Liputan6.com, Jakarta - Dalam Sidang Majelis Umum atau SMU PBB ke-77 yang dibuka pada 13 September mendatang, Indonesia akan hadir dalam delegasi yang dipimpin oleh Menlu Retno Marsudi.Â
Di bawah presiden SMU ke-77 yang dipegang oleh Csaba Korosi dari Hungaria, High Level Week (HLW) akan berlangsung pada 20-26 September 2022.
Baca Juga
Ada pun sejumlah misi utama yang akan dibawa Indonesia adalah sebagai berikut: (1) menggaungkan kelancaran Presidensi G20, (2) menegaskan pentingnya multilateralisme, (3) mendorong peran PBB yang lebih berarti dan nyata, (4) penguatan arsitektur kesehatan global dan (5) penyelesaian sengketa secara damai.Â
Advertisement
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak menghadiri Sidang Majelis Umum (SMU) PBB ke-77. Namun, Menlu Retno Marsudi tetap akan hadir dan memimpin delegasi ke Amerika Serikat (AS).Â
"Konfirmasi yang kami terima, memang Bapak Presiden tidak berangkat untuk menghadiri Sidang Majelis Umum PBB tahun ini," ujar Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kemlu, Tri Tharyat, dalam media briefing Kemlu di Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Senin (12/9/2022).
Dirjen Tri turut menambahkan, Menlu Retno Marsudi akan menyampaikan pidato dalam Sidang PBB tersebut, sementara Presiden Jokowi tidak akan menyampaikan pidatonya lewat video karena keputusan PBB.Â
Ia mengatakan, PBB telah memutuskan akan menyelenggarakan acara secara offline sepenuhnya.
"Sesuai tata urutan pembicara, Ibu Menlu akan bicara atas nama Republik Indonesia," kata Dirjen Tri.
Walaupun demikian, Dirjen Tri menegaskan peran Jokowi tetap akan sangat penting dalam rangkaian Sidang Majelis Umum PBB. Sementara itu, pidato Jokowi akan ditampilkan dalam forum-forum selama rangkaian sidang.Â
Presiden Jokowi Akan Terima Penghargaan
Presiden Jokowi akan menerima penghargaan bertajuk "Global Citizen Award 2022" yang bersamaan dengan rangkaian kegiatan Sidang Majelis Umum PBB ke-77.
Penghargaan tersebut diberikan oleh suatu lembaga think-tank terkemuka di Amerika Serikat yakni Atlantic Council.
Berbagai proses telah dilewati sebelum pihak penyelenggara akhirnya memberikan penghargaan tersebut kepada Presiden Jokowi.
"Bapak Presiden diberikan penghargaan ini lewat suatu proses oleh tim di dalam Atlantic Council, dan kenapa beliau terpilih karena award ini merupakan bentuk pengakuan kepemimpinan Indonesia di G20 khususnya mendorong kolaborasi dan penanganan global dan upaya Bapak Presiden dalam menciptakan perdamaian internasional, dan kerja sama pasca-pandemi," ujar Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kemlu, Tri Tharyat, dalam media briefing Kemlu di Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Senin (12/9/2022).
Advertisement
Alasan Pemberian Penghargaan
Selain itu, kehadiran Presiden Jokowi di Moskow dan di Kiev juga menjadi pertimbangan lain dalam pemberian penghargaan tersebut. Hal ini dianggap sebagai suatu bentuk dukungan politik presiden bagi upaya pencapaian solusi atas krisis pangan dan energi serta keuangan, juga bagaimana konflik ini bisa diturunkan.Â
Dirjen Tri Haryat turut menambahkan bahwa penghargaan ini merupakan suatu bentuk pengakuan atas perjalanan karier Jokowi yang meniti kariernya dari bawah.Â
Global Citizen Award
Global Citizen Award diberikan kepada pemimpin dunia dan individu yang berprestasi, yang membuat karya besar bagi kemanusiaan.Â
Sebelum Jokowi, sejumlah pemimpin negara yang telah menerima penghargaan tersebut adalah Presiden Korea Selatan, PM Belanda dan PM Norwegia.Â
Selain tokoh kenegaraan, tokoh lain yang menerima penghargaan tersebut adalah sejumlah aktivis.Â
Untuk tahun ini, presiden Indonesia akan menerima penghargaan bersama dengan PM Swedia dan Presiden Finlandia. Dikarenakan Jokowi tidak bisa menerimanya secara lansung, Menlu Retno Marsudi akan mewakilinya untuk menerima penghargaan. Namun, ia tetap akan menyampaikan pesan lewat video dalam kesempatan tersebut.Â
Advertisement