Liputan6.com, Denpasar - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan menilai potensi pengembangan hilirisasi rumput laut dapat menjadi peluang untuk mengurangi kemiskinan.
Karenanya, ia pun mengungkap soal kelanjutan wacana hilirisasi rumput laut menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN).
Dengan penetapan hilirisasi rumput laut menjadi PSN, Luhut menyebut akan ada lapangan pekerjaan yang terbuka bagi banyak orang.
Advertisement
"Menurut saya, kalau kita bikin 1,2 juta hektar secara bertahap, kita bisa memperkerjakan langsung hampir 1 juta orang. Jadi, menurut saya ini satu terobosan yang selama ini kurang kita perhatikan," kata Luhut saat ditemui di sela-sela World Water Forum ke-10 di Hotel Merusaka, Rabu (22/5/2024).
Kelanjutan hilirisasi rumput laut menjadi PSN juga telah disampaikan Luhut kepada Presiden Joko Widodo dan akan menjadi proyek strategis di bawah pemerintahan presiden terpilih, Prabowo Subianto.
"Pak Jokowi sudah perintahkan saya, dan kami laporkan juga kepada presiden terpilih. Beliau juga dengan cepat merespon, karena beliau komitmen untuk meneruskan," tambahnya.
Berpotensi Lebih Besar dari Nikel
Dilansir Antara, sebelumnya Menko Luhut mengungkap potensi hilirisasi rumput laut yang diprediksi akan lebih besar dari nikel.
"Jadi rumput laut ini menurut saya menjadi satu proyek yang ke depan dalam 5-10 tahun ke depan itu akan sama pengaruhnya atau lebih besar daripada tambang nikel, dan itu bisa," kata Luhut dalam kegiatan Evaluasi Kinerja 2023 Menuju Indonesia Emas secara virtual di Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Menurutnya, hilirisasi rumput laut memiliki potensi besar untuk mengalahkan sektor pertambangan yang saat ini memiliki nilai ekspor mencapai 34 miliar dolar AS.
Advertisement
Mengurangi Ketergantungan Terhadap Pertambangan
Dengan pemanfaatan optimal terhadap rumput laut, Luhut mengatakan bukan hanya nilai ekonomi yang dapat meningkat, tetapi juga dapat mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan.
"Dan itu bisa karena pengalaman kita dalam menangani nikel dalam 7 tahun kita dalam posisi ekspor cuma 1,5 miliar dolar AS, sekarang kita sudah ekspor sampai pada 34 miliar dolas AS," ucap Luhut.