Liputan6.com, Jakarta - Ternyata tanggal 27 Februari merupakan International Polar Bear Day atau Hari Beruang Kutub Internasional.
Peringatan ini diharapkan bisa meningkatkan kesadaran mengenai masalah yang dihadapi beruang kutub dan cara-cara yang dapat kita lakukan untuk mengurangi jumlah karbon atau gas emisi yang dihasilkan, dari berbagai kegiatan (aktivitas) manusia pada kurun waktu tertentu.Â
Perubahan iklim merupakan ancaman besar bagi keberadaan beruang kutub dan bagaimana cara untuk manusia dalam mengambil tindakan dan melindungi masa depan hewan ini.
Advertisement
Beruang kutub diklasifikasikan sebagai mamalia laut, dengan lapisan lemak tubuh yang tebal dan mantel anti air untuk menjaga mereka tetap terisolasi dari udara dan air sedingin es yang mereka temui di lautan es di Samudra Arktik.
Dengan mencairnya wilayah mereka, Hari Beruang Kutub Internasional adalah kesempatan penting bagi manusia untuk mengingat tentang apa yang dipertaruhkan dalam hal ini, yaitu melestarikan masa depan para beruang kutub.
Mengutip dari oceanwide-expeditions.com, sangat jelas bahwa beruang kutub terkena dampak negatif dari perubahan iklim, kenyataan bahwa Kutub Utara menanas dengan cepat berarti beruang kutub adalah salah satu spesies yang paling terancam oleh perubahan iklim.
Hampir semua komunitas ilmiah sepakat bahwa perubahan iklim memang benar-benar nyata dan sangat utama disebabkan oleh manusia.Â
Sementara itu, dampak buruk lebih cepat terjadi di Kutub Utara dibandingkan tempat lain di dunia.Â
Sejarah Awal Hari Beruang Kutub Internasional
Hari Beruang Kutub Internasional pertama kali diselenggarakan oleh organisasi nirlaba, Polar Bears International, mengutip dari oceanwide-expeditions.com.
Pada awalnya sulit bagi para ilmuwan untuk melacak asal-asul beruang kutub, namun penemuan terbaru di Norwegia akhirnya memberikan jawaban.Â
Penemuan tulang rahang langka di Pulau Svalbard, Norwegia pada tahun 2004 menjadi patokan untuk para ilmuwan dalam memperkirakan bahwa spesies tersebut pertama kali hidup sekitar 150.000 tahun yang lalu.
Masyarakat adat yang tinggal di Kutub Utara terbiasa untuk berburu para beruang selama ribuan tahun, mengutip dari nationaltoday.com, sehingga dianggap berkontribusi terhadap keseimbang ekosistem di sana.Â
Semuanya berubah pada tahun 1700-an ketika para pemburu dari Eropa, Rusia, dan Amerika Utara dengan cepat mengurangi populasi beruang kutub. Tanpa adanya peraturan apa pun, para pemburu ini bisa menjebak beruang kutub sebanyak yang mereka mau.
Pada tahun 1950an keadaan menjadi lebih buruk karena meningkatnya penggunaan bahan bakar fosil, pembakaran batu bara, minyak, dan gas yang mencairkan es laut yang menyebabkan permukaan laut naik dan mengubah lingkungan hidup beruang kutub.
Kelompok-kelompok lingkungan hidup tersebut mulai menentang kepentingan beruang kutub, namun protes mereka sering kali tidak didengarkan karena pemerintah mengabaikan permintaan untuk berbuat lebih banyak dalam upaya melindungi Arktik dan juga beruang kutub.
Pada tahun 1973, AS, Denmark, Norwegia, dan Uni Soviet menandatangani Perjanjian Internasional tentang Konservasi Beruang Kutub dan habitatnya.
Perjanjian tersebut mengatur perburuan komersial dan pemerintah AS mengklasifikasikan beruang kutub sebagai hewan yang terancam punah.
Organisasi nirlaba Polar Bears International (PBI) dibentuk pada tahun 1994 dan menjalankan misinya untuk menetapkan program aksi untuk melindungi beruang kutub yang terancam punah.
Mereka memperkenalkan Hari Beruang Kutub Internasional yang pertama pada tahun 2011 dan sejak itu diperingati setiap tahun.
Advertisement
Kronologi Terbentuknya Hari Beruang Kutub Internasional
Tahun 1700-an
Para pemburu dari Eropa, Rusia, dan Amerika Utara mengganggu ekosistem beruang kutub dengan perburuan yang tidak diatur dan liar.
Tahun 1950-an
Pembakaran bahan bakar fosil, mencairkan es laut dan membahayakan populasi beruang kutub.
Tahun 1973
Beruang Kutub dianggap terancam punah di AS, Denmark, Norwegia, Uni Soviet, dan perburuan komersial mulai diatur.
Tahun 2011
Polar Bear International menciptakan Hari Beruang Kutub Internasional untuk menyebarkan kesadaran melalui penelitian, pendidikan, dan aktivitas.
Belum terlambat untuk membalikkan situasi buruk ini. Penelitian menunjukkan bahwa jika kita mengurangi emisi karbon, es laut dan beruang kutub masih bisa pulih.
Ekosistem di Kutub Utara sangat rapuh dan jika beruang kutub punah, hal ini dapat memicu reaksi berantai yang akan lebih sulit untuk diatasi.
Mencairnya es di Kutub Utara berarti lebih sedikit panas yang dipantulkan dari Bumi dan sebagai konsekuensinya Bumi akan mengalami gelombang panas yang lebih intens.Â
5 Fakta Tentang Beruang Kutub di Hari Beruang Kutub Internasional
Mengutip dari nationaltoday.com, beruang kutub memiliki 5 fakta menarik, sebagai berikut:
1. Raja Arktik
Beruang kutub adalah mamalia darat karnivora terbesar di Bumi.
2. Berat di musim dingin
Seekor beruang kutub jantan yang besar dapat memiliki berat 1.700 pon atau sekitar 771 kilogram, dan beratnya bisa berlipat ganda setelah musim berburu yang sukses.
3. Karnivora
Beruang kutub pada dasarnya adalah pemakan daging dan memakan anjing laut.
4. Berpuasa
Beruang betina memiliki masa puasa terpanjang yang diketahui dibandingkan spesies mamalia mana pun, yaitu sekitar 180 hari.
5. Kulit dalam
Di bawah bulu putihnya terdapat kulit hitam untuk menyerap hangatnya sinar matahari.
Â
Advertisement