Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Besar (Kedubes) Ukraina di Indonesia menggelar acara bertajuk "War Up Close" yang diselenggarakan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Jakarta pada Senin, (11/12/2023). Acara ini membahas kondisi Ukraina di tengah perang melawan Rusia.
Dubes Ukraina untuk Indonesia menuturkan tekad Ukraina untuk membangun kembali negaranya di tengah-tengah konflik yang sedang berkecamuk dengan Rusia. Dalam upaya untuk merestorasi segmen ekonomi yang terdampak, ia menjelaskan langkah yang telah diambil termasuk mengajak Indonesia untuk berinvestasi.
Baca Juga
"Kita berbicara tentang $1 triliun (Rp15 kuadriliun) untuk membangun kembali Ukraina setelah perang. Tapi sekarang, setiap tahun ada sejumlah uang yang disumbangkan atau diinvestasikan oleh siapapun termasuk Bank Dunia, beberapa bank, bank swasta, perusahaan swasta, pemerintah. Sekarang tahun ini jumlahnya $15 miliar (Rp232 triliun)," kata Dubes Ukraina untuk Indonesia, Dr. Vasyl Hamianin dalam acara ini.
Advertisement
"Jadi, kami mengharapkan juga perusahaan-perusahaan Indonesia untuk berpartisipasi dalam bisnis ini," tambahnya.
Dubes Ukraina menilai bahwa kini Indonesia merupakan negara di mana segala sesuatunya telah terbangun dan tumbuh.Â
"Saya mengundang Anda para pemain besar Indonesia untuk mulai bergabung dengan ini," tuturnya.
Sebelum perang Rusia-Ukraina berkecamuk, Indonesia sempat melakukan aktivitas ekspor dan impor dengan Ukraina secara langsung. Komoditas ekspor terbesar Tanah Air adalah minyak kelapa sawit dan impor terbesar dari Ukraina adalah gandum. Hal ini dijelaskan oleh Dubes Vasyl.
"Saya berharap kita dapat memulihkan kapasitas impor dan tenaga ahli karena saat ini sepengetahuan saya, ekspor langsung kita ke Indonesia sangat kecil. Dan input langsung ekspor kita dari Indonesia juga sangat kecil. Namun Indonesia masih mengimpor banyak biji-bijian Ukraina tetapi dari negara ketiga," kata Dr. Vasyl Hamianin seraya mengajak Indonesia untuk melakukan ekspor-impor secara langsung tanpa pihak ketiga.
Jaminan Keamanan Investasi
Sebelumnya, Rusia melakukan blokade untuk Ukraina agar tidak dapat melintas melalui laut hitam yang cukup penting bagi pasokan makanan dan perdagangan negara tersebut. Ukraina kini telah menemukan jalur alternatif baru yang disampaikan oleh Dubes Vasyl pada kesempatan yang sama.Â
"Kami menciptakan kembali koridor ini tanpa Rusia. Jadi kami melakukannya dengan sangat sukses sekarang," tuturnya.
"Itu adalah rute yang dekat dengan perairan negara-negara NATO. Jadi jika Anda menyerang perairan ini, maka akan terjadi serangan terhadap negara-negara NATO. Itu aman," ungkap Dubes Ukraina untuk Indonesia.
Tak hanya keamanan jalur lintasan, Dubes Vasyl menjelaskan bahwa Ukraina juga menjamin keamanan dana yang telah diinvestasikan kepadanya.Â
"Mereka mengidentifikasi asuransi untuk investasi tersebut. Jadi yang berinvestasi dijamin tidak akan rugi ya," kata Dr. Vasyl dengan optimis.Â
Ia menambahkan terkait keamanan investasi dengan Ukraina, "Pemerintah Ukraina menjamin bahwa kami akan mengatur dan melakukan apa saja agar aman, tapi untuk keamanannya, ada perusahaan asuransi, jadi apa yang bisa kami lakukan, kami harus meminimalkan risiko dari pihak kami."
Advertisement
Upaya Ukraina ‘Bangun’ Kembali Negaranya di Tengah Perang Lawan Rusia
Tak dapat dipungkiri, perang melawan Rusia meninggalkan sejumlah kehancuran di beberapa wilayah Ukraina. Hal ini membuat Pemerintah Ukraina harus membangun kembali negaranya demi kesejahteraan rakyat.Â
Dubes Vasyl memaparkan keadaan warga Ukraina yang harus mengungsi, membutuhkan makan, pekerjaan, layanan kesehatan, dan sekolah di tengah perang yang tengah terjadi pada acara yang sama.
"Kita harus membangun tempat tinggal, kita harus membangun jalan, kita harus membangun sekolah, restoran, semuanya, kan? Itulah yang kami lakukan sekarang. Kami sedang membangun sekarang karena kami harus hidup. Mereka tidak bisa tinggal di tenda sepanjang waktu," tutur Dr. Vasyl Hamianin.
Mengenai langkah yang akan dilakukan Pemerintah Ukraina dalam pembangunan ini, ia juga menjelaskan mengenai rinciannya.
"Ini akan menjadi yang pertama (yakni) komunikasi, fasilitas pembangkit listrik, fasilitas distribusi listrik, pasokan air, drainase, seperti kabel, telekomunikasi optik, sementara di daratan (akan dibangun) jalan, taman, jembatan, rumah tinggal, sekolah, rumah sakit, semuanya," katanya.
Tak hanya infrastruktur, Ukraina kini juga berupaya memperbaiki sektor perekonomian mereka dengan melakukan stabilisasi produksi.Â
"Kami sekarang mencoba menstabilkan perekonomian, mencoba menstabilkan produksi. Dan kami mencapai banyak hal. Misalnya saja, seperti yang Anda ingat pada koridor biji-bijian tempat kita mengirimkan biji-bijian ke dunia… Selama setahun terakhir, kami berhasil mengekspor lebih sedikit dari biasanya, lebih sedikit dari biasanya, tetapi tetap saja, jumlahnya sekitar 70 juta ton biji-bijian," jelas Dubes Vasyl.
"Kami mengekspornya ke mana-mana, China, Asia, Bangladesh, Afrika, di mana-mana," tandasnya.
Kegiatan Amal Ukraina dan Tur Mini di War Up Close
Dalam acara War Up Close ini juga, Dubes Vasyl memaparkan bahwa meski Ukraina kini berada di tengah konflik dengan Rusia, negara tersebut tetap melakukan kegiatan amal kepada negara lain.
"Kami mengirimkan banyak hal ke negara-negara yang membutuhkan. Ukraina sedang diserang, dan masih melakukan banyak kegiatan amal, seperti yang Anda tahu, mengirimkan biji-bijian ke Yaman, ke Somalia, Kenya, Nigeria, ke negara-negara yang sangat membutuhkan biji-bijian. Dan program ini disebut Grains from Ukraine (Biji-bijian dari Ukraina)," katanya.
Selanjutnya ia menjelaskan bahwa program ini merupakan inisiatif dari Presiden Volodymyr Zelenskyy. Tak hanya itu, Biji-bijian dari Ukraina ini juga dikatakan berada dibawah naungan organisasi pangan dunia dari United Nations atau PBB.
Mengenai angka yang telah dikirim, Dr Vasil mengatakan, "Saat ini, saya rasa sekitar 300.000 ton sudah dikirim ke negara-negara tersebut."
Tak hanya itu, Dubes Ukraina untuk Indonesia ini juga melakukan tur mini untuk melihat beberapa koleksi terkait Ukraina yang dipajang di lantai dasar Perpusnas RI. Ia juga menunjukkan gelang dengan aksen warna biru dan kuning seperti bendera Ukraina.Â
Dalam acara yang sama, para tamu juga diajak menggunakan kacamata Virtual Reality (VR) yang dapat melihat kondisi kehancuran Ukraina dampak perang dengan Rusia.Â
Advertisement