Jelang Olimpiade, Otoritas Prancis Pindahkan Ribuan Tunawisma dari Kota Paris

Sebuah laporan menyebut, operasi untuk memindahkan tunawisma kota Paris dan wilayah Île-de-France sekitarnya telah meningkat pesat.

oleh Najma Ramadhanya diperbarui 05 Jun 2024, 15:16 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2024, 15:16 WIB
Tunawisma yang Direlokasi dari Paris
Tunawisma yang Direlokasi dari Paris. (Emmanuel Dunand/AFP)

Liputan6.com, Paris - Ribuan tunawisma dilaporkan telah dipindahkan dari Paris dan sekitarnya sebagai bagian dari operasi 'pembersihan' menjelang Olimpiade Paris 2024, kata para aktivis.

Seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (5/6/2024), mereka yang dipindahkan termasuk pencari suaka, serta keluarga dan anak-anak yang sudah dalam situasi genting dan rentan, kata kelompok Le Revers de la Medaille pada Senin (3/6).

Polisi juga menindak pekerja seks dan pecandu narkoba, dengan mengeluarkan mereka dari jaringan biasa di mana mereka bisa mendapatkan perawatan kesehatan dan dukungan penting, tambah laporan itu. 

"Wilayah Ile-de-France telah dikosongkan dari beberapa orang yang dianggap tidak diinginkan oleh penguasa," demikian kesimpulannya.

Kelompok tersebut mengatakan, pengusiran dan pembongkaran kamp tenda di dalam dan sekitar kota telah meningkat sejak April 2023, dan 12.545 orang telah dipindahkan dalam 13 bulan terakhir.

Paul Alazy, selaku koordinator pemantauan kesehatan di Medecins du Monde, menuduh pihak berwenang melakukan "pembersihan sosial" terhadap populasi paling rentan di kota tersebut agar Paris tampak seindah mungkin untuk Olimpiade.

Ia juga mengatakan bahwa para tunawisma dipindahkan dengan bus ke pusat-pusat regional sementara yang didirikan tahun 2023 sebagai solusi jangka pendek untuk masalah ini.

"Mereka menyembunyikan kesengsaraan yang ada," katanya.

"Jika ini benar-benar solusi yang bermartabat untuk masalah ini, orang-orang akan berebut untuk naik bus. Namun kenyataannya tidak. Kami sedang membuat hidup menjadi tidak mungkin bagi kelompok yang dipindahkan ini dan para aktivis yang mendukung mereka."

Pembersihan Sosial Berkedok Pengusiran

Ilustrasi Kota Paris
Ilustrasi Kota Paris. (Unsplash)

Kelompok tersebut mengatakan, setidaknya 20.000 rumah diperlukan di seluruh Prancis, termasuk 7.000 di wilayah Ile-de-France, untuk memberikan solusi jangka panjang bagi tunawisma.

Balai kota Paris telah membuat rencana untuk menyediakan 1.000 tempat darurat, tetapi rencana tersebut belum disetujui oleh prefek, perwakilan negara.

Laporan tersebut menyebutkan pembersihan sosial ini sebagai aksi pengusiran.

“Pengusiran ini didasarkan pada pendekatan ganda yaitu penyebaran untuk menghindari pembentukan pemukiman informal yang akan terlalu terlihat, dan pemindahan dari aglomerasi Paris terhadap orang-orang yang berada dalam situasi sangat rentan."

“Meskipun kebijakan publik ini telah diterapkan selama beberapa tahun, sejumlah indikator membuat kami percaya bahwa Olimpiade bertindak sebagai akselerator.”

Tunawisma yang Marak Menjadi Masalahnya?

Ilustrasi bendera Prancis.
Ilustrasi bendera Prancis (AFP/Ludovic Marin)

Wali Kota Paris Anne Hidalgo mengatakan, balai kota telah meminta pemerintah yang bertanggung jawab atas perumahan darurat untuk membuat rencana yang kredibel.

Pada tahun 2023, ia menegaskan tidak ada yang akan dipaksa meninggalkan kota.

Pada konferensi pers di bulan April 2024, Pierre Rabadan, mantan pemain rugby internasional Prancis dan sekarang wakil wali kota yang bertanggung jawab atas Olimpiade, mengatakan masalahnya adalah jumlah tunawisma yang tinggal di jalanan Paris, bukan Olimpiade.

Rabadan mengatakan, 300 orang yang menghadapi pemindahan dari zona keamanan pusat adalah kurang dari 10% dari mereka yang tidur di jalanan Paris.

"Saya katakan, jangan marah karena orang-orang dipindahkan karena Olimpiade, marahlah karena ada 3.600 orang tidur di jalanan. Kita seharusnya bisa menemukan solusi yang layak bagi mereka."

Penyebab Utamanya

Olimpiade - Ilustrasi Logo Olimpiade Paris 2024
Olimpiade - Ilustrasi Logo Olimpiade Paris 2024 (Bola.com/Adreanus Titus)

Lea Filoche, wakil wali kota yang bertanggung jawab atas solidaritas, perumahan darurat, dan perlindungan pengungsi, mengatakan bahwa ini bukan masalah yang khusus untuk Olimpiade, dan menuding pemerintah sebagai penyebab utama.

"Perumahan darurat adalah tanggung jawab negara," katanya. "Kami telah berbicara tentang ini dengan perwakilan pemerintah selama lebih dari setahun tentang bagaimana mengatasi masalah ini selama Olimpiade."

"Awalnya mereka mengatakan akan menyediakan 400 tempat, lalu 200, sekarang turun menjadi 80. Kami datang dengan rencana untuk menciptakan 1.000 tempat darurat, mereka kembali kepada kami dan mengatakan mereka tidak punya uang.

"Kami sudah melakukan yang terbaik tetapi sistem sudah jenuh."

Infografis Timnas Indonesia U-23 Berburu Tiket Terakhir Olimpiade Paris 2024 dan Harapan Menang Lawan Guinea
Infografis Timnas Indonesia U-23 Berburu Tiket Terakhir Olimpiade Paris 2024 dan Harapan Menang Lawan Guinea (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya