Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Joko Widodo menyentuh isu gencatan senjata di Jalur Gaza ketika bertemu Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Gedung Putih. Tetapi, Joe Biden tampak tidak menanggapi ucapan Jokowi.
Pernyataan resmi Gedung Putih terkait pertemuan Jokowi dan Joe Biden juga tidak menyinggung topik gencatan senjata sama sekali. Gedung Putih menyebut kedua pemimpin bertukar pikiran soal Gaza dan punya posisi masing-masing, tapi tak ada sebutan gencatan senjata.
Baca Juga
Setelah pertemuan dengan Jokowi, situs Gedung Putih kembali merilis pernyataan terbaru bahwa Presiden Biden ternyata berkomunikasi dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Advertisement
Tidak meminta gencatan senjata, Joe Biden memberikan dukungan bagi Netanyahu yang berupaya membebaskan tawanan Hamas.
"Presiden Joseph R. Biden, Jr. berbicara pada siang ini dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dri Israel terkait perkembangan-perkembangan terbaru di Israel dan Gaza. Presiden dan Perdana Menteri mendiskusikan secara panjang lebar upaya-upaya untuk mengamankan pembebasan para tawanan yang ditaha Hamas, termasuk banyak anak-anak dan sejumlah orang Amerika," tulis pernyataan Gedung Putih pada Selasa (14/11) waktu setempat.
Pihak Gedung Putih juga merilis foto pertemuan antara Jokowi dan Joe Biden di Instagram resmi mereka. Namun, Gedung Putih berfokus pada agenda ekonomi dan tidak menyinggung soal Gaza sama sekali.
Pasukan Israel Dilaporkan Masuk ke Area Rumah Sakit al-Shifa di Gaza
Sebelumnya dilaporkan, pasukan Israel dilaporkan memasuki rumah sakit al-Shifa pada Rabu (15/11) pagi. IDF mengklaim tujuan tersebut untuk menjalankan operasi yang tepat sasaran terhadap Hamas di area tertentu di kompleks medis tersebut.
Keputusan untuk mengirim pasukan ke rumah sakit menandai peningkatan serangan Israel di Gaza dan akan memicu seruan gencatan senjata yang sejauh ini ditolak oleh Israel.
Youssef Abu Rish, seorang pejabat dari kementerian kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan dia melihat tank-tank di dalam kompleks rumah sakit tersebut.
Youssef Abu Rish juga mengatakan, ada juga puluhan tentara dan pasukan komando di dalam gedung darurat rumah sakit dan ruang penerimaan, dikutip dari Guardian, Rabu (15/11/2023).
Dr Munir al-Bursh, direktur jenderal kementerian kesehatan Gaza, mengatakan kepada televisi Al Jazeera bahwa pasukan Israel telah memasuki sisi barat lokasi yang luas tersebut.
“Ada ledakan besar dan debu masuk ke area tempat kami berada. Kami yakin ledakan terjadi di dalam rumah sakit,” kata Bursh.
Pertempuran telah berkobar di sekitar kompleks rumah sakit Shifa selama beberapa hari, menjebak sekitar 1.200 pasien dan staf.
Advertisement
Israel Minta Hamas Menyerah
Rumah sakit tersebut adalah yang terbesar di Gaza dan Israel mengklaim di sana ada pusat komando Hamas.
Militer Israel mengatakan, pihaknya telah menyediakan rute evakuasi bagi warga sipil dan memberikan pemberitahuan 12 jam sebelumnya kepada pihak berwenang di Gaza yang dikuasai Hamas bahwa operasi militer apa pun di dalamnya harus dihentikan.
Seorang juru bicara meminta “semua teroris Hamas yang hadir di rumah sakit untuk menyerah”.
Seorang jurnalis di dalam rumah sakit yang bekerja sama dengan kantor berita AFP mengatakan, tentara Israel menginterogasi orang-orang pada Rabu pagi, di antaranya pasien dan dokter.
Seorang saksi di dalam al-Shifa mengatakan kepada koresponden BBC di Palestina, Rushdi Abu Alouf, bahwa tentara telah memasuki kompleks tersebut dan “menembakkan bom asap yang menyebabkan orang mati lemas”.
Khader Al-Zaanoun mengatakan kepada Abu Alouf: “Saya melihat tentara memasuki departemen bedah khusus.”