Australia Bersiap Hadapi Gelombang Panas Jelang Tahun Baru, Suhu Diprediksi Capai 45 Derajat Celcius

Gelombang panas ekstrem yang terjadi di Australia dipengaruhi oleh fenomena El Nino.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 30 Des 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 30 Des 2023, 14:00 WIB
Gelombang Panas Australia
Orang-orang berenang di Pantai Bondi Sydney saat suhu yang melebihi 40 derajat Celcius (104 derajat Fahrenheit) diperkirakan akan melanda sebagian wilayah timur Australia, Sabtu (9/12/2023). Peringatan gelombang panas diberlakukan di seluruh negara bagian daratan Australia, dengan peringatan bahaya kebakaran ekstrem hingga bencana dikeluarkan pada hari Jumat untuk wilayah Australia Selatan, Victoria utara, pedalaman NSW, dan Greater Sydney. (AP Photo/Mark Baker)

Liputan6.com, Canberra - Australia bersiap menghadapi gelombang panas dahsyat di wilayah utara dan baratnya selama akhir pekan menjelang Tahun Baru, dengan suhu diperkirakan mencapai lebih dari 45 derajat Celsius. Sementara itu, badai petir hebat juga diperkirakan akan melanda wilayah timur negara tersebut.

Dilansir Malay Mail, Sabtu (30/12/2023), gelombang panas ini terjadi setelah sistem cuaca buruk yang melanda bagian timur negara itu selama liburan Natal hingga menewaskan 10 orang dan memutus aliran listrik bagi puluhan ribu orang.

Musim panas di Australia pada bulan Desember-Februari dipengaruhi oleh fenomena El Nino, yang biasanya membawa suhu di atas rata-rata pada siang hari, dan dapat menyebabkan cuaca ekstrem mulai dari kebakaran hutan hingga siklon tropis dan kekeringan berkepanjangan.

Kondisi gelombang panas ekstrem diperkirakan terjadi di sebagian besar negara bagian Australia Barat, dengan suhu di Marble Bar, sebuah kota pertambangan tua terpencil di barat laut, diperkirakan mencapai 49 derajat Celcius pada hari Sabtu, kata Biro Meteorologi.

Sementara itu, suhu di kota-kota pedalaman Queensland, Longreach dan Julia Creek di timur laut diperkirakan akan mencapai 47 derajat Celcius pada akhir pekan ini, sementara suhu malam hari di banyak wilayah di Northern Territory mungkin akan tetap berada di angka 30 derajat Celcius selama beberapa hari.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Meningkatkan Risiko Kebakaran Hutan

Ilustrasi kebakaran hutan di Australia (AP Photo)
Ilustrasi kebakaran hutan di Australia (AP Photo)

Gelombang panas yang hebat juga mendorong pihak berwenang untuk meningkatkan risiko kebakaran hutan dengan beberapa wilayah menerapkan larangan kebakaran total.

Namun di wilayah timur, badai petir diperkirakan akan terjadi kembali mulai Jumat di wilayah timur Queensland dan timur laut New South Wales, dan berlanjut hingga tahun baru.

"Badai petir hebat mungkin terjadi… meskipun aktivitasnya tidak akan meluas dibandingkan hari-hari sebelumnya. Badai petir besar juga mungkin terjadi di Australia Selatan bagian barat," kata Sarah Scully, peramal cuaca di Biro Meteorologi.


Potensi Hujan Es

Gelombang Panas Australia
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese memperingatkan warganya untuk tetap berada di tempat aman pada Sabtu (9/12) ketika gelombang panas melanda pantai timur dan menyebabkan suhu di Sydney mencapai titik tertinggi dalam tiga tahun. (AP Photo/Mark Baker)

Beberapa badai di wilayah timur bisa menjadi parah pada Jumat sore, dengan potensi hujan es besar, hembusan angin lebih dari 90 kmh (56 mph) dan hujan lebat.

Badai tersebut diperkirakan akan mereda pada Malam Tahun Baru dan tidak berdampak pada pertunjukan kembang api ikonik di Sydney karena Biro Meteorologi memperkirakan kondisi berawan pada hari Minggu dengan kemungkinan hujan sangat kecil.

Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya