Korea Selatan dan AS Luncurkan 4 Misil ke Laut Timur, Pembalasan untuk Korea Utara?

Korea Utara sempat membuat resah karena menembak misil yang melewati Jepang.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 05 Okt 2022, 14:07 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2022, 13:30 WIB
Luncurkan Rudal Terbaru, Kim Jong-Un Tebar Senyuman
Pemimpin Korut Kim Jong-Un mengamati tembakan demonstrasi dua rudal taktis tipe terbaru di lokasi bagian barat yang dirahasiakan (7/8/2019). Peluncuran rudal Korut bersenjata nuklir dilakukan setelah militer Korsel dan AS memulai simulasi latihan perang bersama. (KCNA VIA KNS/AFP)

Liputan6.com, Seoul - Korea Selatan dan Amerika Serikat menembak empat misil, merespons aksi meresahkan Korea Utara yang menembakkan misil pada Selasa pagi 4 Oktober 2022. Misil Korut tersebut membuat Hokkaido menyalakan alarm evakuasi, meski tak menimbulkan kerusakan.

Berdasarkan laporan Yonhap, Rabu (5/10/2022), misil yang ditembak Korsel-AS adalah jenis ground-to-ground. Keempatnya ditembak ke Laut Timur pada hari Rabu ini dalam latihan gabungan.

Pihak Kepala Staf Gabungan Korea Selatan menyebut pihak Korsel dan AS menembak misil Army Tactical Missile System (ATACSM). Empat misil itu berhasil menghantam target buatan yang tersedia.

Tak diungkap lokasi dan waktu pelatihan. Namun, warga di Kota Gangneung di pesisir timur Korsel mengaku melihat cahaya terang dan suara kuat pada sekitar pukul 01.00 pagi.

Pihak Aliansi Korea Selatan-Amerika Serikat disebut akan terus bersiap di tengah adanya potensi provokasi lanjutan dari Korea Utara.

Pemimpin Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, Jenderal Kim Seung Kyum, serta Kepala Staf Gabungan AS, Jendera Mark Milley, telah mengecam peluncuran misil Korea Utara. Mereka mengingatkan bahwa Korut akan menghadapi postur tempur yang lebih kuat dari pihak sekutu jika terus-menerus melakukan provokasi.

Reaksi Jepang Atas Misil Korea Utara

Berdasarkan laporan Kyodo, Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada berkata misil itu terbang sejauh 4.600 kilometer. Itu merupakan jarak terpanjang untuk misi jarak menengah yang ditembak Korea Utara. Misil itu mencapai altitude 1.000 kilometer.

Lebih lanjut, Yamada berkata misil itu terbang melewati Jepang sekitar satu menit dan mendarat di luar Zona Ekonomi Eksklusif Jepang, sekitar 3.200 kilometer di Samudera Pasifik. Tak ada laporan kerusakan baik di darat, laut, dan udara.

Sirene Berbunyi

Senyum Kim Jong-un Pantau Latihan Militer Korea Utara
Ekspresi Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un saat memantau latihan militer Korea Utara di lokasi yang dirahasiakan pada hari Senin (2/3/2020). Latihan militer digelar ketika perundingan nuklir dengan Amerika Serikat terhenti. (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Korea Utara membuat resah warga Pulau Hokkaido di Jepang karena menembakan misil pada Selasa pagi (4/10). Akibatnya, Hokkaido harus membunyikan sirene agar masyarakat berlindung. Kecaman pun diberikan pemeritah Jepang.

Berikut video terkait yang beredar di Twitter ketika sirene berbunyi keras: 

Berdasarkan laporan Kyodo, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida tetap memberikan protes keras terhadap Korea Utara atas tembakan misil tersebut, meski tak ada kerusakan di darat, laut, maupun udara.

Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno berkata aksi Korea Utara merupakan ancaman bagi kawasan dan komunitas internasional. Matsuno menyebut misil itu ditembak pada pukul 07.22 pagi dan mendarat di luar Jepang pada sekitar pukul 07.44 pagi.

Aktivitas di bandara-bandara di Hokkaido sempat terdampak akibat aksi Korea Utara. Operasi kereta Shinkansen di Pulau Tohoku dan Hokkaido juga dihentikan sementara, meski hanya sebentar.

Pengakuan Orang Indonesia Saat Korea Utara Tembak Rudal ke Wilayah Jepang

Kim Jong-un Saksikan Langsung Peluncuran Rudal Balistik. (KCNA/KNS via AP)
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un mengawasi langsung uji coba peluncuran rudal balistik Hwasong-12 di lokasi yang tak diketahui pada foto yang dirilis Sabtu (16/9). Kim Jong-Un bersumpah akan menyempurnakan kekuatan nuklir negaranya. (KCNA/KNS via AP)

Korea Utara dilaporkan telah menembakkan rudal balistik ke Jepang untuk pertama kalinya dalam lima tahun pada Selasa 4 Oktober 2022. Aksi ini memicu peringatan bagi penduduk untuk berlindung dan penangguhan sementara operasi kereta di Jepang utara.

Pemerintah Jepang memperingatkan warganya untuk berlindung ketika rudal itu tampaknya telah terbang melewati wilayahnya sebelum jatuh ke Samudra Pasifik. 

"Korea Utara tampaknya telah meluncurkan rudal. Harap mengevakuasi diri ke gedung atau ruang bawah tanah," kata pemerintah Jepang dalam peringatan langka yang dikeluarkan pada Selasa pukul 07.29 waktu setempat (Senin 22.29 GMT ) seperti dikutip dari BBC, Selasa (4/10/2022).

Mengutip akun Twitter RyuDeka @RyuDeka, diketahui bahwa seorang teman yang tinggal di Jepang mengabarkan dalam keadaan darurat. Karena Korea Utara menembakkan misil ke arah wilayah tersebut.

"Dapet kabar dari teman yang tinggal di Jepang, kalo Jepang dalam keadaan darurat. Ada yang bisa konfirmasi?," tulisnya di akun @RyuDeka.

Selain itu, pria yang menurut profil di akun Twitter @RyuDeka berprofesi sebagai guru yoga itu menyertakan tangkapan layar percakapannya dengan orang Indonesia, teman yang berada di Jepang.

Berikut ini isi pesannya:

... 1 jam lalu (sekitar 7.30 waktu Jepang/ 5.30 WIB) ada pengumuman keadaan darurat dari pemerintah Jepang di TV," tulis 

Korea Utara diketahui menembakkan missile ke wilayah Jepang terutama Aomori dan Hokkaido. Warga negara di wilayah itu disuruh segera berlindung di bawah tanah atau di dalam rumah

Shinkansen dan kereta di dua wilayah itu operasinya segera dihentikan

Sekitar jam 8.10 (waktu Jepang), alert keadaan darurat dicabut kecuali Hokkaido dan Aomori

Misil diketahui telah jatuh di Pacific Ocean, tapi warga negara diminta tetap waspada

Teman dari pemilik akun @RyuDeka mengatakan tinggal di Gifu, jauh dari arah terbang rudal yang ditembakkan Korea Utara ke Aomori dan Hokkaido.

Menurut pihak berwenang, Jepang tidak menggunakan tindakan pertahanan apa pun untuk menghancurkan rudal itu, yang merupakan yang pertama terbang di atas atau melewati Jepang dari Korea Utara sejak 2017.

Korea Utara Dukung Aneksasi Rusia ke 4 Wilayah Ukraina

Bendera dukungan terhadap Ukraina di tengah perang dengan Rusia.
Bendera dukungan terhadap Ukraina di tengah perang dengan Rusia. (AFP/Fabrice Coffrini)

Korea Utara menyatakan dukungannya atas aneksasi Rusia terhadap empat wilayah Ukraina yang diduduki pasukannya pada Selasa 3 Oktober 2022.

Selain itu, Korea Utara juga menuduh AS dan sekutunya bertindak seperti gangster dengan memimpin upaya di PBB untuk menentang apa yang Moskow lakukan.  

Dia mengecam AS karena menerapkan "standar ganda seperti gangster" di PBB, bersikeras bahwa agresi Washington sebelumnya terhadap bekas Yugoslavia, Afghanistan, dan Irak belum ditangani di DK PBB.

Pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa Moskow telah mencaplok empat wilayah Ukraina, dengan mengadakan referendum yang diorganisir Kremlin di atas wilayah yang dikuasai oleh militer Rusia.

Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya menyebut referendum tersebut sebagai penipuan yang dilakukan di bawah todongan senjata dan bersumpah tidak akan pernah mengakui aneksasi tersebut, seperti dikutip dari laman Global Village Space, Rabu (5/10/2022).

Namun, Menteri Luar Negeri Korea Utara Jo Chol Su menegaskan bahwa referendum untuk bergabung dengan Rusia adalah sah dan "diadakan sesuai dengan Piagam PBB yang mengatur prinsip-prinsip kesetaraan bangsa-bangsa," demikian menurut pernyataan KCNA news agency.

Seperti yang kita ketahui, Korea Utara adalah sekutu Rusia. 

"Mayoritas pemilih mendukung upaya untuk berintegrasi dengan Rusia," kata Jo Chol Su dalam sebuah pernyataan, demikian yang dilaporkan KCNA.

Rusia pada Jumat 30 September melakukan veto terhadap tawaran yang diprakarsai AS di Dewan Keamanan PBB untuk mengecam aneksasi Korea Utara. Namun, Rusia tidak memperoleh dukungan terhadap veto tersebut, sementara China dan India abstain.

Jo Chol Su mengatakan Amerika Serikat mencampuri urusan internal negara-negara merdeka dan "menyalahgunakan" Dewan Keamanan PBB.

"Masa-masa AS dapat menggunakan DK PBB sebagai perisai dan sarana agresi untuk mempertahankan supremasinya tidak akan pernah kembali ketika ," imbuh Jo Chol Su.

Infografis 9 Tips Lansia Tetap Sehat Bebas Covid-19
Infografis 9 Tips Lansia Tetap Sehat Bebas Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya