Liputan6.com, Riyadh - Lagi-lagi perundingan damai untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza antara Israel dan Hamas belum tercapai.
Mengutip VOA Indonesia, Minggu (5/5/2024), negosiasi gencatan senjata antara delegasi Hamas dan para mediator Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat (AS) berakhir pada Sabtu (4/5) tanpa mencapai kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza.
Baca Juga
Para mediator sejatinya mengusulkan gencatan senjata selama 40 hari dan selama masa itu, di mana Hamas akan mulai melepaskan sandera sipil perempuan sebagai imbalan atas tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.
Advertisement
Hamas telah meminta penghentian perang secara total dan penarikan seluruh pasukan Israel dari Gaza. Di sisi lain, Israel telah bertekad untuk menghancurkan Hamas dan mengatakan pihaknya tidak akan setuju untuk mengakhiri perang sebagai bagian dari kesepakatan pembebasan sandera. Selain itu, Israel juga tidak akan menarik rencana invasi Rafah dari meja perundingan.
Setelah perundingan dimulai, seorang pejabat tinggi Israel menuduh Hamas "menggagalkan kemungkinan mencapai kesepakatan" dengan menolak memenuhi tuntutannya untuk mengakhiri perang. Israel belum mengirimkan delegasi ke Kairo, Mesir, tempat pembicaraan damai berlangsung.
Sesaat sebelum pukul 21.00 waktu setempat (18.00 GMT), sumber senior Hamas yang dekat dengan perundingan tersebut mengatakan kepada Agence France-Presse (AFP) bahwa perundingan akan dilanjutkan pada Minggu (5/5).
Sebelumnya pada Sabtu (4/5), media pemerintah Mesir melaporkan bahwa “kemajuan nyata” telah dicapai selama negosiasi.
Adapun Direktur Badan Intelijen Pusat (Central Intelligence Agency/CIA) William Burns tiba di Kairo pada Jumat (3/5) sebagai bagian dari upaya diplomatik Washington. CIA menolak mengomentari rencana perjalanan Burns.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menggambarkan tawaran gencatan senjata Israel sebagai “sangat murah hati,” dan dia mendesak Hamas untuk menerimanya.
Belum Diketahui Apakah Hamas dan Israel Akan Terima Kesepakatan Gencatan Senjata
Sejauh ini masih belum jelas apakah Hamas akan menerima persyaratan perundingan dan apakah Israel akan membatalkan rencananya untuk mengakhiri perang habis-habisan yang bertujuan menghancurkan Hamas, yang telah ditetapkan sebagai kelompok teror oleh AS, Inggris, dan negara-negara Barat lainnya.
Israel telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka berencana melancarkan serangan terhadap sel-sel Hamas di Kota Rafah, Gaza selatan, tempat sekitar 1 juta pengungsi berkumpul, setelah melarikan diri dari serangan Israel selama berbulan-bulan di daerah kantong tersebut.
"Serangan itu bisa menjadi pembantaian warga sipil dan pukulan luar biasa terhadap operasi kemanusiaan di seluruh wilayah tersebut karena operasi tersebut terutama dilakukan di Rafah," kata Jens Laerke, juru bicara kantor kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau OCHA, dalam konferensi pers di Jenewa.
Israel berjanji menjamin evakuasi warga sipil yang aman dari kota yang terletak di perbatasan Gaza dengan Mesir.
Advertisement
Klaim 32 Jenazah dalam 24 Jam Vs 13.000 Militan
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pada Sabtu (4/5) bahwa dalam 24 jam terakhir, jenazah 32 orang yang tewas akibat serangan Israel telah dibawa ke rumah sakit setempat.
Tanpa memberikan bukti yang mendukung klaimnya, militer Israel mengatakan mereka telah membunuh 13.000 militan. Mereka juga telah melakukan penangkapan massal selama penggerebekan di Gaza.
Kementerian Kesehatan Gaza dalam sebuah pernyataan, Jumat (3/5), mengatakan setidaknya 34.622 warga Palestina telah tewas dan 77.867 lainnya terluka selama serangan militer Israel terhadap Hamas sejak awal perang.
Kementerian tersebut tidak membedakan korban antara kombatan dan warga sipil dalam penghitungannya, tetapi mengatakan bahwa perempuan dan anak-anak mencapai dua pertiga dari korban tewas.
Adappun sSerangan balasan Israel di Gaza dipicu oleh serangan teror Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan. Serangan tersebut menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan para penyerang menculik sekitar 250 orang. Sebanyak 105 dari para sandera dibebaskan selama gencatan senjata pada November tahun lalu, sementara Israel memperkirakan 35 sandera dari 129 sandera yang tersisa di Gaza tewas.