Liputan6.com, Beijing - China pada Senin (17/2/2025) mendesak Amerika Serikat (AS) memperbaiki kesalahannya setelah Kementerian Luar Negeri AS menghapus pernyataan di situs web-nya yang menyatakan tidak mendukung kemerdekaan Taiwan.
Lembar fakta tentang Taiwan yang diperbarui minggu lalu tetap menegaskan penolakan AS terhadap perubahan status secara sepihak, baik dari Taiwan maupun China, yang mengklaim pulau yang dikelola secara demokratis itu sebagai miliknya.
Baca Juga
Namun, selain menghapus frasa "kami tidak mendukung kemerdekaan Taiwan", halaman tersebut juga menambahkan informasi tentang kerja sama Taiwan dalam proyek teknologi dan pengembangan semikonduktor dengan Pentagon, serta menyatakan bahwa AS akan mendukung keanggotaan Taiwan di organisasi internasional "jika memungkinkan".
Advertisement
China secara rutin mengecam pengakuan internasional terhadap Taiwan dan kontak antara pejabat Taiwan dengan pejabat asing karena menganggapnya sebagai upaya untuk memperkuat status terpisah Taiwan dari China.
Pembaruan situs web tersebut muncul sekitar tiga minggu setelah Presiden AS Donald Trump dilantik untuk masa jabatan keduanya di Gedung Putih.
Berbicara di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun mengatakan revisi untuk Taiwan di situs web Kementerian Luar Negeri AS adalah langkah mundur yang besar dan "mengirimkan pesan yang sangat salah kepada kekuatan separatis kemerdekaan Taiwan".
"Ini adalah contoh lain dari keteguhan AS dalam mematuhi kebijakan keliru 'menggunakan Taiwan untuk menekan China'. Kami mendesak pihak AS untuk segera memperbaiki kesalahan-kesalahan ini," tegas Guo seperti dikutip dari CNA, Selasa (18/2).
Penjelasan AS
AS, seperti kebanyakan negara, tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan. Namun, AS merupakan pendukung internasional terkuatnya, yang diikat oleh undang-undang untuk menyediakan pulau itu dengan sarana untuk membela diri.
"Seperti biasa, lembar fakta tersebut diperbarui untuk memberikan informasi kepada publik mengenai hubungan tidak resmi kami dengan Taiwan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS dalam email yang dikirim pada Minggu malam waktu Taiwan, sebagai tanggapan atas pertanyaan mengenai perubahan kata-kata di situs web yang telah diperbarui.
"AS tetap berkomitmen pada kebijakan satu China. AS berkomitmen menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Kami menentang perubahan status quo secara sepihak dari kedua belah pihak. Kami mendukung dialog lintas selat dan kami berharap perbedaan lintas selat dapat diselesaikan dengan cara damai, tanpa pemaksaan, dengan cara yang dapat diterima oleh orang-orang di kedua sisi selat."
Pada Minggu, Menteri Luar Negeri Taiwan Lin Chia-lung mengungkapkan apresiasinya atas apa yang disebutnya sebagai "dukungan dan sikap positif terhadap hubungan AS-Taiwan".
Pemerintah Taiwan menolak klaim kedaulatan China, dengan mengatakan bahwa hanya rakyat pulau itu yang dapat memutuskan masa depan mereka.
Pemerintah republik, yang dipimpin oleh Kuomintang (KMT) di bawah Chiang Kai-shek, melarikan diri ke Taiwan pada tahun 1949 setelah kalah dalam perang saudara melawan pasukan komunis yang dipimpin oleh Mao Zedong, yang kemudian mendirikan Republik Rakyat China.
Advertisement
