Erasmus Huis Ajak Pengunjung Nostalgia Bareng Majalah Bobo di Program "Growing Up With Bobo"

Erasmus Huis dan Yayasan 17000 Pulau Imaji menggelar acara "Growing Up with Bobo." Program ini menampilkan sesi diskusi, pameran perjalanan Bobo, dan nostalgia bersama para editor dari Majalah Bobo.

oleh Shofiyah Sajidah diperbarui 08 Okt 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2023, 18:00 WIB
Sesi Berdiskusi di Growing Up With Bobo
David Togatorop Pemimpin Redaksi Majalah Bobo Indonesia (tengah), Renske Lamers Pemimpin Redaksi Majalah Bobo Belanda (kanan) dalam sesi berdiskusi di Erasmus Huis, Sabtu (7/10/2023).

Liputan6.com, Jakarta - Erasmus Huis dan 17000 Pulau Imaji Foundation (Yayasan 17000 Pulau Imaji) bersama-sama menggelar acara "Growing Up with Bobo" untuk memperingati 50 tahun kehadiran Majalah Bobo di Indonesia. Program ini menampilkan sesi diskusi, pameran perjalanan Bobo, dan nostalgia bersama para tokoh penting dari Majalah Bobo.

Dalam acara pembukaan di Perpustakaan Erasmus Huis, Direktur Erasmus Huis, Nicolaas De Regt selaku tuan rumah menyambut para tamu. Selain itu ia juga menekankan pentingnya kegiatan membaca.

"Kita semua ada di perpustakaan kita hari ini. Membaca adalah kegiatan yang sangat menginspirasi. Juga menjaga mental Anda tetap sehat dan hidup. Saya berharap Anda semua menikmati Bobo's Talk nanti, " kata De Regt dalam sambutannya di Pusat Kebudayaan Belanda di Jakarta, Erasmus Huis, Sabtu (7/10/2023).

Acara diskusi dihadiri oleh David Togatorop selaku Pemimpin Redaksi Majalah Bobo Indonesia, dan Renske Lamers yang merupakan Pemimpin Redaksi Bobo Belanda. Mereka membahas perjalanan Bobo dari generasi ke generasi, termasuk perkembangan digital dan dampaknya terhadap majalah ini. 

"Majalah Bobo telah menjadi sahabat dan pendamping belajar bagi anak-anak Indonesia selama 50 tahun," kata Togatorop.

Renske Lamers, Pemimpin Redaksi Majalah Bobo di Belanda juga menyampaikan apresiasi dan harapannya untuk 50 tahun mendatang. "Fakta bahwa Bobo terus merebut hati anak-anak di Belanda dan Indonesia selama lebih dari 50 tahun benar-benar luar biasa dan sesuatu yang bisa dibanggakan bersama," ucap Lamers.

Laura Bangun Prinsloo, Ketua Yayasan 17000 Pulau Imaji, merasa bangga bisa menyelenggarakan acara ini. "Kami berharap program ini bisa mengumpulkan kembali kejayaan literasi anak-anak ketika anak-anak di Indonesia berkumpul dan membaca bersama majalah ini," ujarnya.

Pameran Hadirkan Perjalanan Bobo dari Tahun ke Tahun

Suasana Pameran "Growing Up With Bobo"
Suasana Pameran "Growing Up with Bobo" pada Sabtu (7/10/2023).

Tak hanya sesi berdiskusi, pengunjung juga dihadirkan pameran perjalanan Bobo dari masa ke masa.

Pameran yang dibuka oleh Nicolaas de Regt itu memamerkan edisi pertama Bobo Indonesia dan Belanda, serta menyajikan kesempatan bagi pengunjung untuk bernostalgia bersama karakter-karakter Bobo. 

Di sana, pengunjung dapat melihat koleksi majalah bobo serta cover parade majalah dari tahun ke tahun. Pengunjung dapat membandingkan perbedaan silsilah keluarga karakter Bobo di Belanda dan Indonesia. Tak hanya itu, dipamerkan juga beberapa "merchandise" ikonik dari Bobo. Bahkan, pengunjung dapat membaca majalah Bobo versi digital dengan memindai barcode yang telah disediakan.

Pengunjung tampak menikmati kegiatan nostalgia mengenang masa kecil dengan mengambil foto dan saling bertukar cerita.

Pameran "Growing Up with Bobo" akan berlangsung di Erasmus Huis hingga 19 Oktober 2023 dan dibuka untuk umum. Pengunjung dapat hadir dari pukul 10 pagi hingga 4 sore.

Inovasi dalam Majalah Bobo

Majalah Bobo di "Growing Up with Bobo"
Majalah Bobo keluaran lama yang dipajang di Pameran "Growing Up with Bobo", Sabtu (7/10/2023).

Program "Growing Up with Bobo" di Erasmus Huis ini merayakan keberhasilan Bobo sebagai brand kuat bagi anak-anak Belanda sejak 1968 dan sebagai sahabat setia anak-anak Indonesia sejak 1973.

Pada sesi diskusi, David Togatorop, Pemimpin Redaksi Majalah Bobo Indonesia, dan Renske Lamers, Pemimpin Redaksi Majalah Bobo Indonesia, menyoroti peran majalah tersebut dalam membentuk karakter anak-anak. 

"Bobo bukan sekadar majalah, tapi sahabat dan mentormu di masa kecil," kata David Togatorop.

Acara tersebut juga membahas transformasi Bobo ke dunia digital dan proses perubahan kontennya yang juga tetap relevan. 

Bahkan, Bobo kini dinilai oleh Renske Lamers bukan lagi produk majalah tetapi sebuah merek yang mencakup berbagai produk seperti video dan lainnya.

Di Indonesia sendiri, Bobo juga dihadirkan melalui podcast yang bertajuk "Podcast Dongeng Pilihan Orang Tua." Selain itu, juga dihadirkan beberapa kisahnya melalui website.

Selanjutnya, Renske Lamers menunjukkan "live action" Bobo di Belanda melalui YouTube. Di Negeri Kincir Angin tersebut Bobo juga dihadirkan melalui aplikasi.

Pencapaian Bobo dalam berinovasi meretas batas antar generasi menjadi salah satu sorotan utama acara ini.

Infografis Fakta Mengenai Indeks Literasi di Indonesia.
Fakta Mengenai Indeks Literasi di Indonesia. (Liputan6/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya