Erupsi Gunung Merapi Jadi Sorotan Media Amerika Serikat hingga India

Gunung Merapi di Yogyakarta pada Sabtu (11/3) sedikitnya mengeluarkan 60 kali awan panas guguran, kata Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 14 Mar 2023, 14:28 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2023, 14:28 WIB
Gunung Merapi Meletus, Begini Suasana Desa Kaliurang dan Stabelan di Magelang
Lava menyembur dari Gunung Merapi terlihat dari desa Kaliurang Selatan di Srumbung, Magelang, Jawa Tengah pada 12 Maret 2023. Gunung Merapi yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah kembali meletus pada Sabtu 11 Maret 2023. (AFP/Devi Rahman)

Liputan6.com, Yogyakarta - Gunung Merapi di Yogyakarta pada Sabtu (11/3) sedikitnya mengeluarkan 60 kali awan panas guguran, kata Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso dalam keterangannya di Yogyakarta, Senin (13/3/2023) mengatakan, jumlah tersebut mengacu hasil survei Tim Drone Badan Geologi pasca-kejadian awan panas guguran pada 11-12 Maret 2023.

"Tanggal 11-12 Maret 2023 Gunung Merapi meluncurkan awan panas ke arah Kali Bebeng. Hingga saat ini, Senin, 13 Maret 2023, tercatat 60 kejadian awan panas guguran di Gunung Merapi," ujar Agus.

Sementara itu berdasarkan pantauan foto udara menggunakan drone, jarak luncur awan panas guguran paling jauh mencapai 3,7 kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Erupsi Gunung Merapi pada Sabtu kemarin tak hanya menjadi sorotan media dalam negeri tapi juga luar negeri. Seperti The Business Standard yang menuliskan bahwa gunung memuntahkan awan panas hingga tujuh kilometer.

"Gunung berapi yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia itu meletus sekitar pukul 12 siang waktu setempat dan aliran lahar sepanjang 1,5 km juga terpantau," tulis tbsnews.net dalam artikel berjudul Indonesia's Merapi volcano erupts, spews hot cloud.

"Merapi setinggi 2.963 meter adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia dan sudah berada di tingkat siaga tertinggi kedua di Indonesia."

 

Warga Diminta Menjauh hingga Radius 3-7 Km dari Gunung Merapi

Gunung Merapi (Foto: YouTube)
Gunung Merapi (Foto: YouTube)

Media lain yang juga menyoroti erupsi tersebut adalah Tuscon.com asal Amerika Serikat.

Di artikel bertajuk Indonesia's Merapi volcano erupts, spews hot cloud, media itu menampilkan cuplikan video yang diambil warga lokal saat detik-detik erupsi terjadi.

"Merapi adalah gunung berapi yang paling aktif dari lebih dari 120 gunung berapi aktif di Indonesia. Gunung ini meletus pada Sabtu dan melepaskan campuran batu, lahar, dan gas yang keluar sejauh 7,8 kilometer menuruni lerengnya."

Media Arab Saudi bernama Zawya.com juga ikut menyoroti erupsi tersebut: Warga di komunitas terdekat telah diperingatkan untuk menghentikan aktivitas apa pun di zona bahaya, yang berjarak antara radius tiga hingga tujuh kilometer dari kawah, tulis media ini dalam artikelnya berjudul Indonesia's Merapi volcano erupts, spews hot cloud.

Ada Potensi Bahaya di Sisi Barat Laut

Merapi Meletus, Begini Suasana Tiga Desa di Magelang
Asap tebal mengepul saat letusan Gunung Merapi terlihat dari desa Kaliurang Selatan di Srumbung, Magelang, Jawa Tengah pada 12 Maret 2023. Luncuran awan panas guguran dari Gunung Merapi 29 kali ke arah barat dengan jarak luncur maksimal empat kilometer (KM).(AFP/Devi Rahman)

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengungkap adanya potensi bahaya di sisi barat laut Gunung Merapi.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso saat konferensi pers secara virtual diikuti di Yogyakarta, Minggu, mengatakan potensi bahaya tersebut selain yang bersumber dari kubah lava tengah dan kubah lava sisi barat daya Merapi yang hingga kini terus mengalami pertumbuhan.

"Ada potensi bahaya yang lain di mana pada sektor barat laut (Gunung Merapi) ini terjadi pergerakan, terjadi inflasi sehingga ini juga tetap kita ingatkan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan," kata Agus.

Menurut dia, ada deformasi atau perubahan bentuk pada permukaan tubuh gunung di sisi barat laut Merapi yang terpantau selama dua tahun terakhir.

Sebelumnya, deformasi hanya terjadi pada lokasi dua kubah lava gunung api aktif itu yakni di tengah kawah dan sisi barat daya.

"Ini sesuatu yang unik, selain unik juga berpotensi bahaya sehingga perlu kami sampaikan," ujar dia.

Agus menjelaskan laju deformasi pada sisi barat laut Merapi sebesar lebih dari 15 meter dalam kurun waktu dua tahun.

Perkembangan itu cukup besar jika dibandingkan deformasi saat menjelang erupsi Merapi pada 2006 dan 2010 yang kurang dari 4 meter, meski kala itu terjadi dalam tempo yang cepat.

"Besarnya (deformasi) 15 meter ini yang menjadi perhatian kami. Kami khawatir bahwa tebing dari puncak sebelah barat laut ini menjadi tidak stabil dan longsor," ujar dia.

BPPTKG terus memantau kondisi tebing beserta laju deformasi sisi barat laut gunung api itu secara intensif.

"Untuk saat ini masih stabil kondisinya dan kecepatan dari deformasi juga relatif rendah, namun ini perlu kami sampaikan agar masyarakat tetap bersiap siaga," kata Agus Budi.

Puluhan Guguran Awan Panas dari Merapi

Merapi
Penampakan luncuran awan panas gunung Merapi, Sabtu (11/3/2023). Foto: liputan6.com/Edhie Prayitno Ige 

Gunung Merapi mengeluarkan rentetan awan panas guguran sejauh maksimal 4 km ke barat daya, yaitu ke arah Kali Bebeng atau Kali Krasak mulai Sabtu (11/3) siang hingga petang dan masih berlanjut hingga Minggu (12/3).

Berdasarkan pantauan BPPTKG hingga Minggu pukul 15.30 WIB tercatat total sebanyak 54 awan panas guguran telah keluar dari Gunung Merapi.

Rentetan awan panas guguran itu terjadi akibat longsoran kubah lava barat daya Gunung Merapi.

Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Level III atau Siaga.

Untuk mengantisipasi potensi bahaya erupsi Gunung Merapi, masyarakat diimbau tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.

Guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (sejauh maksimal lima km) serta Sungai Bedog, Krasak, Bebeng (sejauh maksimal tujuh km).

Infografis Rentetan Awan Panas dan Lava Pijar Gunung Merapi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Rentetan Awan Panas dan Lava Pijar Gunung Merapi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya