai.

Jadi dasar-dasar Piagam PBB dipertaruhkan di sini. Dan untuk alasan itu, ada 141 negara yang menentang Rusia di PBB. Kami harus menegaskan ini, secara politik, di tingkat PBB dan di tempat lain, secara bilateral. Kami harus menegaskan dengan sanksi kami. Uni Eropa telah melayangkan sanksi besar-besaran, serta 40 negara lainnya. Dan kami lihat ini bekerja.

Kami melihat bahwa kami mulai meruntuhkan kemampuan Rusia untuk membiayai aksi militernya. Dan itulah yang kami tunggu. Semakin banyak negara yang bergabung dalam menentang Rusia, semakin baik.

Pada akhirnya, kita semua berharap perdamaian akan terwujud.

Saya setuju, dan izinkan saya mengatakan ini, bahwa Rusia adalah orang Eropa. Mereka dekat dengan kami. Ada banyak sekali hubungan antara kami dan Rusia, antara orang Rusia dan warga negara Eropa. Hubungan pribadi, hubungan ekonomi, perdagangan, perjalanan, dll., dan semua itu sekarang berisiko hilang.

Dan itu adalah suatu kenyataan yang menyedihkan. Kami bukan musuh rakyat Rusia. Kami adalah musuh rezim yang berkuasa di Kremlin. Yang kami harapkan adalah untuk membangun kembali situasi di mana kami sekali lagi bisa menjadi Eropa yang damai.

 

 

Infografis Rusia Serang Ukraina dan Dalih Vladimir Putin

Infografis Rusia Serang Ukraina dan Dalih Vladimir Putin. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Rusia Serang Ukraina dan Dalih Vladimir Putin. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya