Liputan6.com, Moskow - Kim Jong Un mengatakan bahwa lawatannya ke Rusia menggambarkan pentingnya hubungan strategis antara Korea Utara dan Rusia. Demikian disampaikan kantor berita Korea Utara, KCNA.
Pernyataan tersebut dibuat bertepatan dengan ketibaan Kim Jong Un di Stasiun Khasan di Wilayah Timur Jauh di mana dia disambut oleh sejumlah pejabat Rusia termasuk Menteri Sumber Daya Alam Alexander Kozlov dan Gubernur Regional Oleg Kozhemyako.
Baca Juga
Kim Jong Un mengungkapkan bahwa dia senang mengunjungi Rusia lagi, empat tahun setelah lawatannya pada tahun 2019. Dia menambahkan bahwa kunjungannya ini merupakan lawatan pertama pasca krisis kesehatan masyarakat di seluruh dunia.
Advertisement
"Kunjungan ini adalah manifestasi yang jelas dari pendirian Partai Buruh Korea Utara dan pemerintah Korea Utara memprioritaskan kepentingan strategis hubungan Korea Utara-Rusia," ujar Kim Jong Un seperti diberitakan KCNA dan dilansir kantor berita Rusia, TASS, Rabu (13/9/2023).
Menurut KCNA, tujuan kunjungan Kim Jong Un ke Rusia adalah untuk membawa hubungan persahabatan kedua negara ke level baru. Kim Jong Un pun berterima kasih kepada Rusia atas sambutan hangat dan menyampaikan harapan-harapan terbaiknya kepada Presiden Vladimir Putin, angkatan bersenjata, dan rakyat Rusia.
Rusia Mengharapkan Kunjungan yang Signifikan
KCNA melaporkan bahwa para pejabat yang menyambut Kim Jong Un di Khasan mengatakan, Presiden Putin secara pribadi mengutus mereka ke stasiun perbatasan untuk menyambutnya.
Para pejabat tersebut diklaim juga menuturkan bahwa pemerintah dan rakyat Rusia melakukan yang terbaik untuk menghadirkan keramahtamahan yang tulus dengan harapan kunjungan Kim Jong Un akan signifikan.
Selama upacara penyambutan, menteri sumber daya alam Rusia disebut memberikan hadiah kepada Kim Jong Un. Namun, belum diketahui apa persisnya hadiah tersebut.
Setelah seremoni penyambutan, Kim Jong Un dilaporkan berangkat ke tujuan berikutnya, yang dirahasiakan.
Laporan KCNAÂ menyebutkan, Kim Jong Un berangkat ke Rusia pada Minggu (10/9) sore atas undangan Presiden Putin.
Advertisement
Diperkirakan Bertemu di Vladivostok hingga Kosmodrom Vostochny
Pertemuan Kim Jong Un dan Putin digambarkan sebagai dorongan bersama demi mendukung satu sama lain dalam menangani kebuntuan dengan Barat. Korea Utara disebut mengincar bantuan ekonomi, energi, dan teknologi militer, sementara Rusia menginginkan amunisi, yang mungkin digunakan dalam Perang Ukraina.
Yang jelas, kesepakatan senjata apapun dengan Korea Utara akan melanggar sanksi PBB, yang didukung Rusia di masa lalu.
Banyak yang berasumsi Kim Jong Un dan Putin akan bertemu di Vladivostok, sebuah kota dekat dengan perbatasan, yang jadi lokasi pertemuan mereka pada tahun 2019.
Putin sendiri memang sedang berada di Vladivostok untuk menghadiri sebuah forum ekonomi.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov hanya mengonfirmasi bahwa Kim Jong Un telah memasuki Rusia. Kim Jong Un dan Putin, ujar Peskov, akan bertemu setelah forum Vladivostok dan pertemuan itu mencakup makan siang.
Namun, ada pula sejumlah media berita Rusia yang berspekulasi bahwa pertemuan Kim Jong Un dan Putin berlangsung di pusat antariksa Rusia Kosmodrom Vostochny, yang nantinya akan dikunjungi Putin. Di forum, Putin menolak mengatakan apa yang ingin dia lakukan di sana.
Mengutip AP, rute menuju Kosmodrom Vostochny disebut berputar-putar dan tidak jelas berapa lama kereta lapis baja Kim Jong Un yang bergerak lambat akan tiba di sana.
Menurut Korea Selatan, mereka yang turut serta mendampingi Kim Jong Un dalam lawatannya ke Rusia adalah Jo Chun Ryong, pejabat partai yang bertanggung jawab atas kebijakan amunisi; Menteri Luar Negeri Choe Sun Hui; sejumlah pejabat militer top termasuk Ri Pyong Chol, Kim Myong Sik, dan Pak Jong Chon; ketua Komite Sains dan Teknologi Luar Angkasa Korea Utara Pak Thae Song; serta Menteri Pertahanan Kang Sun Nam.
Korea Selatan Jaga Komunikasi dengan Rusia Sambil Pantau Kim Jong Un
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan Lim Soo Suk menggarisbawahi bahwa Seoul mempertahankan komunikasi dengan Rusia sambil memantau kunjungan Kim Jong Un.
"Tidak ada negara anggota PBB yang seharusnya melanggar sanksi Dewan Keamanan terhadap Korea Utara dengan terlibat dalam perdagangan senjata ilegal dan tentu saja tidak boleh terlibat dalam kerja sama militer dengan Korea Utara yang merongrong perdamaian dan stabilitas komunitas internasional," kata Lim Soo Suk.
Spekulasi tentang kerja sama militer Korea Utara-Rusia tumbuh setelah Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengunjungi Korea Utara pada Juli. Kim Jong Un saat itu mengundangnya ke parade militer besar-besaran di ibu kota yang menampilkan rudal balistik antarbenua yang dirancang untuk menargetkan daratan Amerika Serikat.
Setelah kunjungan Shoigu, Kim Jong Un melakukan tur ke pabrik senjata Korea Utara. Para ahli menilai bahwa kunjungan Kim Jong Un ke pabrik-pabrik senjata tersebut kemungkinan memiliki tujuan ganda, yakni untuk mendorong modernisasi persenjataan Korea Utara dan memeriksa artileri serta persediaan lain yang dapat diekspor ke Rusia.
Advertisement