Liputan6.com, Jakarta - Satu orang di Irlandia membuat 12.272 keluhan atau komplain terhadap Bandara Dublin pada tahun 2021, operator bandara DAA telah mengumumkan.
Dilansir dari laman UPI, Rabu (20/4/2022), orang tak dikenal itu rata-rata melakukan 34 pengaduan sehari dan menyumbang 90% dari semua pengaduan yang diterima DAA tentang pesawat yang lepas landas dan mendarat di lokasi.
Total pengaduan tahun lalu berjumlah 13.569, tetapi akan menjadi hanya 1.296 jika kasus oleh individu tidak dihitung.
Advertisement
Orang yang tinggal di Ongar yang terletak di barat laut Dublin itu sebelumnya juga telah mengajukan 6.227 pengaduan pada tahun 2020, hampir dua kali lipat dari yang mereka lakukan pada tahun 2021.
Keluhan berlanjut pada tahun 2022 dengan orang yang telah mengajukan 5.276 pemberitahuan, rata-rata harian 59.
Sebagian besar keluhan diajukan oleh mereka yang tinggal di dekat bandara dan berada di jalur penerbangan. Sebagian besar keluhan juga tentang pesawat yang digunakan pada malam hari.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mengeluh Kebisingan
DAA mengatakan telah menanggapi setiap keluhan individu dan mengatakan operator bandara berkomitmen untuk bekerja dengan masyarakat dalam masalah seperti kebisingan pesawat.
DAA juga telah memperkenalkan sistem online yang dikenal sebagai Webtrak yang memberikan rincian jalur penerbangan dan tingkat kebisingan dari pesawat yang menggunakan Dublin Airpot. Webtrak juga memudahkan penyampaian keluhan kebisingan.
Advertisement
Gara-gara Kerap Komplain, Wanita Ini Dilarang ke Restoran Favorit
Gara-gara kerap komplain di sebuah tempat makan, seorang wanita dilarang datang kembali ke restoran favoritnya di salah satu negara bagian Australia. Peristiwa itu bermula dari keluhan yang disampaikan sebanyak enam kali dari tujuh kunjungan terakhirnya.
Adalah Kelly Smith dari Wales, Australia yang menerima surat larangan berkunjung dari pemilik cabang restoran dari rantai pub Beefeater. Ia sangat marah karena diminta tak kembali ke tempat makan kesukaannya itu.
Seperti dikutip dari News.com.au, Selasa (10/4/2018), wanita berusia 36 tahun itu mengatakan dia secara teratur mengunjungi pub di Coldra, Wales bersama putranya yang berusia delapan tahun. Alasannya karena dia penggemar sajian garlic bread di sana, sekaligus senang dengan diskon yang ditawarkan sebagai reward dari restoran.
Kepada tabloid South Wales Argus Smith mengatakan membuat beberapa keluhan dalam dua bulan terakhir, dan menerima pengembalian uang sebagai kompensasinya. Namun, dia membantah sengaja komplain agar mendapatkan makanan gratis.
"Saya komplain karena steak pesanan tidak dimasak sebaik yang saya inginkan, setelah menunggu lebih dari satu jam," kata Smith.
"Pada lain waktu burger anak saya terlalu keras untuk dimakan. Staf di sana selalu baik dan menawarkan pengembalian uang atau makanan lain, tapi itu bukanlah yang saya mau," imbuhnya.
Staf di restoran cabang salah satu negara bagian Australia itu sepertinya kewalahan menghadapi komplain dari Nyonya Smith.
Warga Kota Ini Komplain Gara-Gara Rumah Instagrammable
Kehadiran Instagram tak dimungkiri membuat banyak orang mencari lokasi bagus untuk menghasilkan foto yang dianggap artistik. Lokasi tersebut biasanya mendapat predikat 'Instagrammable'.
Namun, perlu diketahui tidak seluruh lokasi Instagrammable itu merupakan ruang publik.
Beberapa di antaranya ternyata merupakan pemukiman penduduk, seperti yang di Rue Crémieux, Perancis, Paris.
Untuk diketahui, Rue Crémieux dikenal sebagai jalanan yang artistik karena gedung perumahan di sekitarnya dibalut dengan warna-warna pastel. Keadaan itu jelas menjadi incaran para Instagrammer untuk mengambil foto.
Sayang, kehadiran para pemburu foto itu ternyata mengganggu kehidupan sekitar pengguna.
Dikutip dari The Verge, Sabtu (8/3/2019), warga di Rue Cremiuex meminta pemerintah kota membuat pagar di sekitar jalanan tersebut.
Menurut warga, pagar itu diletakkan di tiap-tiap ujung jalan agar bisa menghalau pengunjung datang ke jalanan tersebut, terutama saat sore dan akhir pekan.
Terlebih, tidak semua pengunjung hanya mengambil gambar di wilayah tersebut, tapi juga membuat keributan.
"Kami hanya duduk di luar dan makan, di mana ada orang yang mengambil foto, rapper yang membuat klip, atau pesta bujang yang cukup ribut. Terus terang, ini melelahkan," tutur salah seorang penduduk pada radio setempat.
Tingkah laku para Instagrammer di jalanan tersebut juga diabadikan di akun Instagram bernama Club Cremieux.
Akun tersebut berisi kegiatan yang dilakukan para Instagrammer untuk mendapatkan konten menarik.
Advertisement