Pemimpin Hizbullah: Serangan Hari Minggu terhadap Israel Berjalan Sesuai Rencana

Eskalasi konflik bersenjata pada hari Minggu diawali dengan serangan pencegahan oleh Israel ketika mendeteksi persiapan Hizbullah untuk menyerang wilayah utaranya.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 26 Agu 2024, 07:19 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2024, 07:18 WIB
Hassan Nasrallah
Pemimpin Hizbullah dan salah satu tokoh paling menonjol di Lebanon Hassan Nasrallah. (Dok. AFP)

Liputan6.com, Beirut - Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah mengatakan pada hari Minggu (25/8/2024) bahwa kelompoknya akan menilai dampak serangan roket dan pesawat nirawaknya terhadap target militer Israel pada hari yang sama sebelum menentukan apakah akan melakukan serangan lebih lanjut untuk membalas dendam atas pembunuhan seorang komandan seniornya.

Pemimpin kelompok bersenjata Lebanon itu menuturkan dalam pidato yang disiarkan televisi bahwa mereka telah mampu melakukan serangannya seperti yang direncanakan. Pernyataan Nasrallah membantah klaim militer Israel bahwa serangan pendahuluan mereka telah menghentikan serangan yang lebih luas oleh kelompok itu.

Nasrallah, berbicara sekitar 12 jam setelah baku tembak paling intens antara Hizbullah dan Israel sejak permusuhan pecah bersamaan dengan perang di Jalur Gaza pada Oktober 2023, menegaskan kelompok itu sengaja menahan diri untuk tidak menargetkan warga sipil atau infrastruktur publik, termasuk Bandara Ben Gurion di Tel Aviv.

Dia menggarisbawahi target utama Hizbullah adalah pangkalan intelijen militer sekitar 110 km di dalam wilayah Israel - serangan terdalam sejauh ini dan hanya 1,5 km di utara Tel Aviv.

Nasrallah mengatakan kelompok itu akan menilai hasil operasi tersebut, yang merupakan balasan atas pembunuhan komandan utama Hizbullah Fuad Shukr oleh Israel di pinggiran Beirut bulan lalu.

"Jika hasilnya tidak cukup maka kami berhak untuk menanggapi lain waktu," kata Nasrallah seperti dilansir CNA, Senin (26/8).

Tidak Ada Rencana Serangan Lebih Besar

Hassan Nasrallah
Pemimpin Hizbullah, Sayyid Hassan Nasrallah (Dok. AP Photo)

Menurut Nasrallah, Hizbullah meluncurkan lebih dari 300 roket Katyusha untuk mengalihkan pertahanan Iron Dome Israel sebelum mengirim pesawat nirawak, termasuk yang ditembakkan dari timur Lembah Bekaa, yang pertama bagi kelompok itu.

"Tidak ada peluncur pesawat nirawak atau roket yang rusak dalam serangan pendahuluan Israel," ungkap Nasrallah.

Nasrallah menambahkan bahwa Hizbullah tidak merencanakan serangan yang lebih besar. Hal ini membantah pernyataan militer Israel bahwa kelompok itu bermaksud menembakkan ribuan proyektil.

Namun, dia mengakui bahwa operasi pada Minggu telah ditunda karena beberapa alasan, termasuk apa yang disebutnya sebagai "mobilisasi" aset militer Israel dan Amerika Serikat di kawasan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya