Liputan6.com, Sevastopol - Kebakaran besar terjadi di depot minyak Crimea pada Sabtu (29/4). Pihak pemerintah Rusia menyebut kebakaran terjadi karena serangan drone Ukraina.
Lokasi tangki minyak tersebut berada di Sevastopol. Wilayah Crimea sebenarnya adalah milik Ukraina, namun dianeksasi oleh Rusia pada 2014 lalu.
Baca Juga
Dilaporkan AP News, Minggu (30/4/2023), Gubernur Sevastopol Mikhail Razvozhayev berkata situasi kebakaran tersebut berada di peringkat tertinggi yang menandakan sulit untuk dipadamkan. Meski begitu, ia menyebut ledakan terbuka telah berhasil dijinakkan.
Advertisement
Lebih lanjut, Razvozhayev berkata depot minyak itu diserang oleh "dua drone musuh" dan mengakibatkan empat tanki minyak terbakar.
Gubernur Crimea, Sergei Aksyonov, menyebut ada dua serangan drone lain yang berhasil ditangkal Rusia. Yang pertama ditembak di langit dan satu lagi dideaktivasi melalui cara radio-elektronik.
Razvozhayev dan Aksyonov adalah gubernur yang diangkat Rusia untuk memerintah di wilayah Crimea.
Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.
Intelijen militer Ukraina, Andriy Yusov, berkata bahwa kebakaran di depot minyak tersebut adalah "hukuman Tuhan" atas "pembunuhan warga sipil di Uman, termasuk lima anak-anak". Akan tetapi, Yusov tidak mengklaim bahwa Ukraina berada di balik serangan drone tersebut.
Serangan di Sevastopol terjadi sehari setelah Rusia melancarkan lebih dari 20 peluru kendali jelajah (cruise missile) dan dua drone ke Ukraina. Setidaknya 23 orang meninggal dunia.
Hampir semua korban meninggal ketika dua rudal itu menghantam apartemen di kota Uman. Enam anak-anak tewas dalam serangan Rusia tersebut.
Ukraina Siap Pukul Mundur Rusia dengan 'Tinju Besi', Dipersenjatai Tank dan Amunisi dari NATO
Pasukan Ukraina tengah bersiap untuk melancarkan serangan balasan terhadap Rusia dengan menggunakan persenjataan yang disumbangkan oleh aliansi militer negara-negara Barat. Hal itu disampaikan oleh Menteri Pertahanan Rusia Oleksii Reznikov pada Jumat 28 April 2023.
"Segera setelah ada kehendak Tuhan, cuaca dan keputusan komandan, kami akan melakukannya," kata Reznikov saat pengarahan online sebagaimana diwartakan Reuters, dikutip dari Insider (29/4/2023). "Kami siap dengan persentase tinggi."Â
 Pasukan Ukraina tengah bersiap untuk melancarkan serangan balasan terhadap Rusia dengan menggunakan persenjataan yang disumbangkan oleh aliansi militer negara-negara Barat. Hal itu disampaikan oleh Menteri Pertahanan Rusia Oleksii Reznikov pada Jumat 28 April 2023.
"Segera setelah ada kehendak Tuhan, cuaca dan keputusan komandan, kami akan melakukannya," kata Reznikov saat pengarahan online sebagaimana diwartakan Reuters, dikutip dari Insider (29/4/2023). "Kami siap dengan persentase tinggi."
Advertisement
Ukraina Punya Segala yang Dibutuhkan untuk Pukul Mundur Rusia, Namun AS Agak Pesimis
Jenderal Angkatan Darat AS Christopher Cavoli, komandan tertinggi pasukan AS di Eropa dan jenderal top NATO, mengatakan "sangat yakin" Ukraina memiliki apa yang dibutuhkannya untuk serangan balasan yang sukses.
"Kami akan melanjutkan pipa untuk mempertahankan operasi mereka juga," katanya dalam sidang di DPR AS, Rabu 26 April.
Tank M1 Abrams yang dijanjikan oleh AS masih akan datang.
Meskipun Cavoli menyatakan keyakinannya, baru-baru ini sebuah dokumen yang bocor ke publik menunjukkan bahwa pemerintah AS agak pesimis Ukraina benar-benar dapat memperoleh keuntungan besar dalam serangan balasan.
Beberapa analis militer berpendapat, serangan balasan skala kecil Ukraina mungkin telah dimulai sebelum dimulainya operasi skala besar. Hal itu merujuk pada keberhasilan Ukraina menyeberangi Sungai Dnipro di wilayah Kherson, memperluas wilayah operasi serangan balasan mereka.