Sahabat Putin di Uni Eropa Kunjungi Ukraina, Ada Apa?

Perdana menteri (PM) Hungaria berulang kali mengambil langkah yang condong ke arah Rusia.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 03 Jul 2024, 14:09 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2024, 14:09 WIB
Presiden Volodymyr Zelenskyy dan Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban saat bertemu di Kyiv pada Selasa (2/7/2024).
  Presiden Volodymyr Zelenskyy dan Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban saat bertemu di Kyiv pada Selasa (2/7/2024). (Dok. /Zultan Fischer/Kantor Pers PM Hungaria/MTI via AP)

Liputan6.com, Kyiv - Selama kunjungan pertamanya ke negara tetangga Ukraina sejak invasi besar-besaran Rusia, PM Hungaria Viktor Orban mengatakan kepada Presiden Volodymyr Zelenskyy pada hari Selasa (2/7/2024) bahwa perang adalah "isu paling penting" di Eropa. Dia pun merekomendasikan gencatan senjata segera.

Orban secara luas dipandang memiliki hubungan paling hangat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di antara para pemimpin Uni Eropa. Dia secara rutin memblokir, menunda, atau melemahkan upaya Uni Eropa untuk memberikan bantuan kepada Ukraina dan memberikan sanksi kepada Rusia, sehingga membuat Zelenskyy dan para pemimpin Uni Eropa lainnya frustrasi.

Namun, setelah pembicaraan di Kyiv pada hari Selasa, Orban diduga membuka pintu bagi fase baru hubungan bilateral, dengan mengatakan "waktunya telah tiba" untuk kunjungan resmi semacam itu.

"Kami mencoba meninggalkan pertikaian di masa lalu dan fokus pada periode ke depan," kata Orban dalam komentar singkatnya kepada wartawan setelah pembicaraan dengan Zelenskyy, seperti dilansir AP, Rabu (3/7). "Kami ingin hubungan antara kedua negara menjadi lebih baik."

Ukraina dan Hungaria memiliki hubungan yang tegang sejak perang dimulai dan Orban menggambarkan dirinya sebagai pejuang perdamaian, di mana dia menyerukan gencatan senjata segera dan perundingan perdamaian tanpa memperluas dampaknya terhadap integritas teritorial Ukraina. Dia mengulangi seruan itu pada hari Selasa.

Sementara itu, Zelenskyy pada hari Selasa mengatakan dia berterima kasih atas dukungan kemanusiaan yang diberikan Hungaria kepada pengungsi Ukraina yang melarikan diri dari perang. Dia juga menuturkan Hungaria dapat berperan dalam menyelenggarakan pertemuan puncak perdamaian kedua yang diadakan di Swiss bulan lalu, yang mempertemukan puluhan pemimpin dunia.

"Hari ini, kami membahas secara rinci bagaimana Hungaria dapat menunjukkan kepemimpinan lebih lanjut dalam mempersiapkan KTT kedua," kata Zelensky, seraya menambahkan bahwa dia ingin KTT tersebut diadakan tahun ini.

Keraguan soal Kepemimpinan Hungaria

Presiden Volodymyr Zelenskyy dan Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban saat bertemu di Kyiv pada Selasa (2/7/2024).
Presiden Volodymyr Zelenskyy dan Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban saat bertemu di Kyiv pada Selasa (2/7/2024). (Dok. /Zultan Fischer/Kantor Pers PM Hungaria/MTI via AP)

Kunjungan Orban terjadi sehari setelah Hungaria mengambil alih kepemimpinan bergilir Uni Eropa selama enam bulan, sebuah posisi yang memiliki sedikit kekuatan nyata namun dapat digunakan untuk menentukan arah agenda blok tersebut.

Para pejabat Hungaria telah mengindikasikan bahwa mereka akan bertindak sebagai "perantara yang jujur" dalam peran tersebut meskipun ada kekhawatiran dari beberapa anggota parlemen Uni Eropa bahwa rekam jejak demokrasi Hungaria membuatnya tidak layak untuk memimpin blok tersebut.

Dalam kunjungan tersebut, perdana menteri Hungaria mengakui invasi Rusia dan mengatakan tujuannya melakukan perjalanan ke Kyiv adalah untuk memahami bagaimana pihaknya dapat membantu Ukraina dalam enam bulan mendatang.

"Isu perdamaian tidak hanya penting bagi Ukraina, namun penting bagi seluruh Eropa," tutur Orban. "Perang yang sedang Anda derita ini mempunyai dampak besar terhadap keamanan Eropa."

"Perang adalah isu paling penting bagi Eropa."

Babak Baru Hubungan Hungaria-Ukraina

PM Hungaria Viktor Orban.
PM Hungaria Viktor Orban (Dok. AP Photo)

Orban, yang mengaku menganut demokrasi tidak liberal, telah lama dikritisi oleh mitra-mitranya di Eropa karena menghapus lembaga-lembaga demokrasi di dalam negeri dan bertindak sebagai perusak prioritas kebijakan utama Uni Eropa. Blok tersebut telah membekukan lebih dari USD 20 miliar pendanaan untuk Hungaria atas dugaan pelanggaran supremasi hukum dan korupsi serta Orban telah melakukan banyak kampanye anti-Uni Eropa. Dia menggambarkan Uni Eropa sebagai organisasi yang terlalu tersentralisasi dan represif.

Orban telah lama pula menuduh Kyiv menganiaya etnis minoritas Hungaria di wilayah Zakarpattia, Ukraina barat, sebuah komunitas yang dia gunakan untuk membenarkan penolakannya memberikan senjata ke Ukraina atau mengizinkan pengiriman senjata melintasi perbatasan kedua negara.

Namun, pada hari Selasa, Orban menyatakan dia melihat peluang bagus untuk mencapai kemajuan dalam urusan komunitas minoritas dan menyetujui proposal Zelenskyy untuk mendirikan sekolah Ukraina di Hungaria untuk para pengungsi.

"Keluarga-keluarga ini perlu diperhatikan. Mereka membutuhkan pekerjaan, mereka membutuhkan penghidupan, mereka membutuhkan keamanan, mereka membutuhkan sekolah yang bagus untuk anak-anak mereka, mereka membutuhkan guru yang baik," kata Orban.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya