Liputan6.com, Jakarta - Merayakan 30 Tahun hubungan dilomatik Indonesia dan Ukraina, Kedutaan Besar Ukraina melakukan acara amal yang bertujuan untuk membantu anak-anak Ukraina yang terkena dampak perang dengan Rusia.
Acara dengan tema “Heart Through Art” menghadirkan pameran lukisan karya Varvara Harmain dan Vitalii Kernozenko. Varvara merupakan anak dari Vasyl Hamianin Duta Besar Ukraina untuk Indonesia.
Baca Juga
Ungguli Meksiko, Indonesia Raih Posisi Keempat Dunia dalam Kecintaan Terhadap Bola Basket
Gagal di Piala AFF 2024, Asisten Shin Tae-yong: Evaluasi Berlanjut, Pemain Timnas Indonesia Perlu Menyadari Kekurangannya
Indonesia Torehkan Prestasi Gemilang Raih Gelar Juara Umum Kejuaraan Dunia Pencak Silat di Abu Dhabi
Lelang lukisan yang dilakukan sendiri dibuka mulai harga Rp 1.000.000 setiap lukisan dengan kelipatan Rp 500.000 per lukisannya.
Advertisement
Vasyl Hamian menjelaskan bahwa acara ini pertama kali dilakukan di Indonesia, kekhawatiran terhadap anak-anak yang kehilangan keluarga, tempat tinggal dan sekolah yang menjadi dasar dilaksananya acara lelang ini.
“Anak-anak di Ukraina tidak bisa hidup selayaknya anak lain, mereka harus kehilangan tempat tinggal, pendidikan dan terpisah dengan orang tua mereka. Saya berharap seluruh hadirin disini dapat membantu, berapapun dan dengan apa kontribusi yang diberikan, bantuan dari hadirin sangat berpengaruh” ujar Vasyl Hamianin dalam acara Pembukaan Pameran dan Lelang Lukisan “Heart Through Art”, Sabtu (08/10).
“Untuk dapat menyebarkan cinta kasih dan kebaikan, karena seperti yang telah kami sampaikan dari waktu ke waktu, Anda tidak perlu menjadi orang Ukrania, atau Amerika, atau Jerman, atau siapa pun juga, untuk menolong orang-orang di negara kami.”
Banyak tamu undangan yang tertarik dengan lukisan-lukisan yang dipamerkan salah satunya satunya adalah Duta Besar Swedia untuk Indonesia Marina Berg.
Marina Berg adalah satu dari sejumlah duta besar yang hadir, seperti dubes Finlandia dan Jepang untuk Indonesia. Berg berkata para dubes hadir sebagia bentuk solidaritas untuk Ukraina. Ia juga memenangkan hasil lelang dan berhak membawa pulang lukisan yang dia inginkan.
Selain Marina Berg, Duta Besar Seychelles untuk Indonesia Nico Barito juga mengikuti lelang dari lukisan-lukisan karya Varvara Harmain dan Vitalii Kernozenko.
Hasil dari lelang akan langsung disumbangkan kepada anak-anak Ukraina yang terdampak perang Ukraina dengan Rusia.
Penampilan Tari Tradisional
Ada yang menarik dalam acara lelang kali ini, karena dalam acara pembukaanya Kedutaan Besar Ukraina memberikan pertunjukan tari tradisional Indonesia.
Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk kerja sama antara dua negara yaitu Ukraina dan Indonesia.
“Saya harap hadirin semua menikmati penampilan yang kami bawakan, saya berharap tentang kesuksesan dilaksanakannya acara ini dan saya juga mendoakan dan berteriakasih untuk seluruh orang tua Indonesia,” ucap Vasyl Hamianin dalam acara Pembukaan Pameran dan Lelang Lukisan “Heart Through Art”, Sabtu (08/10).
Penampilan Tari Tradisional Jogja dibawakan secara apik oleh tiga belas penari oleh Mitra Tari Hadiprana. Ada pula tarian kontemporer yang menggunakan topeng. Penari tersebut menutup acara pembuka dan bergerak memandu para tamu dan duta besar menuju galeri lukisan.
Selain penampilan dari Tari Tradisional acara ini memberikan memberikan bazar seni dan pernak-pernik serba batik.
Acara pameran dan bazar akan tetap berlangsung hingga tanggal 30 Oktober 2022.
Advertisement
Harapan Varvara Haminain
Varvara Haminain, anak dari Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin sekaligus pemeran utama dari acara lelang ini mengungkapkan motivasi dan harapannya untuk acara ini.
Varvara Haminain menjelaskan bahwa Ia mulai berencana untuk melelang lukisannya dari April 2022, dia mulai serius terhadap lukisan yang Ia buat setelah prihatin melihat anak-anak Ukraina yang terdampak perang dengan Rusia.
“Awalnya melukis merupakan hobi untuk saya, namun setelah negara saya mengalami konflik yang panjang, saya menempatkan hobi saya untuk mengekspresikan perasaan saya mewaikili seluruh masyarakat Ukraina,” ucap Varvara dalam acara Pembukaan Pameran dan Lelang Lukisan “Heart Through Art” kepada tim Liputan6, Sabtu (08/10).
“Banyak lukisan yang saya buat mengungkapkan perasaan dan situasi terkini di Ukraina, bagaimana perasaan akan ketakutan, sendirian dan kesedihan dituangkan dalam suatu bentuk lukisan.”
Ia menuangkan apa yang awalnya menjadi hobi dan kesukaanya dapat berguna dan membantu banyak orang khususnya anak-anak tidak bersalah yang menjadi korban ditengah konflik.
“Saya tidak membantu sebanyak itu sebenarnya, saya hanya ingin berkontribusi semampu saya untuk membantu anak-anak di Ukraina, banyak anak-anak tidak bersalah harus kehilangan nyawa mereka atas konflik ini, sekarang ini siapapun dan dimanapun dapat membantu sebisa mereka,” ujar Varvara Haminain.
Presiden Zelensky: Ukraina Bersiap untuk Perang Nuklir dengan Rusia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan para pejabat Rusia telah mulai "mempersiapkan masyarakat mereka" untuk kemungkinan penggunaan senjata nuklir, tetapi menambahkan dia tidak percaya Rusia siap menggunakannya.
Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Presiden Zelensky membantah telah mendesak pemogokan terhadap Rusia, mengklaim bahwa pernyataan sebelumnya telah salah diterjemahkan.
"Anda harus menggunakan tendangan pencegahan," katanya, merujuk pada sanksi, "bukan serangan", demikian seperti dikutip dari BBC, Sabtu (8/10/2022).
Dalam beberapa pekan terakhir, tentara Ukraina telah merebut kembali petak-petak besar wilayah dalam serangan balasan yang sukses yang telah memaksa pasukan Rusia untuk meninggalkan posisi yang telah lama dipegang. Dalam apa yang digambarkan Kyiv sebagai tanggapan Moskow terhadap kekalahannya, Presiden Vladimir Putin telah memasukkan empat wilayah Ukraina yang sebagian diduduki.
Aneksasi, yang secara luas dianggap ilegal, telah menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan eskalasi dalam perang tujuh bulan. Presiden Putin dan pejabat senior Rusia lainnya telah menyarankan bahwa senjata nuklir - mungkin senjata taktis yang lebih kecil - dapat digunakan untuk mempertahankan daerah-daerah itu, meskipun para pejabat Barat mengatakan belum ada bukti bahwa Moskow siap untuk melakukannya.
Berbicara dalam bahasa Inggris di kantor presiden di Kyiv, Presiden Zelensky mengatakan: "Mereka mulai mempersiapkan masyarakat mereka. Itu sangat berbahaya.
"Mereka belum siap melakukannya, untuk menggunakannya. Tetapi mereka mulai berkomunikasi. Mereka tidak tahu apakah mereka akan menggunakannya atau tidak. Saya pikir berbahaya bahkan untuk membicarakannya."
Wawancara itu terjadi beberapa jam setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa ancaman Rusia untuk menggunakan senjata nuklir telah membawa dunia lebih dekat ke "Armageddon" daripada kapan pun sejak Krisis Rudal Kuba selama Perang Dingin.
Advertisement