Liputan6.com, Yerusalem Timur - Seorang pria Palestina dilaporkan melepaskan tembakan di luar sinagoge di Yerusalem Timur pada Jumat (27/1/2023) malam, menewaskan tujuh orang.
Polisi Israel mengatakan penembakan terjadi di Neve Yaakov, sebuah lingkungan dengan populasi ultra-Ortodoks yang besar. Pelaku dikabarkan sempat melarikan diri dengan mobil, namun berhasil dikejar dan terjadi kontak senjata sebelum polisi membunuhnya.
Baca Juga
Israel Umumkan Wajib Militer 7.000 Orang Yahudi Ultra-Ortodoks, Akan Ikut Perang di Gaza dan Lebanon?
Hamas Kasih Syarat Ke Donald Trump untuk Gencatan Senjata Gaza, Perang Israel Vs Hamas Bakal Berakhir?
Kisah Malang Mazyouna di Gaza, Wajahnya Hancur oleh Roket Israel dan Dilarang Mendapat Perawatan
Kepala Kepolisian Yerusalem Doron Turjeman mengonfirmasi tujuh kematian, selain penembak, dan mengatakan tiga orang terluka. Demikian seperti dikutip dari AP, Sabtu (28/1). Layanan Penyelamatan Israel, MADA, mengungkapkan bahwa para korban tewas terdiri lima pria dan dua wanita.
Advertisement
Polisi mengidentifikasi penyerang sebagai warga Yerusalem Timur berusia 21 tahun yang dinilai bertindak sendiri. Turjeman menjanjikan upaya "agresif dan signifikan" untuk melacak siapa pun yang membantunya. Polisi juga merilis foto pistol yang katanya digunakan oleh penyerang.
Peristiwa di sinagoge tersebut terjadi sehari setelah serangan oleh militer Israel ke kamp pengungsi Palestina di Jenin, Tepi Barat yang diduduki, menewaskan sembilan orang. Balasan atas aksi tersebut juga dilancarkan dengan menembakkan rentetan roket dari Gaza dan mendapat respons serangan balasan dari Israel.
Memanasnya situasi telah menimbulkan tantangan awal bagi pemerintahan baru Israel pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang didominasi oleh kalangan ultranasionalis.
Berbicara kepada wartawan di markas polisi nasional Israel, PM Netanyahu menuturkan dia telah mengadakan penilaian keamanan dan memutuskan "tindakan segera." Netanyahu mengatakan dia akan mengadakan rapat kabinet terbatas pada Sabtu malam, setelah akhir Sabat, untuk membahas tanggapan lebih lanjut.
Namun, Netanyahu menolak untuk menguraikan tindakan segera yang dimaksudnya. Dia hanya mengatakan bahwa Israel akan bertindak dengan "pasti dan tenang". Dia meminta publik untuk tidak main hakim sendiri.
Kementerian Luar Negeri Israel menggarisbawahi bahwa serangan ke sinagoge ini menjadi yang paling mematikan bagi orang Israel sejak penembakan 2008 menewaskan delapan orang di seminari Yahudi di Yerusalem.
Dukungan AS
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant telah menginstruksikan kepada pimpinan militer dan pejabat keamanan lainnya untuk membantu polisi dan memperkuat pertahanan di sekitar Yerusalem dan pemukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki.
"Pertahanan Israel akan beroperasi secara tegas dan kuat terhadap teror dan akan mengejar siapapun yang terlibat dalam serangan," ujar Gallant.
Sekutu utama Israel, Amerika Serikat, melalui Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan, Washington sangat mengutuk serangan itu serta terkejut dan sedih atas hilangnya nyawa dalam serangan yang terjadi pada Hari Peringatan Holocaust Internasional.
"AS akan memberikan dukungan penuh kami kepada pemerintah dan rakyat Israel," tegas Jean-Pierre.
Advertisement