47 Orang Tewas dan 85 Terluka di Tanzania Akibat Tanah Longsor

Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan sendiri tengah berada di Dubai untuk menghadiri konferensi iklim PBB (COP28). Dia menyampaikan belasungkawa dan mengatakan telah memerintahkan pengerahan lebih banyak upaya pemerintah untuk menyelamatkan warga.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 04 Des 2023, 11:45 WIB
Diterbitkan 04 Des 2023, 11:45 WIB
Ilustrasi banjir dan tanah longsor
Ilustrasi banjir dan tanah longsor. (unsplash.com/Sadiq Nafee)

Liputan6.com, Dodoma - Sedikitnya 47 orang tewas dan 85 lainnya luka-luka dalam bencana tanah longsor di Tanzania. Pejabat setempat memperingatkan jumlah korban jiwa dapat bertambah.

Hujan deras pada Sabtu (2/12/2023), melanda Kota Katesh, 300 km di utara ibu kota, Dodoma, memicu banjir.

"Sampai malam ini, jumlah korban tewas mencapai 47 orang dan 85 orang terluka," ungkap komisaris regional di wilayah Manyara, Tanzania utara, Ratu Sendiga, kepada media lokal seperti dilansir The Guardian, Senin (4/12).

Banyak jalan yang tertutup lumpur, air, serta pohon, dan batu. Sejumlah ternak dilaporkan juga ikut hanyut.

Presiden Sedang Hadiri COP28 di Dubai

Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Republik Persatuan Tanzania Samia Suluhu Hassan (KBRI Dar Es Salaam).
Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Republik Persatuan Tanzania Samia Suluhu Hassan (Dok. KBRI Dar Es Salaam).

Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan sendiri tengah berada di Dubai untuk menghadiri konferensi iklim PBB (COP28). Dia menyampaikan belasungkawa dan mengatakan telah memerintahkan pengerahan lebih banyak upaya pemerintah untuk menyelamatkan warga.

Gambar yang disiarkan televisi pemerintah, TBC, menunjukkan banyak rumah yang terendam banjir dan kendaraan terjebak di lumpur tebal.

Dampak Kerusakan Iklim

Ilustrasi perubahan iklim. (Dok. Pixabay)
Ilustrasi perubahan iklim. (Dok. Pixabay)

Setelah mengalami kekeringan yang belum pernah terjadi sebelumnya, Afrika Timur dilanda hujan lebat dan banjir selama berminggu-minggu. Hujan lebat telah menyebabkan lebih dari 1 juta orang di Somalia mengungsi dan menyebabkan ratusan orang tewas.

Pada Mei, hujan lebat menyebabkan banjir besar dan tanah longsor di Rwanda yang menewaskan sedikitnya 130 orang.

Kerusakan iklim, menurut para ilmuwan, menyebabkan kejadian cuaca ekstrem yang lebih intens dan lebih sering terjadi. Sebagai tanggapannya, para pemimpin Afrika mendorong pajak global baru dan perubahan pada lembaga keuangan internasional untuk membantu mendanai tindakan terhadap krisis iklim.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya