Liputan6.com, Islamabad - Kementerian Kesehatan Pakistan mengatakan pada hari Jumat (16/8/2024), mereka telah mengidentifikasi kasus mpox, tetapi pengurutan sedang dilakukan untuk menentukan apakah itu varian baru.
Pengumuman ini muncul beberapa hari setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan penyebaran mpox sebagai keadaan darurat kesehatan global.
Baca Juga
Kasus mpox menimpa seorang pria yang baru saja kembali dari negara Timur Tengah dan tercatat sebagai yang pertama di Pakistan tahun ini. Pria itu berasal dari Mardan, sebuah distrik di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa yang berbatasan dengan Afghanistan.
Advertisement
Kementerian Kesehatan Pakistan menyebutkan telah mengarahkan pejabat di titik penyeberangan perbatasan dan bandara untuk memastikan pengawasan ketat dan mengumpulkan sampel untuk tes medis jika mereka melihat gejala penyakit pada setiap penumpang yang kembali dari luar negeri.
Belum jelas negara Timur Tengah mana yang dikunjungi pria itu dan belum ada kasus varian baru yang dilaporkan di kawasan tersebut. Namun, menurut WHO, Uni Emirat Arab (UEA) telah memiliki 16 kasus mpox yang dikonfirmasi sejak 2022.
UEA khususnya terdampak oleh wabah transnasional mengingat perannya sebagai hub yang menghubungkan Timur dan Barat dengan maskapai penerbangan jarak jauhnya Emirates dan Etihad.
Pada hari Rabu (14/8), WHO mengatakan telah terjadi lebih dari 14.000 kasus dan 524 kematian di Afrika tahun ini, yang sudah melampaui angka tahun lalu. Lebih dari 96 persen dari semua kasus dan kematian terjadi di Kongo.
Direktur Kesehatan Masyarakat untuk Khyber Pakhtunkhwa Irshad Roghani menuturkan orang yang terinfeksi mpox di Pakistan memiliki gejala ringan.
"Pelacakan kontak orang yang terdampak telah dimulai dan sampel lebih banyak orang sedang diambil," kata Roghani kepada kantor berita AP.
Sejak 2022, sebut Roghani, 300 orang telah diuji di Khyber Pakhtunkhwa, dua di antaranya dinyatakan positif tahun lalu.
Update dari Swedia dan China
Swedia juga mengonfirmasi kasus pertama varian mpox yang lebih menular, yakni mpox Klade 1, menandai pertama kalinya ditemukan di luar Afrika.
Direktur Jenderal Badan Kesehatan Masyarakat Swedia Olivia Wigzell menuturkan bahwa orang tersebut terinfeksi saat berada di bagian Afrika tempat wabah penyakit tersebut terjadi.
Wigzell mengatakan orang yang terinfeksi telah menerima perawatan dan instruksi sesuai dengan rekomendasi WHO.
Sementara itu, China mengumumkan pada hari Jumat bahwa mereka akan mulai menyaring orang dan barang yang memasuki negara tersebut selama enam bulan ke depan.
"Orang yang bepergian dari negara tempat wabah virus terjadi, yang telah melakukan kontak dengan kasus mpox atau menunjukkan gejala harus mengambil inisiatif untuk melaporkan ke bea cukai saat memasuki negara tersebut," kata administrasi bea cukai China seperti dilansir The Guardian.
"Kendaraan, kontainer, dan barang dari daerah yang terjangkit mpox juga harus disanitasi."
Advertisement