Amerika Serikat Terus Menahan Laju Migran Legal dari China

Lonjakan orang Tiongkok yang menyeberang ke AS tanpa visa atau paspor yang sah telah meningkat berkali-kali lipat dalam beberapa waktu terakhir.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 10 Sep 2024, 03:15 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2024, 09:29 WIB
Bendera AS dan China berkibar berdampingan (AP/Andy Wong)
Bendera AS dan China berkibar berdampingan (AP/Andy Wong)

Liputan6.com, Washington D.C - Amerika Serikat telah menahan lebih dari 55.000 migran ilegal Tiongkok yang mencoba masuk dari perbatasan Meksiko dalam 18 bulan terakhir tanpa visa atau dokumen yang sah.

Lonjakan orang Tiongkok yang menyeberang ke AS tanpa visa atau paspor yang sah telah meningkat berkali-kali lipat dalam beberapa waktu terakhir.

Pada bulan Februari 2024, salah satu rute migrasi tersibuk di Celah Darien, dihentikan sebentar setelah pemerintah Biden meminta Kolombia untuk melakukan sesuatu guna menghentikan arus migran yang menuju perbatasan Jacumba, California.

Pada bulan Desember 2023, Polisi Perbatasan AS telah menahan lebih dari 6.000 orang Tiongkok yang mencoba menyeberangi perbatasan secara ilegal, dikutip dari european time, Senin (9/9/2024).

Tingkat imigran Tiongkok yang ingin menyeberangi perbatasan AS telah meningkat 10 kali lipat dari tahun 2022 hingga 2023 dan meningkat pesat pada tahun 2024.

Peningkatan dramatis jumlah orang China yang melarikan diri dari negara mereka merupakan hasil dari berbagai faktor, salah satunya dampak kebijakan nol Covid-19.

Sementara AS terus-menerus berperang dengan Tiongkok dengan berbagai alasan, masuknya migran Tiongkok yang tidak diinginkan.

Menurut laporan dari Komisi Amerika Serikat tentang Kebebasan Beragama Internasional, kondisi di Tiongkok terus memburuk karena pemerintah setempat berupaya untuk mengawasi kegiatan keagamaan.

Kebijakan Nol COVID-19 juga berdampak buruk pada kelas menengah yang bekerja mandiri. Orang-orang dengan usaha kecil gagal berkembang secara finansial selama era Covid dan kemudian menjual aset mereka untuk mengelola dana guna mewujudkan impian.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Masalah Ekonomi

Ilustrasi bendera Republik China. (Pixabay)
Ilustrasi bendera Republik China. (Pixabay)

Para migran ini memasuki AS melalui jalur yang tepat dan setelah penguncian Covid dicabut, mereka mulai menuju AS untuk mencari peluang.

Krisis terbaru yang dihadapi Tiongkok adalah pengangguran. Jumlah lulusan di Tiongkok telah melampaui pekerjaan yang tersedia dan dengan demikian terpaksa menjadi migran di negeri asing.

Menurut perkiraan, 55% pencari suaka Tiongkok berhasil mengajukan klaim mereka, sering kali mengutip penindasan politik dan kurangnya kebebasan beragama di Tiongkok sebagai motivasi.

Sebaliknya, hanya 29% warga Venezuela yang mencari suaka di AS yang klaimnya dikabulkan, dan jumlah tersebut bahkan lebih rendah lagi untuk warga Kolombia, yaitu 19%.

 


Pengaruh Pihak Lain

Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)

Kisah sukses warga Tiongkok yang memasuki AS melalui jalur ilegal dan mendapatkan suaka menginspirasi banyak orang lain untuk mengikuti jejak mereka agar terhindar dari masalah ekonomi.

Pihak berwenang AS telah menahan lebih dari 55.000 migran China yang menyeberang secara ilegal dari Meksiko selama 18 bulan terakhir, terutama di pegunungan gurun terjal di sebelah timur San Diego.

Kedatangan warga China di perbatasannya juga telah menjadi masalah politik dan keamanan bagi Amerika Serikat. Masalah ini pertama kali disorot selama pemerintahan Donald Trump yang secara terbuka mengkritiknya dan memperingatkan negara itu.

Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya