Liputan6.com, Washington - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menuju ke Israel pada Rabu (11/10/2023), bagian dari misi Timur Tengah AS, guna mencegah meluasnya perang pasca serangan kelompok Palestina Hamas terhadap Israel pada Sabtu (7/10).
Bertujuan menunjukkan solidaritasnya, Blinken dijadwalkan bertemu dengan pejabat senior Israel, termasuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, untuk membahas peningkatan dukungan militer lebih lanjut.
Baca Juga
"Saya menyampaikan pesan yang sangat sederhana dan jelas… bahwa Amerika Serikat mendukung Israel," kata Blinken kepada wartawan, seperti dikutip CNA, Kamis (12/10/2023).
Advertisement
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri mengatakan, Blinken juga akan mengunjungi negara-negara lain di kawasan itu setelah singgah di Israel dan Yordania. Selain itu, ia juga akan bekerja dengan sekutu regional AS untuk mencoba menjamin pembebasan lebih dari 100 orang yang menurut Israel ditawan oleh Hamas, di mana beberapa di antaranya mungkin merupakan warga negara Amerika Serikat.Â
Dalam serangan dan konflik yang terjadi antara Hamas dengan Israel, ada setidaknya 22 warga AS yang tewas.
"Jumlah tersebut masih bisa bertambah, dan mungkin akan terus bertambah," kata Blinken, seraya menambahkan bahwa para pejabat AS sedang bekerja sama dengan Israel untuk menentukan nasib warga AS lainnya yang masih belum ditemukan.
Ketika ditanya apakah Washington telah menganjurkan agar Israel menahan diri dalam menanggapi serangan tersebut, dengan perkiraan akan melakukan operasi darat di Gaza, Blinken mengatakan bahwa Israel menghormati hukum internasional dan melakukan upaya untuk menghindari jatuhnya korban sipil.Â
"Kami tahu bahwa Israel akan mengambil semua tindakan pencegahan yang bisa mereka lakukan, sama seperti kami, dan sekali lagi itulah yang membedakan kami dari Hamas dan kelompok teroris yang terlibat dalam aktivitas paling keji," kata Blinken.
Prioritas utama Blinken adalah menyampaikan pesan pencegahan, yang sebagian besar ditujukan kepada Iran dan kelompok yang didukung Iran seperti Hizbullah Lebanon, untuk menghentikan pecahnya perang lebih luas.
Â
Bantuan AS untuk Israel Sudah Tiba
Sebelum Blinken tiba, kapal militer bantuan dari AS sudah lebih dulu tiba di Israel.Â
Sebuah pesawat angkut pertama berisi amunisi canggih dari Amerika Serikat (AS) mendarat di pangkalan udara Nevatim di Israel selatan pada Selasa (10/10/2023) malam. Kabar ini dikonfirmasi oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di tengah serangan intensif mereka ke Gaza.
IDFÂ menerangkan bahwa amunisi tersebut dimaksudkan untuk memungkinkan serangan signifikan dan persiapan menghadapi skenario tambahan.
Advertisement
Bantuan Militer AS untuk Israel
AS dilaporkan mengirimkan kelompok kapal induk penyerang USS Gerald R. Ford mencakup USS Gerald R. Ford yang merupakan kapal perang terbesar di dunia, kapal penjelajah berpeluru kendali kelas Ticonderoga USS Normandy dan empat kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh-Burke, yakni USS Thomas Hudner, USS Ramage, USS Carney, dan USS Roosevelt.
USS Gerald R. Ford disebut tengah berada di Mediterania barat ketika menerima perintah untuk dikerahkan.
Menhan Austin juga mengumumkan langkah-langkah untuk menambah skuadron pesawat tempur Angkatan Udara AS di wilayah tersebut. Pesawat USAF dikirim ke pangkalan di Timur Tengah, di mana mereka akan tersedia untuk operasi melawan Iran.
Bantuan amunisi AS sendiri sedang diterbangkan.
"Menhan Austin berbicara dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada Minggu untuk menyatakan dukungan bagi rakyat Israel dan menerima informasi terkini mengenai operasi Israel untuk memulihkan keamanan dan keselamatan dari serangan teroris Hamas," ujar Sekretaris Pers Pentagon Brigjen Pat Ryder.
"Gallant dan Austin akan tetap berhubungan dekat dalam beberapa hari dan minggu mendatang."Â
Warga AS Diduga Ikut Disandera Hamas
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan di acara "Face the Nation" bahwa AS sedang menyelidiki laporan bahwa warganya termasuk di antara mereka yang disandera oleh Hamas.
Di lain sisi, sejumlah pejabat AS mengonfirmasi bahwa belum ada rencana serius untuk mengevakuasi warga AS.
Sementara itu, Duta Besar Israel untuk AS Michael Herzog mendesak masyarakat internasional untuk menekan Hamas agar membebaskan orang-orang yang disandera.
"Kami meminta komunitas internasional menyerukan Hamas agar membebaskan mereka tanpa syarat karena penyanderaan adalah kejahatan perang," kata Herzog kepada CNN.
Herzog mengakui, para pejabat masih dalam proses membentuk pemahaman menyeluruh mengenai jumlah sandera, identitas, dan status mereka. Dia membenarkan bahwa di antara para sandera adalah warga Israel, AS, dan sejumlah warga negara lainnya.
Herzog mengatakan bahwa dia tidak yakin apakah ada sandera yang terbunuh.
Advertisement