Rangkaian Ledakan di Nigeria Tewaskan 18 Orang dan Sejumlah Lainnya Luka-luka

Negara bagian Borno telah menjadi pusat pemberontakan selama 15 tahun oleh militan Islam Boko Haram.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 30 Jun 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2024, 12:00 WIB
Ilustrasi bendera Nigeria. (Unsplash/Emmanuel Ikwuegbu)
Ilustrasi bendera Nigeria. (Unsplash/Emmanuel Ikwuegbu)

Liputan6.com, Abuja - Serangkaian ledakan mematikan di negara bagian Borno, Nigeria, menewaskan sedikitnya 18 orang, termasuk anak-anak, dewasa dan ibu hamil, serta 30 lainnya luka-luka.

Dilansir BBC, Minggu (30/6/2024), beberapa media lokal melaporkan jumlah korban yang jauh lebih tinggi - surat kabar Vanguard dan This Day di Nigeria melaporkan sedikitnya 30 orang tewas dalam ledakan tersebut.

Badan manajemen darurat negara bagian mengatakan para tersangka pelaku bom bunuh diri menyerang sebuah pesta pernikahan, pemakaman dan rumah sakit di Kota Gwoza.

Dalam pengeboman di pesta pernikahan, enam orang tewas dan sejumlah lainnya luka-luka.

Pasca kejadian, militer memberlakukan aturan jam malam. Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Pusat Pemberontakan Boko Haram

Tentara Nigeria bersiaga menghadapi serangan kelompok militan yang berafiliasi dengan ISIS dan Boko Haram (AP)
Tentara Nigeria bersiaga menghadapi serangan kelompok militan yang berafiliasi dengan ISIS dan Boko Haram (AP)

Negara bagian Borno telah menjadi pusat pemberontakan selama 15 tahun oleh kelompok militan Islam Boko Haram, yang telah menyebabkan lebih dari dua juta orang mengungsi dan menewaskan lebih dari 40.000 orang.

Gwoza dikuasai oleh Boko Haram pada tahun 2014, dan direbut kembali oleh pasukan Nigeria pada tahun 2015 - namun kelompok tersebut terus melakukan serangan dan penculikan di dekat kota tersebut.

November 2023, 20 orang dibunuh oleh pemberontak Boko Haram ketika mereka kembali dari upacara pemakaman di negara bagian tetangga, Yobe. Serangan itu terjadi sehari setelah militan membunuh 17 orang dalam serangan di desa Gurokayeya, setelah penduduk desa menolak membayar pajak panen.

Infografis Jaringan isis di Belgia dan Prancis
Infografis Jaringan isis di Belgia dan Prancis (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya