Korea Utara Kembali Menembakkan Rudal Balistik, Korsel dan Jepang Waspada

Korea Utara menembakkan rudal balistik ke arah laut di lepas pantai timur Semenanjung Korea pada hari Minggu, kata militer Korea Selatan.

oleh Hariz Barak diperbarui 18 Des 2022, 10:33 WIB
Diterbitkan 18 Des 2022, 10:30 WIB
Bendera Korea Utara (AFP PHOTO)
Bendera Korea Utara (AFP PHOTO)

Liputan6.com, Jakarta - Korea Utara menembakkan rudal balistik ke arah laut di lepas pantai timur Semenanjung Korea pada hari Minggu, kata militer Korea Selatan.

Penyiar publik Jepang NHK mengatakan rudal balistik yang ditembakkan Korea Utara itu mendarat di luar zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang, mengutip pejabat pemerintah yang tidak disebutkan namanya, seperti dikutip dari CNBC International, MInggu (18/12/2022).

Peluncuran rudal Korea Utara datang hanya beberapa hari setelah negara itu menguji mesin bahan bakar padat berdaya dorong tinggi yang menurut para ahli akan memungkinkan peluncuran rudal balistik yang lebih cepat dan lebih mobile, karena berusaha mengembangkan senjata strategis baru dan mempercepat program nuklir dan rudalnya.

Uji coba itu, yang diawasi oleh pemimpin Kim Jong Un, dilakukan pada hari Kamis di Sohae Satellite Launching Ground Korea Utara yang telah digunakan untuk menguji teknologi rudal, termasuk mesin roket dan kendaraan peluncuran ruang angkasa, kantor berita resmi KCNA melaporkan pada hari Jumat.

Korea Utara telah melakukan sejumlah uji coba rudal yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini, termasuk rudal balistik antarbenua (intercontinental ballistic missile – ICBM) yang mampu mencapai daratan A.S., meskipun ada larangan dan sanksi internasional.

Pada bulan November, Korea Utara menguji coba ICMB yang menurut para pejabat Jepang memiliki jangkauan yang cukup untuk mencapai daratan Amerika Serikat dan yang mendarat hanya 200 kilometer (130 mil) dari Jepang.

Jepang pada hari Jumat meluncurkan pembangunan militer terbesarnya sejak Perang Dunia Kedua dengan rencana $ 320 miliar yang akan membeli rudal yang mampu menyerang China dan menyiapkannya untuk konflik yang berkelanjutan.

 

AS, Jepang, Korea Selatan Bertemu di Jakarta, Kecam Rudal Korea Utara

Bendera Korea Utara (AFP)
Bendera Korea Utara (AFP)

Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan dikabarkan menggelar pertemuan trilateral di Indonesia pada 13 Desember 2022. Nuklir Korea Utara menjadi sorotan utama dari pertemuan ini, terutama karena uji rudal yang terus dilakukan negara pariah tersebut.

Kedutaan Besar AS menjadi tuan rumah dari pertemuan itu. Duta Besar AS Sung Kim memang merangkap sebagai Utusan Khusus AS untuk Korea Utara.

Perwakilan Korea Selatan dan Jepang yang turut diundang ke Jakarta adalah Utusan Khusus Perdamaian dan Keamanan Semenanjung Korea Kim Gunn dan Dirjen Urusan Asia dan Oseania Kementerian Luar Negeri Jepang Funakoshi Takehiro.

Ketiga negara menyorot penembakan delapan rudal balistik interkontinental Utara yang dianggap melanggar hukum. AS, Jepang, dan Korea Selatan juga meninjau pemberian sanksi terbaru kepada Korea Utara.

"Mereka turut meninjau pemberian sanksi-sanksi trilateral yang tersinkronisasi untuk menarget Korea Utara pada awal Desember dan menekankan perlunya menggunakan segara alat untuk mencegah pertumbuhan rudal balistik Korea Utara yang mendestabilisasi dan program-program nuklir," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price dalam pernyataan resminya, Rabu (14/12/2022).

Selain itu, ketiga negara ikut menyorot aktivitas cyber Korea Utara yang dinilai berbahaya, serta HAM di negara tersebut.

"Para pejabat juga menyerukan kepada Pyongyang agar segera menyetop tingkah laku yang tak sesuai hukum dan berbahaya dan kembali pada dialog konstruktif untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas Semenanjung Korea dan di kawasan," tegas Ned Price.

 

AS Protes ke China

Ilustrasi Korea Utara
Ilustrasi Korea Utara (AP)

Sebelumnya, utusan khusus Amerika Serikat untuk Korea Utara Sung Kim telah menyampaikan keprihatinannya kepada mitranya dari China Liu Xiaoming atas uji coba rudal balistik oleh Korea Utara pada tahun ini dalam "jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya".

Kim menekankan perlunya untuk menegakkan sanksi sepenuhnya terhadap Pyongyang, kata Departemen Luar Negeri AS pada Kamis (8/12).

Kekhawatiran itu diungkapkan selama konferensi video pada Rabu yang bertujuan untuk membahas "perilaku Korea Utara yang semakin tidak stabil dan meningkat," kata Deplu AS dalam sebuah siaran pers.

Konferensi tersebut adalah pembicaraan terbaru antara pejabat senior Amerika Serikat dan China setelah pertemuan antara Presiden Joe Biden dan Presiden Xi Jinping.

Biden dan Xi sebelumnya bertemu di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Kelompok 20 negara ekonomi utama dunia (KTT G20) di Indonesia dalam upaya untuk mengelola persaingan AS-China yang semakin intensif dan untuk tetap membuka jalur komunikasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya