Janji Qatar Soal Netral Karbon Dianggap Dusta, Banyak Pesawat Seliweran Saat Piala Dunia

Menjelang Piala Dunia, Qatar berjanji akan menjadikan ini acara netral karbon pertama dalam sejarah turnamen.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 01 Des 2022, 12:53 WIB
Diterbitkan 01 Des 2022, 12:38 WIB
500 Ribu Tiket Pesawat Gratis Akan Dibagikan Hong Kong Untuk Pulihkan Pariwisata
Virgin Atlantic akan menangguhkan penerbangan di Hong Kong karena masalah yang berkaitan dengan perang di Ukraina. Credits: pexels.com by Pixabay

Liputan6.com, Abu Dhabi - Menjelang Piala Dunia, Qatar berjanji akan menjadikan ini acara netral karbon pertama dalam sejarah turnamen. Tetapi aktivis iklim ragu dengan klaim tersebut. Jadi, apakah Qatar memenuhi janjinya?

Karena kekurangan kamar hotel di Qatar, puluhan ribu pengunjung tinggal di negara-negara Teluk tetangga, termasuk Uni Emirat Arab.

Layanan penerbangan antar-jemput telah disiapkan untuk membawa penggemar ke pertandingan sepak bola, dengan perkiraan 500 penerbangan setiap hari masuk dan keluar dari ibu kota Qatar, Doha.

Dari jumlah tersebut, Dubai di UEA mengoperasikan hampir 120 penerbangan setiap hari.

Biaya lingkungan untuk mengangkut penggemar ke negara tuan rumah dengan pesawat menjadi sorotan, dikutip dari BBC, Kamis (1/12/2022).

Firma akuntansi karbon yang berbasis di Paris, Greenly, memperkirakan penerbangan bolak-balik telah menghasilkan antara 6.000 dan 8.000 ton emisi karbon dioksida (CO2) setiap hari sejak turnamen dimulai.

Volume penerbangan yang sangat besar merusak janji penyelenggara untuk meminimalkan penerbangan selama turnamen, kata Khaled Diab, dari kelompok advokasi Carbon Market Watch.

"Salah satu alasan mengapa begitu banyak stadion terkonsentrasi di wilayah geografis yang kecil adalah untuk membantu mengurangi emisi yang terkait dengan perjalanan udara," katanya.

Piala Dunia diperkirakan akan menarik lebih dari 1,2 juta pengunjung, tetapi Qatar hanya memiliki 30.000 kamar hotel, 80% di antaranya telah dipesan sebelumnya oleh FIFA untuk tim sepak bola, ofisial, dan sponsor.

Untuk meningkatkan pilihan akomodasi, penyelenggara menawarkan kamar bersama di apartemen kosong, vila, desa hingga tenda bergaya tradisional di padang pasir.

Namun opsi ini ternyata cukup mahal, memaksa banyak penggemar mencari jalan lain.

 

Pesawat Pesanan Pulang Pergi

Foto: Qatar Bersolek, Siap Menyambut Perhelatan Akbar Piala Dunia 2022
Suasana lalu lintas di kota Doha, Qatar menjelang Piala Dunia 2022 pada Jumat (19/11/2022). (Dok. SCM)

Dubai telah dipadati penggemar, dimana Dewan Olahraga Dubai memperkirakan bahwa akan ada satu juta pengunjung tambahan selama turnamen berlangsung.

Penerbangan antar-jemput memungkinkan wisatawan memesan penerbangan pulang-pergi pada hari yang sama dari Dubai atau lokasi negara Teluk lainnya.

Jet pribadi dan charter juga sangat diminati, dimana ratusan orang mendarat di Qatar setiap hari dari seluruh wilayah.

Diab, dari Carbon Market Watch, mengatakan penggunaan pesawat bolak balik menunjukkan janji untuk membuat netral karbon turnamen tidak pernah serius dilakukan.

"Jika mau, mereka bisa mencari solusi lain, seperti mengemudi dari negara tetangga," katanya.

Namun Qatar membela keputusannya.

Seorang juru bicara Komite Penyelenggara Piala Dunia mengatakan layanan antar-jemputnya telah memungkinkan "penerbangan langsung yang efisien ke dan dari Piala Dunia FIFA di Qatar".

"Penerbangan langsung secara signifikan lebih efektif karbon daripada penerbangan dengan sistem transit," katanya.

Qatar berencana untuk menghitung emisi yang dihasilkan oleh penerbangan bolak balik sebagai bagian dari keseluruhan jejak karbon acara tersebut.

Piala Dunia Qatar 2022 Jadi yang Termahal Sepanjang Sejarah

Foto: Gelar Laga Uji Coba Resmi, Iconic Lusail Stadium sebagai Stadion Terbesar di Qatar Siap Gelar Piala Dunia 2022, Ini Profil Singkatnya
Kurang lebih 3 bulan lagi putaran final Piala Dunia 2022 Qatar akan dimulai. Iconic Lusail Stadium terpilih sebagai venue pembuka dan penutup ajang pesta akbar sepak bola 4 tahunan sejagat ini. Tak salah jika Iconic Lusail Stadium terpilih dalam dua laga tersebut dan beberapa laga lainnya karena menjadi stadion terbesar dari 8 stadion yang digunakan di Qatar nanti. Mau tahu seperti apa suasana Iconic Lusail Stadium yang telah menggelar laga uji coba resmi tersebut? Berikut profil singkatnya. (AFP/Mustafa Abumunes)

Keputusan FIFA pada 2010 dianggap mengejutkan dan kontroversial setelah memberikan hak tuan rumah Piala Dunia 2022 kepada Qatar. Setelah 12 tahun berlalu, turnamen sepak bola kasta tertinggi itu segera dimulai pada 20 November hingga 18 Desember 2022.

Untuk menggelar Piala Dunia 2022, Qatar telah menginvestasikan uang yang banyak. Bahkan menjadikannya sebagai tuan rumah Piala Dunia dengan biaya termahal sepanjang sejarah, sejak pertama kali digelar pada 1930.

Meski Negara Teluk itu tidak mengeluarkan angka pasti, biayanya bahkan diperkirakan melebihi jumlah yang dikeluarkan dari gabungan 21 penyelenggaraan Piala Dunia sebelumnya. Menurut berbagai ahli dan laporan, biayanya melebihi 200 miliar dolar atau 199 miliar euro, bahkan bisa lebih tinggi lagi.

Sebagai perbandingan, Piala Dunia termahal sebelumnya, yaitu turnamen 2014 di Brasil dan edisi 2018 di Rusia, keduanya menelan biaya kurang dari 15 miliar dolar.

Dan Plumley, dosen bidang keuangan olahraga di Universitas Sheffield Hallam mengatakan, ketika Qatar terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 pada 2010, perkiraan awal menyebutkan potensi biaya sebesar 65 miliar dolar. Namun, "beberapa perkiraan baru-baru ini mengatakan bahwa itu berpotensi mencapai 200 miliar dolar. Ini akan menjadi yang terbesar dalam hal biaya yang pernah tercatat hingga saat ini," katanya kepada DW, dikutip Jumat (18/11/2022).

"Meskipun kita belum tahu seberapa tepatnya.

Visi Nasional Qatar 2030

Stadion Lusail Qatar
Suasana pembangunan Stadion Lusail di Qatar, Jumat (20/12). Lusail akan menjadi stadion untyuk partai pembuka dan penutup piala dunia 2022 di Qatar. (AFP/Giuseppe Cacace)

Konsultan keuangan olahraga AS, Front Office Sports memperkirakan biaya sebesar 220 miliar dolar, sementara Hassan Al Thawadi, kepala badan Qatar yang ditugaskan untuk menyelenggarakan turnamen tersebut, mengatakan bahwa biaya infrastruktur sejak negara tersebut menang sebagai tuan rumah akan melebihi 200 miliar dolar.

Ketidakpastian jumlah biaya ini muncul karena sebagian besar dari miliaran yang telah dihabiskan pemerintah Qatar sebelum turnamen adalah untuk infrastruktur nonsepak bola, seperti sistem metro baru, bandara internasional, jalan baru, sekitar 100 hotel baru, dan fasilitas rekreasi.

Sebagian besar investasi ini merupakan bagian dari proyek investasi publik Negara Teluk yang lebih luas, yang dikenal sebagai Visi Nasional Qatar 2030.

"Piala Dunia menjadi katalis bagi pemerintah Qatar yang ingin mengatasi masalah infrastruktur negara," kata Kieran Maguire, spesialis keuangan sepak bola di Universitas Liverpool, kepada DW.

"Ini memberi mereka titik fokus. Dibandingkan dengan Piala Dunia lainnya, ini jauh lebih mahal," imbuhnya

Ini menjadi semacam "taruhan kekuatan halus" sangat besar bagi Qatar yang sebenarnya akan berakhir dengan kerugian dalam hal komersial, menurut Plumley. Tapi ini sesuatu yang tidak terlalu menjadi perhatian Doha karena mereka memiliki kekayaan energi sangat besar.

Keuntungan utama yang dicari Qatar, lanjutnya, adalah nonkomersial. "Hubungan internasional adalah motivasi utama Qatar sebagai tuan rumah turnamen dan ini juga tentang kekuatan halus terkait strategi pertahanan dan keamanan. Uang jelas bukan masalah bagi Qatar. Negara ini jelas mampu menjadi tuan rumah Piala Dunia dan mereka bersedia menanggung kerugian. Dalam banyak hal, Piala Dunia 2022 adalah sebuah anomali keuangan."

Qatar Infografis
Pemutusan hubungan diplomatik oleh sejumlah negara Arab terhadap Qatar memicu krisis Timur Tengah. (Liputan6.com/Infografis)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya