Australia dan Selandia Baru Kirim Pesawat untuk Evakuasi Warga dari Kerusuhan Kaledonia Baru

Unjuk rasa yang diwarnai kekerasan dipicu oleh reformasi pemilu yang dinilai akan semakin mengabaikan penduduk asli Kaledonia Baru.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 21 Mei 2024, 14:01 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2024, 14:00 WIB
Rusuh Kaledonia Baru, Puing dan Sisa Barang Terbakar Blokir Jalan di distrik Magenta Noumea
Sebuah jalan diblokir oleh puing-puing dan barang-barang yang terbakar pasca-kerusuhan semalam di distrik Magenta di Noumea, wilayah Pasifik Prancis di Kaledonia Baru, pada 18 Mei 2024. (Delphine Mayeur/AFP

Liputan6.com, Noumea - Pemerintah Australia dan Selandia Baru pada hari Selasa (21/5/2024) mengumumkan mereka mengirim pesawat untuk mengevakuasi warga negara mereka dari Kaledonia Baru yang dilanda kekerasan.

Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengonfirmasi bahwa Australia telah mendapat izin dari otoritas Prancis untuk melakukan dua penerbangan guna mengevakuasi warga negara dan wisatawan lainnya dari Kaledonia Baru di tengah kerusuhan yang melanda wilayah Prancis itu, di mana masyarakat adat telah lama mengupayakan kemerdekaan.

"Kami terus berupaya untuk penerbangan selanjutnya," tulis Wong di platform media sosial X pada hari Selasa.

Kementerian Luar Negeri Australia mengatakan terdapat 300 warga Australia di Kaledonia Baru.

Selandia Baru juga mengumumkan pengiriman pesawat pada Selasa untuk mengevakuasi 50 warga negaranya dari Noumea, penerbangan pertama dari serangkaian usulan penerbangan untuk membawa pulang warganya.

"Warga Selandia Baru di Kaledonia Baru telah menghadapi hari-hari yang penuh tantangan – dan memulangkan mereka merupakan prioritas mendesak bagi pemerintah," kata Menteri Luar Negeri Winston Peters, seperti dilansir kantor berita AP.

"Bekerja sama dengan Prancis dan Australia, kami sedang mengerjakan penerbangan berikutnya dalam beberapa hari mendatang."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jam Malam Diberlakukan

Rusuh Kaledonia Baru, Puing dan Sisa Barang Terbakar Blokir Jalan di distrik Magenta Noumea
Selain membakar dan menjarah toko-toko, perusuh juga membuat barikade jalan hingga memutus akses terhadap obat-obatan dan makanan. (Delphine Mayeur/AFP)

Setidaknya enam orang tewas dan ratusan lainnya terluka di Kaledonia Baru sejak kekerasan meletus pekan lalu menyusul reformasi pemilu kontroversial yang disahkan di Paris.

Sekitar 270 pengunjuk rasa ditangkap pada hari Selasa dan jam malam mulai pukul 18.00-06.00 Waktu setempat diberlakukan di kepulauan berpenduduk sekitar 270.000 jiwa itu.

Prancis telah mengirimkan lebih dari seribu personel keamanan dan ratusan lainnya akan tiba pada Selasa dalam upaya meredam kerusuhan dan memulihkan kendali.

Bentrokan bersenjata, penjarahan, pembakaran dan kekacauan lainnya mengubah sebagian ibu kota, Noumea, menjadi zona terlarang. Dengan kolom asap yang mengepul ke langit, mobil-mobil yang terbakar berserakan di jalan, tempat usaha dan toko digeledah, dan gedung-gedung menjadi reruntuhan berasap.


Alasan Reformasi Pemilu Picu Penolakan

Rusuh Kaledonia Baru, Puing dan Sisa Barang Terbakar Blokir Jalan di distrik Magenta Noumea
Kerusuhan dipicu oleh rencana Paris mengubah konstitusi mengenai pemilu, terutama soal pemilu lokal. Rencana perubahan ini setelah Majelis Nasional Prancis menyetujui usulan amandemen tersebut. (Delphine Mayeur/AFP)

Telah terjadi ketegangan selama beberapa dekade antara penduduk asli Kanak yang menginginkan kemerdekaan dan keturunan penjajah yang ingin tetap menjadi bagian dari Prancis.

Kerusuhan meletus pada 13 Mei ketika badan legislatif Prancis di Paris membahas amandemen konstitusi Perancis untuk melakukan perubahan pada daftar pemilih Kaledonia Baru. Majelis Nasional di Paris menyetujui rancangan undang-undang yang, antara lain, akan memungkinkan penduduk yang telah tinggal di Kaledonia Baru selama 10 tahun untuk memberikan suara dalam pemilu.

Para penentang khawatir tindakan tersebut akan menguntungkan politikus pro-Prancis di Kaledonia Baru dan semakin meminggirkan suku Kanak yang pernah menderita akibat kebijakan segregasi yang ketat dan diskriminasi yang meluas.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya