Thailand Setop Lisensi Senjata Baru Selama Setahun, Imbas Penembakan Mematikan Sebelumnya

Setelah serangkaian penembakan besar-besaran di Thailand, pemerintah setempat memutuskan mengambil langkah untuk penghentian izin senjata api.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 21 Des 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 21 Des 2023, 18:00 WIB
Ilustrasi bendera Thailand (AP/Sakchai Lalit)
Ilustrasi Thailand setop lisensi senjata api. (AP/Sakchai Lalit)

Liputan6.com, Bangkok - Setelah serangkaian penembakan besar-besaran di Thailand, pemerintah setempat memutuskan mengambil langkah untuk penghentian izin senjata api.

"Thailand berhenti mengeluarkan izin senjata baru selama setahun," Kementerian Dalam Negeri Thailand mengumumkan pada hari Rabu, 30 Desember 2023. 

"Perubahan ini akan segera berlaku," kata kementerian tersebut, mengutip AFP Kamis (21/12/2023).

Kementerian Dalam Negeri Thailand mengatakan langkah tersebut dilakukan menyusul perdebatan di kerajaan mengenai pengendalian senjata api akibat insiden senjata mematikan beberapa waktu sebelumnya.

Seorang anak laki-laki berusia 14 tahun melepaskan tembakan di sebuah pusat perbelanjaan Bangkok pada bulan Oktober, menewaskan tiga orang, dan seorang mantan polisi bersenjatakan pistol dan pisau yang dimiliki secara sah membunuh 36 orang di sebuah taman kanak-kanak setahun sebelumnya.

"Untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi tingkat kejahatan, kami akan melarang sementara penerbitan senjata pribadi," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Traisuree Taisaranakul di halaman Facebook resminya.

Thailand merupakan salah satu negara dengan tingkat kepemilikan senjata tertinggi di kawasan Asia dengan 10 juta senjata api yang beredar, menurut situs GunPolicy.org – kira-kira satu untuk setiap tujuh warga Thailand.

Selain insiden-insiden penembakan seperti serangan di taman kanak-kanak dan mal, penembakan mematikan sering diberitakan di media Thailand.

Negara kerajaan ini mencatat hampir 1.300 kematian akibat senjata pada tahun 2019 – tahun terakhir di mana data tersedia – dibandingkan dengan sekitar 130 kematian di negara tetangga Vietnam, yang populasinya sekitar 40 persen lebih tinggi.​

Tom Kha Gai Thailand Geser Rawon Indonesia di Puncak Daftar Sup Daging Terenak di Dunia Versi TasteAtlas

Kuliner Thiland
Kuliner Thailand Tom Kha Gai yang menggeser rawon Indonesia dari puncak daftar Sup Daging Terlezat di Dunia versi TasteAtlas. (dok. pexels.com/Nadin Sh)

Hal lain yang jadi sorotan Thailand adalah makanannya.

Platform panduan online untuk makanan tradisional, ulasan kritikus makanan, serta artikel penelitian tentang bahan dan hidangan populer berbasis di Kroasia, TasteAtlas, baru saja memperbaharui daftar "Sup Daging Terlezat di Dunia" mereka. Sayangnya, pembaruan ini membuat rawon Indonesia tergeser dari puncak list sebagaimana dirilis pada Mei 2023.

Sajian sup berkuah gelap itu digantikan tom kha gai yang merupakan kuliner Thailand. Namun secara skor, keduanya sebenarnya sama-sama mencetak 4,7 dari 5. Di deskripsinya tertulis, "Tom kha gai adalah hidangan nasional Thailand yang berasal dari bagian tengah negara itu dan membawa pengaruh Laos."

"Ini adalah sup yang namanya diterjemahkan jadi sup ayam lengkuas rebus, (yang bahan-bahannya) terdiri dari santan, potongan atau suwiran ayam, lengkuas (tanaman berkayu cokelat kemerahan yang masih satu keluarga dengan jahe), serai, bawang putih, cabai rawit, daun jeruk purut, kecap ikan, dan jamur shitake."

"Rasa lengkuas yang pedas, sedikit asam, dan beraroma bunga memberi kontras yang menarik dengan tekstur santan nan lembut, menciptakan hidangan aromatik luar biasa dalam prosesnya," sebut mereka. "Tom kha gai sangat bergizi dengan khasiat obat yang hebat, seperti kemampuan menenangkan saluran pencernaan."

"Karena hidangan ini sangat populer, ada juga versi lain, termasuk vegetarian, tahu, makanan laut, dan tom kha babi. Secara tradisional, kuliner Thailand ini disajikan dengan nasi sebagai pendamping, dihiasi daun ketumbar dan tomat potong dadu nan segar," sebut TasteAtlas.

Selengkapnya di sini...

Thailand Akan Benahi Kebijakan Konsumsi Ganja, Hanya untuk Tujuan Medis

Ilustrasi Ganja
Ilustrasi ganja. (dok. Unsplash.com/@exxteban)

Ganja juga jadi sorotan dari Thailand. Perdana Menteri (PM) Thailand Srettha Thavisin menuturkan bahwa pemerintahnya akan membenahi kebijakan terkait ganja dan membatasi penggunaannya untuk tujuan medis dalam waktu enam bulan.

Thailand menjadi negara pertama di Asia yang men-dekriminalisasi ganja setelah menghapus tanaman ganja dari daftar narkotika pada tahun lalu, kebijakan yang menyebabkan booming-nya kafe dan apotek ganja di destinasi-destinasi wisata populer seperti Bangkok, Chiang Mai, dan Pattaya.

 PM Srettha menuturkan bahwa telah ada kesepakatan di antara pemerintah koalisi tentang perlunya mengubah undang-undang dan melarang penggunaan ganja untuk rekreasi. PM Srettha sendiri gencar mengampanyekan anti-narkoba sebelum pemilu.

"Undang-undang tersebut perlu ditulis ulang," ujar PM Srettha saat diwawancara Bloomberg Television di sela menghadiri Majelis Umum PBB, seperti dilansir The Guardian, Sabtu (22/9/2023).

"Itu perlu diperbaiki. Kita dapat mengaturnya hanya untuk penggunaan medis."

Ketika ditanya apakah akan ada kompromi dalam hal penggunaan narkoba, PM Srettha menjawab "tidak". Dia menambahkan bahwa masalah yang timbul dari penggunaan narkoba telah menyebar luas akhir-akhir ini.

Selengkapnya klik di sini...

Petani di Thailand Ubah Sawah Jadi Seni, Tampilkan Gambar Kucing Tidur Atas Lahan Hijau

Ilustrasi persawahan.
Ilustrasi persawahan. (dok. Quangpraha/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Smentara baru-baru ini, sekelompok petani dan seniman di Thailand berkolaborasi untuk membuat karya seni unik yang tak pernah terpikirkan sebelumnya, yakni membuat gambar di atas lahan sawah.

Seorang petani bernama Tanyapong Jaikham serta sejumlah tim pekerja menanam bibit di berbagai tempat di sebuah lahan yang terletak di provinsi utara Chiang Rai untuk membentuk gambar kucing, dengan harapan dapat memikat wisatawan dan pecinta kucing.

"Kami memperkirakan puluhan ribu orang akan datang dan melihat seni di sawah," katanya, seperti dikutip Straits Times, Rabu (20/12/2023). 

Ia mengatakan bahwa proses pembuatannya bergantung pada koordinat Global Positioning System untuk memposisikan bibit sesuai dengan sketsa awal yang dibuat oleh seniman, dengan warna tanaman yang berubah seiring pertumbuhannya.

"Sangat penting untuk memposisikannya secara akurat, dan warna padi akan berubah secara bertahap seiring berjalannya waktu," katanya.

Pada saat panen terakhir, tanaman padi akan menghasilkan potret Cooper, kucing yang menjadi modelnya.

Sementara itu, menara di area sekitarnya sedang dibangun agar memudahkan para pengunjung untuk menikmati karya seni di atas sawah tersebut.

Tanyapong juga berharap agar kaum muda yang ingin belajar lebih banyak tentang interaksi seni dan teknologi juga dapat memperoleh manfaat dengan mengunjungi situs tersebut.

"Dulu beras hanya dianggap sebagai makanan yang dikonsumsi," ujarnya.

"Pendekatan ini memungkinkan kita mengembangkan pariwisata dan pertanian secara bersamaan."

Sambungannya di sini...

Infografis Negara-Negara Pendukung Produk Ganja untuk Pengobatan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Negara-Negara Pendukung Produk Ganja untuk Pengobatan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya