Taiwan dan China Capai Kesepakatan Terkait Kematian 2 Nelayan

China berharap Taiwan akan secara aktif melaksanakan ketentuan perjanjian untuk memberikan ketenangan pikiran kepada para korban.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 31 Jul 2024, 11:05 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2024, 11:05 WIB
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)

Liputan6.com, Taipei - Setelah berbulan-bulan berunding, Taiwan dan China mencapai kesepakatan terkait kasus kematian dua nelayan China setelah pengejaran di laut oleh penjaga pantai Taiwan

Penyelesaian melibatkan kompensasi kepada keluarga korban dan pemulangan jenazah mereka ke China. Penjaga pantai Taiwan menolak untuk memberikan rincian. Demikian seperti dilansir BBC, Rabu (31/7/2024).

China mengutuk insiden pada bulan Februari itu sebagai "niat jahat" dan memulai patroli rutin di sekitar kepulauan Kinmen setelahnya.

"Patroli rutin bertujuan untuk menjaga ketertiban operasional di wilayah laut dan melindungi nyawa dan harta benda nelayan," kata penjaga pantai China pada bulan Februari.

Kedua nelayan yang tewas termasuk di antara empat orang di atas kapal penangkap ikan yang masuk tanpa izin ke perairan Taiwan di lepas pantai Kinmen pada tanggal 14 Februari dan menolak pemeriksaan.

Kapal terbalik ketika otoritas Taiwan mengejar dan kedua nelayan tersebut tenggelam saat mencoba melarikan diri.

Alasan Taiwan Memperketat Pengawasan Perairannya

Ilustrasi kapal, nelayan, pekerjaan laut
Ilustrasi kapal, nelayan, pekerjaan laut. (Photo by Andreea Munteanu on Unsplash)

Mengutip BBC, China dan Taiwan dulunya lebih fleksibel dalam hal armada penangkapan ikan masing-masing, terutama di sekitar pulau lepas pantai Taiwan, yang terletak sangat dekat dengan pantai China. Kinmen - kepulauan paling utara Taiwan - terletak hanya 3 km dari China.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir Taiwan telah memberlakukan perairannya sendiri dengan lebih ketat - sebagai respons terhadap apa yang disebutnya sebagai peningkatan besar dalam perburuan liar oleh nelayan dari Provinsi Fujian, China.

Penduduk Kinmen telah melaporkan melihat peningkatan kehadiran kapal pengeruk China di sekitarnya.

Sementara itu, Kantor Urusan Taiwan telah selama berbulan-bulan mendesak otoritas Taiwan untuk menyelidiki insiden tersebut dan menawarkan bantuan kepada keluarga korban. Mereka juga menuduh Taiwan - yang memiliki pemerintah sendiri, namun dilihat China sebagai provinsi yang memisahkan diri - menggunakan berbagai alasan untuk secara paksa menyita kapal penangkap ikan China.

Taiwan membela tindakan penjaga pantainya dan meminta Beijing untuk "menahan perilaku serupa" di perairannya.

Pembayaran Kompensasi

Ilustrasi bendera Taiwan (unsplash)
Ilustrasi bendera Taiwan (unsplash)

Pada hari Selasa (30/7), Direktur Penjaga Pantai Taiwan Chang Chung-lung meminta maaf kepada keluarga korban atas penderitaan yang mereka alami dan juga karena tidak mencatat bukti dalam kasus ini.

"Kedua belah pihak akan secara aktif melaksanakan konsensus yang disepakati secepat mungkin," kata Hsieh Chin-chin, wakil direktur jenderal administrasi penjaga pantai.

"Kami menghormati keluarga dan isi konsensus, jadi kami tidak dapat memberikan rincian lebih lanjut."

Seorang juru bicara Dewan Urusan China mengungkapkan bahwa kompensasi akan dibayarkan oleh donatur swasta, sambil menekankan bahwa hal itu tidak berdampak pada hasil penyelidikan atas apa yang terjadi dan siapa yang bertanggung jawab.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya