Israel: 8 Sandera yang Seharusnya Bebas pada Fase Pertama Gencatan Senjata Tewas oleh Hamas

Dalam pekan ini, Israel dan Hamas dijadwalkan melaksanakan dua kali pertukaran sandera dengan tahanan Palestina sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 28 Jan 2025, 08:01 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2025, 08:01 WIB
Sandera Israel yang Diculik Hamas
Nasib para sandera, termasuk sandera dari pihak Palestina, hingga kini masih terlunta-lunta karena belum ada satupun kesepakatan yang dicapai untuk membebaskan mereka. (AHMAD GHARABLI/AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Tel Aviv - Israel mengatakan delapan dari 26 sandera yang tersisa yang akan dibebaskan oleh Hamas selama fase pertama kesepakatan gencatan senjata telah tewas.

Juru bicara pemerintah Israel David Mencer mengatakan kepada wartawan bahwa pihaknya telah menerima daftar dari kelompok bersenjata Palestina tersebut semalam yang memberikan informasi tentang status para sandera.

"Daftar dari Hamas tersebut cocok dengan intelijen Israel, jadi saya bisa memberitahukan kepada Anda bahwa ... delapan orang telah dibunuh oleh Hamas," kata dia seperti dikutip dari BBC, Selasa (28/1/2025), tanpa menyebutkan nama mereka. "Pihak keluarga sudah diberitahu mengenai situasi kerabat mereka."

Tujuh perempuan telah dibebaskan dalam keadaan hidup sebagai pertukaran dengan lebih dari 290 tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel sejak gencatan senjata dimulai pada Minggu (19/1).

Pada Minggu (26/1) malam, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa Hamas telah setuju untuk membebaskan warga sipil perempuan Arbel Yehud, tentara perempuan Agam Berger, dan satu sandera lainnya pada Kamis (30/1) - sebelumnya disebutkan pada Jumat (31/1). Tiga sandera tambahan akan dibebaskan oleh kelompok tersebut pada Sabtu (1/2).

Militer Israel melancarkan serangan ke Jalur Gaza sebagai tanggapan atas serangan lintas batas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober 2023 oleh kelompok militan Palestina yang dipimpin Hamas. Israel mengklaim serangan itu menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyebabkan 251 lainnya diculik.

Menurut otoritas kesehatan Jalur Gaza, lebih dari 47.310 warga Palestina di Jalur Gaza tewas sejak serangan balasan Israel pada hari yang sama.

Keluarga Sandera Harap-harap Cemas

Sandera Israel yang Diculik Hamas
Orang-orang berjalan di luar tembok Kota Tua Yerusalem yang terpampang foto para sandera yang diculik oleh militan Palestina pada serangan 7 Oktober dan saat ini ditahan di Jalur Gaza, 6 November 2023. Hingga saat ini, pertempuran antara pasukan Israel dengan kelompok militan Hamas masih berlangsung di Jalur Gaza. (AHMAD GHARABLI/AFP)... Selengkapnya

Israel mengatakan 87 sandera masih dalam penahanan, 34 di antaranya diyakini tewas. Selain itu, ada tiga warga Israel yang diculik sebelum perang terbaru, salah satunya sudah tewas.

Salah satu sandera yang menurut Israel harus dibebaskan pada fase pertama adalah Or Levy (34), yang diculik saat sedang menghadiri festival musik Nova bersama istrinya, Eynav.

Pasangan tersebut, yang anaknya Almog kini berusia tiga tahun, melarikan diri ke tempat perlindungan bom pinggir jalan setelah militan menyerang. Eynav terbunuh di dalam tempat perlindungan tersebut sementara Or diculik dan dibawa ke Jalur Gaza.

Pada akhir pekan di Alun-Alun Sandera Tel Aviv, saudara Or, Michael, mengatakan kepada BBC bahwa menunggu kabar tentang 26 sandera yang tersisa seperti terjebak dalam "realitas yang diciptakan oleh iblis dan bagian dari kejahatan yang dinikmati oleh Hamas."

Dia juga mengatakan bahwa dia belum menerima indikasi kapan Or akan dibebaskan dan apakah akan ada apa yang dia sebut sebagai "tanggal akhir untuk mimpi buruk ini."

Michael juga mengatakan dia khawatir Hamas masih bisa menunda pembebasan saudaranya.

"Kami tidak bisa hanya tenang dan berharap yang terbaik. Kami harus terus berjuang. Dan sampai dia di sini, saya tidak akan mempercayai bahwa itu benar-benar terjadi," tutur Michael.

Tuntutan bagi Pemerintah Israel

Empat tentara perempuan Israel yang ditahan di Jalur Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 dibebaskan oleh Hamas pada Sabtu (25/1/2025), sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera dengan tahanan Palestina.
Empat tentara perempuan Israel yang ditahan di Jalur Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 dibebaskan oleh Hamas pada Sabtu (25/1/2025), sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera dengan tahanan Palestina. (Dok. AP Photo/Abed Hajjar)... Selengkapnya

Pada Sabtu (25/1), setelah pembebasan empat tentara Israel perempuan dalam pertukaran kedua gencatan senjata, juru bicara militer Israel mengatakan mereka sangat khawatir tentang kesejahteraan tiga sandera, yakni Shiri Bibas (33) dan dua anak laki-lakinya, Kfir (2) dan Ariel (5).

Hamas mengklaim pada November 2023 bahwa mereka telah dibunuh dalam serangan udara Israel. Namun, militer Israel belum mengonfirmasi kematian mereka dan pemerintah Israel bersikeras bahwa mereka termasuk di antara 33 sandera yang diserahkan pada fase pertama.

Negosiasi untuk fase kedua - yang akan melibatkan pembebasan sandera yang tersisa sebagai pertukaran dengan lebih banyak tahanan Palestina, penarikan penuh pasukan Israel, dan pemulihan ketenangan yang berkelanjutan - dijadwalkan dimulai pada 4 Februari.

Fase ketiga yang juga terakhir akan melibatkan rekonstruksi Jalur Gaza, yang bisa memakan waktu bertahun-tahun, dan pengembalian jenazah sandera yang masih tertahan.

Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang menuntut agar pemerintah Israel melaksanakan ketiga fase tersebut dan memastikan pengembalian setiap sandera."Kita tidak akan lengkap tanpa mereka semua. Bangsa kita menginginkan semua (sandera) di rumah ... Sampai sandera terakhir," sebut mereka.

Sementara itu, wakil kepala korps medis militer Israel mengatakan beberapa dari tujuh sandera yang baru saja dibebaskan telah menghabiskan "seluruh waktu mereka di terowongan bawah tanah" selama beberapa bulan terakhir.

"Beberapa dari mereka sendirian sepanjang waktu di sana," kata Avi Banov, seperti dilaporkan kantor berita Reuters. "Mereka yang bersama-sama dalam kondisi yang lebih baik."

Para sandera mengaku perlakuan terhadap mereka membaik pada hari-hari menjelang pembebasan, di mana mereka diizinkan mandi, berganti pakaian, dan diberikan makanan yang lebih baik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya