Pemerkosaan dan Pembunuhan Dokter Magang di India Picu Aksi Mogok Kerja

Unjuk rasa yang berlangsung pada Rabu merupakan hari ketiga.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 15 Agu 2024, 07:01 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2024, 07:01 WIB
Ilustrasi Duka Cita.
Ilustrasi Duka Cita (Dok. Freepik/Freepic.diller)

Liputan6.com, New Delhi - Para dokter turun ke jalan di seluruh India pada hari Rabu (14/82024) untuk menuntut perubahan besar-besaran terhadap perlindungan pekerja layanan kesehatan, setelah pemerkosaan dan pembunuhan menimpa seorang dokter magang pekan lalu di sebuah rumah sakit milik pemerintah.

Mogok kerja para dokter terjadi saat para penyelidik federal tiba di Kolkata, ibu kota Negara Bagian Benggala Barat tempat insiden itu terjadi, menyusul tuntutan dari para pengunjuk rasa agar dilakukan penyelidikan.

Menurut All India Radio milik negara, para ahli forensik federal dan petugas medis akan mengunjungi R.G. Kar Medical College and Hospital, tempat pihak berwenang menemukan jenazah dokter magang berusia 31 tahun di sebuah aula seminar pada hari Jumat (9/8). Demikian seperti dilansir NBC, Kamis (15/8).

Polisi mengatakan jenazah dokter magang itu menunjukkan tanda-tanda pelecehan seksual serta beberapa luka dan bahwa satu tersangka telah ditangkap.

Mengutip Al Jazeera, media lokal melaporkan tersangka yang ditangkap adalah Sanjoy Roy, seorang relawan sipil yang sering mengunjungi rumah sakit. Dia dilaporkan memiliki akses tak terbatas dan polisi menemukan bukti kuat yang memberatkannya.

Kasus terbaru ini juga menyoroti perjuangan panjang India untuk mengatasi kekerasan terhadap perempuan.

Asosiasi medis di seluruh negeri yang bergabung dalam aksi protes menyerukan penyelidikan federal dan perombakan langkah-langkah keamanan di rumah sakit. Para pengunjuk rasa mengatakan bahwa undang-undang yang ada di beberapa negara bagian sebagian besar tidak efektif, sehingga memerlukan undang-undang di tingkat federal.

"Para dokter dianiaya, diolok-olok, dituntut, dan bahkan dipukuli hingga meninggal," sebut Asosiasi Medis India (IMA) kepada menteri kesehatan dalam sebuah surat terbuka pada hari Selasa (13/8). "Beban kerja yang tidak manusiawi dan kekerasan di tempat kerja adalah kenyataan."

"Pembunuhan dokter muda ini bukanlah yang pertama," tegas IMA, seraya menambahkan bahwa "juga bukan yang terakhir jika tindakan korektif tidak diambil."

Pada tahun 2021, IMA menyebutkan bahwa lebih dari 75 persen dokter di negara itu telah menghadapi beberapa bentuk kekerasan, sebagian besar dari kerabat pasien.

Dipagari Stigma

Sementara itu, Komisi Medis Nasional mengeluarkan imbauan pada hari Selasa yang mendesak sekolah kedokteran untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan, termasuk pengawasan video dan penempatan staf keamanan tambahan.

Biro Catatan Kejahatan Nasional India mencatat rata-rata 86 kasus pemerkosaan setiap hari pada tahun 2022. Meski begitu, banyak perempuan masih tidak melaporkan kejahatan seksual karena stigma korban dalam masyarakat India yang sangat patriarki.

Pada tahun 2013, hukuman bagi pemerkosa digandakan menjadi 20 tahun. Undang-undang tersebut juga diamandemen untuk mengkriminalisasi tindakan seperti menguntit dan voyeurisme serta memungkinkan tersangka diadili sebagai orang dewasa pada usia 16 tahun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya