Liputan6.com, Ankara - Turki diguncang gempa hari ini dan korban tewas meningkat menjadi 1.121 orang, menurut badan bencana negara itu.
Ini membuat jumlah keseluruhan korban jiwa akibat gempa bumi di Turki dan Suriah menjadi lebih dari 1.900, karena angka terbaru dari Suriah diperkirakan mencapai 783 orang.
Jumlah korban akibat gempa Turki diperkirakan akan terus meningkat saat tim penyelamat mencari korban selamat, dikutip dari BBC, Senin (6/2/2023).
Advertisement
Turki merupakan satu dari negara di dunia yang rawan terhadap gempa bumi. Penyebab gempa Turki ternyata disebabkan oleh aktivitas Anatolian Plate (Lempeng Anatolia).
Lantas, apa itu Lempeng Anatolia?
Dikutip dari laman Eurasiatectonics, Lempeng Anatolia terletak di Turki dan merupakan bagian dari sistem aktivitas tektonik yang kompleks dan relatif aktif di wilayah tersebut, terutama dengan lempeng sekitarnya.
Lempeng tersebut berbagi batas dengan Lempeng Eurasia, Lempeng Afrika, Lempeng Arab, dan Lempeng Laut Aegean.
Wilayah ini juga terkenal dengan Sesar Anatolia Utara atau North-Anatolian Transform Fault, yaitu patahan transformasi benua yang mencolok dari timur-barat yang terletak di Turki utara.
Kemudian, ini menghasilkan aktivitas gempa yang terus-menerus di sepanjang patahan tersebut. Wilayah ini juga dapat dibagi lagi menjadi tiga wilayah tektonik yang lebih kecil:
- Pontides
- Anatolide-Taurides
- dan Platform Arab
WNI di Turki
Berdasarkan laporan dari Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu RI) sejauh ini ada tiga WNI terluka, namun sudah dilarikan ke rumah sakit.
KBRI Ankara mengatakan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berkomunikasi dengan Gubernur Kahramanmaras. Ia menyampaikan pesan duka kepada masyarakat terdampak, menginfokan bahwa telah mengerahkan tim SAR dari seluruh Turki.
Mendagri Suleyman Soylu juga menyampaikan bahwa prioritas saat ini adalah penyelamatan korban yang terjebak di reruntuhan dan bantuan darurat masyarakat terdampak.
Mengingat kerusakan yang sangat subtansial, diperkirakan jumlah korban jiwa akan terus bertambah.
KBRI Ankara akan terus berkoordinasi dengan otoritas lokal, Satgas Perlindungan WNI serta masyarakat Indonesia di wilayah terdampak.
Menurut data dari KBRI Ankara, sejauh ini terdapat sekitar 6.500 WNI yang terdata tinggal di seluruh Turki.
Dari jumlah tersebut terdapat sekitar 500 orang tinggal di area gempa dan sekitarnya. Sebagian besar berstatus pelajar dan mahasiswa. Sebagian lainnya adalah WNI yang menikah dengan warga setempat serta pekerja di organisasi internasional.
Untuk memberikan informasi atau mencari kabar, Anda bisa menghubungi hotline KBRI Ankara +90 532 135 22 98.
Advertisement
Tips Saat Gempa
Ketika Gempa:Â
- Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.
- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.
- Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.
- Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.
- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.
Setelah Gempa
- Jika Anda berada di dalam bangunan, keluar dari bangunan tersebut dengan tertib. Jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa. Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K, telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.
- Periksa lingkungan sekitar Anda. Apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.
- Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.
- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.
- Dengarkan informasi mengenai gempa bumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.
- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.
- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa.
Advertisement