Liputan6.com, Ankara - Seorang bayi yang baru lahir dan ibunya telah diselamatkan dari puing-puing, setelah bertahan di bawah reruntuhan gempa Turki selama 90 jam.
Dilansir BBC, Sabtu (11/2/2023), anak laki-laki berusia 10 hari tersebut bernama Yagiz, yang diselamatkan dari reruntuhan bangunan di provinsi Hatay selatan.
Baca Juga
Dalam sebuah rekaman, terlihat bahwa anak itu diselamatkan dengan hati-hati. Yagiz kemudian dibungkus dengan selimut termal dan dibawa ke ambulans untuk menerima perawatan. Sementara ibunya dibawa keluar dengan tandu.
Advertisement
Walikota Istanbul Ekrem Imamoglu men-tweet tentang upaya penyelamatan tersebut, dan mengatakan itu terjadi di kota Samandag.
Harapan untuk menemukan lebih banyak orang yang selamat semakin menipis. Ini lantaran cuaca yang dingin dan membekukan setelah bencana. Namun, upaya pencarian dan penyelamatan tetap berlanjut di Turki dan Suriah yang juga dilanda gempa.
Dalam kisah bayi selamat lainnya, seorang bayi perempuan yang masih terikat dengan tali pusarnya juga menjadi perhatian. Ia kini diberi nama Aya, bahasa Arab yang artinya a sign from God (tanda dari Tuhan).
Bayi mungil itu sempat jadi sorotan, karena berhasil selamat ketika anggota keluarga yang lain meninggal dunia. Sang ibu yang diyakini melahirkannya di bawah puing bangunan roboh pun meninggal.
Update Korban Gempa
Jumlah korban gempa Turki dan Suriah yang terjadi pada Senin (6/2/2023) telah menewaskan lebih dari 24 ribu orang.
Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD) melaporkan bahwa jumlah kematian di Turki telah meningkat menjadi 20.665.
Dikatakan bahwa hampir 93.000 korban telah dievakuasi dari zona gempa di Turki selatan dan lebih dari 166.000 personel terlibat dalam upaya penyelamatan dan bantuan.
Sementara di Suriah, lebih dari 3.500 orang dilaporkan tewas.
PBB juga memperingatkan bahwa sedikitnya 870.000 orang sangat membutuhkan makanan di kedua negara setelah gempa,. Selain itu, bencana gempa juga menyebabkan 5,3 juta orang kehilangan tempat tinggal di Suriah saja.
Advertisement