Liputan6.com, Jakarta - Amerika Serikat kembali menegaskan dukungannya terhadap keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken dengan Menlu RI Retno Marsudi.
Selain itu, Blinken turut mengapresiasi Indonesia yang menjadi jembatan diskusi antara AS dan ASEAN.
Baca Juga
Lebih jauh lagi, keduanya turut membahas soal isu Myanmar.
Advertisement
"Menlu Blinken dan Menlu Retno membahas prioritas ASEAN Indonesia untuk tahun 2023, termasuk pendekatan ASEAN dalam mengatasi krisis di Burma serta langkah selanjutnya untuk proses aksesi Timor-Leste ke ASEAN," seperti dikutip dari pernyataan pers Kedubes AS.
Sebelumnya, AS juga telah memuji kebijakan ASEAN di Myanmar. Dalam kesempatan berbeda, pejabat tinggi Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat memberikan pujian kepada usaha ASEAN dalam membantu situasi di Myanmar. Five-Point Consensus (Konsensus Lima Poin) yang selama ini belum efektif juga diberikan pujian oleh AS.
Menlu Blinken juga menekankan peran ASEAN dalam membentuk Indo-Pacific yang bebas dan terbuka dan menyoroti kerja sama dengan ASEAN sebagai sarana untuk mencapai kemakmuran dan keamanan.
Hal ini tercakup dalam ASEAN Outlook Indo-Pacific, yang kini juga menjadi prioritas Indonesia dalam keketuaan Indonesia di ASEAN.
Kemitraan Strategis AS-Indonesia
Menlu Blinken dan Menlu Retno juga membahas Kemitraan Strategis AS-Indonesia. Ini termasuk sejumlah inisiatif baru di bawah Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global (Partnership for Global Infrastructure and Investment, atau PGII), dan partisipasi Indonesia dalam Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity, atau IPEF).
Dilansir laman Kedutaan AS di Indonesia, Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) merupakan kesepakatan dimiliki oleh negara anggota G7.
Pada tanggal 15 November, Indonesia, Amerika Serikat, dan Uni Eropa menjadi tuan rumah bersama Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global (PGII) yang diadakan di sela-sela KTT G20. Ketiga pemimpin negara tersebut menegaskan kembali komitmen bersama mereka untuk memperkuat kemitraan global untuk investasi berstandar tinggi di sektor infrastruktur yang berkelanjutan, transparan, dan berkualitas, di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Sementara itu, Amerika Serikat sendiri meluncurkan Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF) dengan Australia, Brunei Darussalam, Fiji India, Indonesia, Jepang, Republik Korea, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Kerangka kerja ini akan memajukan ketahanan, keberlanjutan, inklusivitas, pertumbuhan ekonomi, keadilan, dan daya saing ekonomi. Melalui inisiatif ini, para mitra IPEF bertujuan untuk berkontribusi pada kerja sama, stabilitas, kemakmuran, pembangunan, dan perdamaian di kawasan.
Advertisement