Turis AS Hancurkan Patung di Museum Israel karena Tak Sesuai Ajaran Agama, Alami Sindrom Yerusalem?

Patung yang dihancurkan turis Amerika Serikat itu berasal dari abad ke-2 Masehi.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 07 Okt 2023, 11:30 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2023, 11:22 WIB
Hasil kerusakan akibat ulah turis AS di Museum Israel.
Hasil kerusakan akibat ulah turis AS di Museum Israel. Foto: AP News

Liputan6.com, Yerusalem - Seorang turis Amerika Serikat diamankan pada Kamis 6 Oktober 2023 di Yerusalem karena berbuat onar di sebuah museum. Ia diduga menghancurkan patung yang dianggapnya tak sesuai kaidah agama.

Patung yang dihancurkan turis itu berusia lebih dari 1.000 tahun.

Dilaporkan AP News, Jumat (6/10/2023), aksi vandalisme itu terjadi pada Kamis malam waktu setempat. Dua patung Romawi dari abad ke-2 Masehi itu dibanting ke lantai.

Patung yang dihancurkan adalah patung Dewi Athena, serta sebuah patung pagan. Patung-patung yang hancur itu sedang diperbaiki. Pihak museum menolak mengungkap biaya perbaikan itu.

Polisi menyebut tersangka adalah turis Yahudi dari AS berusia 40 tahun. Saat diperiksa, pelaku menganggap patung-patung itu seperti berhala dan tak sesuai kitab Torah (Taurat).

Namun, pengacara pelaku berkata kliennya memiliki gangguan mental.

Pengacara bernama Nick Kaufman itu menyebut kliennya tidak bertindak karena fanatik agama, melainkan karena sindrom Yerusalem.

Sindrom itu disebut bentuk dari disorientasi yang dipicu daya tarik religi dari Yerusalem yang notabene sakral untuk orang Yahudi, Kristen, dan Muslim. Orang yang terkena sindrom Yerusalem mengira dirinya adalah tokoh dari Bible.

Pelaku lantas disuruh melakukan evaluasi psikiatri, namun polisi masih enggan mengungkap identitasnya ke publik.

Pihak Museum Israel menyebut insiden itu sebagai kejadian yang "bermasalah dan tidak biasa". Mereka juga mengecam segala bentuk kekerasan dan berharap insiden serupa tidak akan terulang".

Pemerintah Israel juga terkejut terhadap insiden tersebut.

"Ini adalah kasus mengagetkan terkait kehancuran nilai-nilai budaya," ujar Eli Escusido, direktur Otoritas Barang Antik Israel.

"Kami melihat dengan kekhawatiran fakta bahwa nilai-nilai budaya dihancurkan oleh ekstremis yang bermotivasi religius," imbuh Eli Escusido.

Marah Tak Bisa Bertemu Paus Fransiskus, Turis AS Jatuhkan Dua Patung Kuno di Museum Vatikan

Ilustrasi negara Vatikan (AFP Photo)
Ilustrasi negara Vatikan (AFP Photo)

Bicara soal penghancuran patung, turis di Vatikan dilaporkan menghancurkan artefak tak ternilai di negara tersebut.

Menurut laporan CNN yang dikutip Kamis (6/10/2022), seorang turis yang menghancurkan dua patung Romawi kuno menjadi beberapa bagian di Vatikan pada hari Rabu.

 Episode penghancuran patung kuno itu berlangsung di Museo Chiaramonti, bagian dari Museum Vatikan, sekitar waktu makan siang. Ruang ini menampung sekitar 1.000 karya patung kuno, dan menggambarkan lokasi itu sebagai "salah satu koleksi potret Romawi terbaik" di dunia.

Dua dari potret itu sekarang menghadapi masa depan yang tidak pasti setelah turis itu menjatuhkan satu karena marah, lalu menjatuhkan yang lain saat dia melarikan diri dari tempat kejadian.

Pria itu, yang dilaporkan sebagai orang Amerika, telah menuntut untuk bertemu dengan Paus Fransiskus, menurut surat kabar Il Messaggero. Ketika diberitahu tidak bisa, dia diduga melemparkan satu patung Romawi ke lantai. Saat dia lari dan dikejar staf, dia merobohkan yang lain.

Kedua karya seni tersebut telah dibawa ke inhouse workshop untuk dinilai. Karya berusia sekitar 2.000 tahun itu dianggap sebagai karya seni sekunder, bukan karya terkenal, kata seorang sumber kepada Il Messaggero.

Menurut La Repubblica, satu patung kehilangan satu bagian.

Adapun turis itu, juru bicara Museum Vatikan mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Orang yang merobohkan patung-patung itu dihentikan oleh polisi Vatikan dan telah diserahkan kepada pihak berwenang Italia."

Turis merusak monumen telah menjadi tema musim panas ini di Roma. Pada Juli lalu, seorang turis Kanada tertangkap sedang mengukir namanya di Colosseum, sementara turis Amerika tertangkap sedang melemparkan skuter ke Spanish Steps, mematahkan beberapa bagian dalam prosesnya, dan seorang pengunjung Saudi mengendarai Maserati-nya ke ikon arsitektur yang sama.

Asyik Berfoto di Museum, Turis Austria Patahkah Jari Kaki Patung Berusia 200 Tahun

Paolina Borghese Bonaparte as Venus Victrix
Patung "Paolina Borghese Bonaparte as Venus Victrix", sebuah patung marmer yang dibuat pada 1805--1808 oleh Antonio Canova yang berada di museum Galleria Borghese di Roma pada 19 Mei 2020. (TIZIANA FABI / AFP)

Ada beragam insiden yang terjadi di museum yang menyimpan deretan benda-benda bersejarah di seantero jagat. Salah satu cerita tak menyenangkan datang dari sebuah Museum Gipsoteca yang berada di Possagno, Italia.

Dilansir dari laman CNN, Rabu (5/8/2020), polisi di Italia mengidentifikasi seorang pria Austria berusia 50 tahun mematahkan tiga jari dari patung dari museum tersebut. Insiden ini terjadi ketika ia berpose untuk foto dengan karya seni itu.

Badan penegak hukum setempat Treviso Carabinieri menyebut kepada CNN, patung Paolina Bonaparte rusak saat kejadian pada Jumat, 31 Juli 2020. Mirisnya, patung karya Antonio Canova itu telah berusia 200 tahun.

Nama turis yang belum dirilis itu tertangkap kamera pengintai melompat ke bagian dasar patung untuk berfoto. Pria tersebut secara tak sengaja mematahkan jari kaki patung.

Patung yang rusak adalah model plester asli dari Canova mengukir patung marmer yang bertempat di Borghese Gallery, Roma. Antonio Canova adalah seorang pematung yang hidup pada 1757--1822 silam dan terkenal dengan karya patung marmernya.

Polisi menyebut kepada CNN, pria itu bersama delapan turis Austria lainnya dan memisahkan diri untuk berswafoto dengan patung. Hal itu membuat tiga jari kaki dari kaki kanan patung patah.

Disebutkan pula, terdapat kemungkinan ada kerusakan lebih lanjut pada bagian dasar patung. Hal ini ini harus dipastikan oleh para ahli museum, demikian menurut para penyelidik.

Presiden Antonio Canova Foundation, Vittorio Sgarbi, menulis dalam unggahan di Facebook bahwa ia meminta polisi untuk kejelasan dan ketegasan. Ia melanjutkan, pria itu tidak boleh "tidak dihukum dan kembali ke tanah kelahirannya. Bekas luka di Canova tidak dapat diterima".

 

Hancurkan Patung Buddha Berusia 1.700 Tahun, Empat Pria Pakistan Dibekuk Polisi

Ilustrasi Penangkapan
Ilustrasi Penangkapan (Liputan6.com/Abdillah)

Kasus lainnya, polisi Khyber Pakhtunkhwa telah menangkap empat pria karena menghancurkan patung Buddha kuno yang ditemukan selama pekerjaan konstruksi di daerah Takhtbhai, di Provinsi Mardan.

Mengutip Dawn, Selasa (21/7/2020), sebuah video muncul di media sosial yang menunjukkan seorang pria sedang menghancurkan patung Buddha menggunakan palu, yang sebagian masih tertanam di bawah tanah. 

Sedangkan, laki-laki lain terlihat sedang melihat patung itu sedang dihancurkan sementara beberapa orang sedang merekam video.

Dr Abdul Samad, direktur arkeologi dan museum Khyber Pakhtunkhwa, menyebut penghancuran patung itu sebagai "kejahatan" dan mengatakan "tidak menghormati agama apa pun serta tidak dapat ditoleransi".

Polisi Khyber Pakhtunkhwa kemudian menulis di akun Twitternya bahwa tersangka telah dilacak dan ditangkap, sementara potongan patung yang rusak juga ditemukan.

Menurut polisi, mereka yang ditangkap bernama Qamar Zaman, Amjad, Aleem dan Suleman.

INFOGRAFIS JOURNAL_ Berbagai Polusi Berdampak pada Perubahan Iklim
INFOGRAFIS JOURNAL_ Berbagai Polusi Berdampak pada Perubahan Iklim (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya