Liputan6.com, Jakarta - Beasiswa Erasmus kembali menerima para mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studinya di universitas-universitas berkualitas tinggi di Uni Eropa. Pada 2023, ada 78 awardee dari Indonesia.
Sejak 2004, ada lebih dari 2.300 mahasiswa dan dosen Indonesia telah mendapatkan manfaat dari program beasiswa Erasmus. Jumlah penerima Erasmus dari Indonesia tahun ini termasuk ke 12 besar dunia.
Baca Juga
"Kami bangga menyambut mahasiswa berbakat dari Indonesia ke Eropa. Kami percaya para penerima beasiswa Erasmus yang cerdas ini akan mendapatkan manfaat dari ekosistem pendidikan dan penelitian yang berkualitas yang kami tawarkan di seluruh Eropa," ujar Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket dalam pernyataannya, dikutip Selasa (8/8/2023).
Advertisement
Acara pra-keberangkatan para Erasmus awardee ini dilakukan pada Sabtu lalu. Pada kesempatan tersebut, ada penjelasan soal manfaat dari beasiswa, langkah-langkah untuk mendaftar, serta pengalaman dari alumni beasiswa.
Talk show Erasmus itu juga mengajak sejumlah awardee untuk berbagi pengalaman, seperti Amanda Restu Hamirani yang akan belajar dalam program Global Markets Local Creativities, M. Qoimam B. Zulfikar yang akan mengambil program kesehatan masyarakat Europubhealth+, dan Virza Maradhika, perwakilan Erasmus Mundus Association (EMA) dari Indonesia.
Acara ini diselenggarakan bersama dengan Erasmus Mundus Association (EMA) Indonesia, organisasi yang bertujuan untuk memfasilitasi peluang memperluas jejaring bagi para alumni dan mempromosikan manfaat beasiswa Erasmus kepada masyarakat yang lebih luas.
"Dalam acara pra-keberangkatan ini, kami berharap penerima beasiswa mendapatkan semua wawasan berharga yang dibagikan oleh alumni dan membantu mereka lebih siap untuk memanfaatkan peluang selama perjalanan Erasmus mereka," ujar perwakilan EMA Indonesia, Dwi Fitriah Arrisandi.
Memilih Eropa
M. Qoimam B. Zulfikar, seorang dokter penerima beasiswa Erasmus, akan belajar di Belgia dan Prancis. Ie menyorot inklusitivas dan kualitas layanan kesehatan di Eropa.
"Saya merasakan inklusivitas dan kualitas layanan kesehatan Eropa pada tahun 2017 selama program pertukaran saya. Saat menggunakan kursi roda setelah kecelakaan, saya mengunjungi beberapa lembaga kesehatan untuk tujuan pendidikan. Pengalaman itu memperkuat impian saya untuk lebih mendalami ranah kesehatan masyarakat dan kesetaraan kesehatan di negara-negara Eropa," ujarnya.
Penerima beasiswa lainnya, Vania Katherine Mulia, akan menempuh program terkini berjudul Intelligent Field Robotics System (IFRoS).
"Saya selalu tertarik untuk belajar di Eropa karena Eropa memiliki beragam budaya dan nilai yang berbeda dari yang saya alami selama tumbuh, dan oleh karena itu saya ingin mendapatkan pengalaman budaya dan nilai-nilai tersebut. Selain itu, Eropa adalah benua pertama yang mengalami revolusi industri. Jadi, karena saya memiliki minat dalam STEM, saya ingin merasakan langsung perkembangan teknologi di Eropa," katanya.
"Saya sangat bersemangat untuk memulai perjalanan berikutnya dalam pendidikan saya. Saya merasa bangga dan bersyukur karena kerja keras saya dalam pendidikan sebelumnya dan saat mendaftar beasiswa tidak sia-sia dan akhirnya saya dapat mewujudkan impian saya untuk belajar di luar negeri," tambahnya.
EMJM adalah program studi pascasarjana terintegrasi dan lintas negara bagi mahasiswa dari negara-negara mitra Uni Eropa. Panggilan berikutnya untuk aplikasi program beasiswa EMJM akan diluncurkan sekitar Oktober 2023. Pelamar dapat memilih dari daftar lebih dari 190 program yang tersedia.
Advertisement
Jokowi ke Penerima Beasiswa LPDP: Meskipun Gaji di Sini Lebih Rendah, Tetap Pulang
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk pulang Indonesia setelah menyelesaikan studi di luar negeri. Jokowi meminta mereka untuk berkarya dan tak lupa dengan tanah air.
"Pulang, setelah selesai studi, berkaryalah. Ilmunya jangan diendapkan untuk diri sendiri dan yang paling penting saya titip, pulang, pulang, pulang," kata Jokowi saat menghadiri Puncak Acara LPDP Festival Tahun 2023, Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (3/8).
Jokowi mengakui, gaji di Indonesia memang lebih rendah dari negara lain. Tetapi, dia tetap berharap para penerima beasiswa dari pemerintah pulang Indonesia.
"Meskipun gaji di sini lebih rendah sedikit, tetap pulang. Meskipun fasilitas enak di negara lain, tetap pulang," ujarnya.
Kepala negara mengatakan, Indonesia membutuhkan anak-anak muda yang memiliki pemikiran visi ke depan yang lebih.
"Karena negara kita saat ini sangat membutuhkan anak-anak muda yang memiliki pemikiran yang memiliki visi ke depan yang lebih baik dan kita memang kurang SDM yang seperti itu," tutur Jokowi.
Kuota LPDP Dokter Spesialis Sepi Peminat
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk Dokter Spesialis masih sepi peminat. Padahal, Indonesia tengah kekurangan jumlah Dokter Spesialis.
Dia mencatat, beasiswa LPDP untuk Dokter Spesialis baru terisi 600 kursi hingga saat ini. Adapun, kuota beasiswa yang disiapkan pemerintah mencapai 1.000 kursi per tahun.
"Beasiswa (LPDP) Dokter Spesialis per tahun ini sekarang 600 yang bisa masuk. Jadi, uangnya ada, orangnya nggak ada, agak sombong sedikit menterinya," ungkap Sri Mulyani dalam acara Puncak LPDP 2023 di Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Kamis (3/8).
Oleh karena itu, pihaknya siap menerima permintaan dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk menambah jumlah beasiswa bagi Dokter Spesialis hingga 1.000 kursi. Sri Mulyani menyebut, LPDP sekarang telah bertransformasi berkat pengelolaan dana yang akuntabel.
"LPDP seperti palugada, apa kamu mau, kita ada, gitu bapak," ungkap Sri Mulyani.
Advertisement