Liputan6.com, Tel Aviv - Hizbullah dan pemerintah Lebanon dengan cepat menyalahkan Israel atas ledakan pager yang digunakan oleh anggota kelompok militan itu yang terjadi hampir bersamaan pada hari Selasa (17/9/2024). Ledakan menewaskan sedikitnya sembilan orang dan melukai hampir 3.000 lainnya.
Banyak dari mereka yang terkena serangan dilaporkan adalah anggota Hizbullah. Menurut menteri kesehatan Lebanon, di antara mereka yang tewas adalah putra seorang politikus terkemuka Hizbullah dan seorang anak perempuan berusia 8 tahun.
Baca Juga
Serangan terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah, yang didukung Iran, yang telah saling tembak di perbatasan Israel-Lebanon sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas yang memicu perang di Jalur Gaza. Duta besar Iran untuk Lebanon termasuk di antara mereka yang terluka oleh ledakan pager.
Advertisement
Israel jarang bertanggung jawab atas serangan semacam itu dan militernya menolak berkomentar atas apa yang terjadi pada hari Selasa.
Namun, Israel sendiri punya sejarah panjang dalam melakukan operasi jarak jauh yang canggih, mulai dari serangan siber yang rumit, senjata mesin yang dikendalikan dari jarak jauh, serangan drone bunuh diri, dan peledakan di fasilitas nuklir bawah tanah Iran yang dirahasiakan.
Berikut adalah operasi sebelumnya yang dikaitkan dengan Israel seperti dikutip dari AP, Rabu (18/9):
Juli 2024
Dua pemimpin militan utama di Beirut dan Teheran tewas dalam serangan mematikan yang terjadi dalam hitungan jam. Hamas mengatakan Israel berada di balik pembunuhan pemimpin tertingginya, Ismail Haniyeh, di ibu kota Iran. Israel tidak mengakui berperan dalam serangan yang menewaskan Haniyeh, namun mereka menyatakan bertanggung jawab atas serangan mematikan beberapa jam sebelumnya terhadap Fouad Shukur, seorang komandan tinggi Hizbullah di Beirut.
Juli 2024
Israel menargetkan komandan militer Hamas, Mohammed Deif, dalam serangan besar-besaran di Jalur Gaza selatan yang padat. Menurut otoritas kesehatan setempat, serangan menewaskan sedikitnya 90 orang, termasuk anak-anak. Militer Israel mengatakan pada bulan Agustus bahwa Deif tewas dalam serangan itu, namun Hamas membantah klaim Israel.
April 2024
Dua jenderal Iran tewas dalam apa yang Iran katakan sebagai serangan Israel terhadap konsulat Iran di Suriah. Kematian tersebut menyebabkan Iran melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel yang melibatkan sekitar 300 rudal dan drone, yang diklaim sebagian besar berhasil dicegat.
Januari 2024
Serangan drone Israel di Beirut menewaskan Saleh Arouri, seorang pejabat tinggi Hamas di pengasingan, saat pasukan Israel memerangi kelompok militan tersebut di Jalur Gaza.
Bom hingga Serangan Siber
Desember 2023
Penasihat senior Garda Revolusi Iran di Suriah, Seyed Razi Mousavi, tewas dalam serangan drone di luar Damaskus. Iran menyalahkan Israel.
2021
Sebuah fasilitas nuklir bawah tanah di Iran tengah dilanda ledakan dan serangan siber yang dahsyat yang menyebabkan pemadaman listrik bergilir. Iran menuduh Israel melakukan serangan tersebut serta beberapa serangan lainnya terhadap fasilitas nuklir Iran menggunakan drone peledak pada tahun-tahun berikutnya.
2020
Dalam salah satu pembunuhan paling menonjol yang menargetkan program nuklir Iran, seorang ilmuwan nuklir militer terkemuka Iran, Mohsen Fakhrizadeh, tewas oleh senapan mesin yang dikendalikan dari jarak jauh saat bepergian dengan mobil di luar Teheran. Iran menyalahkan Israel.
2019
Serangan udara Israel menghantam rumah komandan senior Jihad Islam di Jalur Gaza, Bahaa Abu el-Atta, menewaskan dia dan istrinya.
2012
Kepala sayap bersenjata Hamas, Ahmad Jabari, tewas ketika sebuah serangan udara menargetkan mobilnya. Kematiannya memicu perang delapan hari antara Hamas dan Israel.
2010
Virus komputer Stuxnet, yang ditemukan pada tahun 2010, mengganggu dan menghancurkan sentrifus nuklir Iran. Virus itu secara luas diyakini sebagai ciptaan bersama Amerika Serikat (AS)-Israel.
2010
Mahmoud al-Mabhouh, seorang agen Hamas terkemuka, tewas di sebuah kamar hotel di Dubai dalam sebuah operasi yang dikaitkan dengan badan mata-mata Mossad, namun operasi ini tidak pernah diakui oleh Israel. Banyak dari 26 orang yang diduga pembunuh itu tertangkap kamera menyamar sebagai turis.
2008
Pemimpin militer Hizbullah Imad Mughniyeh tewas ketika sebuah bom yang ditanam di mobilnya meledak di Damaskus. Mughniyeh dituduh merekayasa bom bunuh diri selama perang saudara Lebanon dan merencanakan pembajakan pesawat TWA tahun 1985 yang menewaskan seorang penyelam Angkatan Laut AS. Hizbullah menyalahkan Israel atas pembunuhannya. Putranya Jihad Mughniyeh tewas dalam serangan Israel pada tahun 2015.
2004
Salah satu pendiri Hamas, Ahmed Yassin, tewas dalam serangan helikopter Israel saat didorong di kursi rodanya. Dia menderita lumpuh akibat kecelakaan masa kecilnya. Penggantinya, Abdel Aziz Rantisi, tewas dalam serangan udara Israel kurang dari sebulan kemudian.
2002
Pimpinan militer tertinggi kedua Hamas, Salah Shehadeh, tewas akibat bom seberat satu ton yang dijatuhkan di sebuah gedung apartemen di Kota Gaza.
Advertisement
Racun hingga Senjata Api
1997
Agen Mossad mencoba membunuh pimpinan Hamas saat itu, Khaled Mashaal, di Amman, Yordania. Dua agen memasuki Yordania menggunakan paspor palsu Kanada dan meracuni Mashaal dengan meletakkan alat di dekat telinganya. Mereka ditangkap tak lama kemudian dan raja Yordania mengancam akan membatalkan perjanjian damai yang masih berlaku jika Mashaal meninggal. Israel akhirnya mengirimkan penawar racun dan agen Israel dipulangkan. Mashaal tetap menjadi tokoh senior di Hamas.
1996
Yahya Ayyash, yang dijuluki "insinyur" karena keahliannya dalam membuat bom untuk Hamas, terbunuh setelah menjawab telepon yang direkayasa di Jalur Gaza. Pembunuhannya memicu serangkaian pengeboman bus yang mematikan di Israel.
1995
Pendiri Jihad Islam Palestina Fathi Shikaki ditembak di kepala di Malta dalam pembunuhan yang secara luas diyakini dilakukan oleh Israel.
1988
Pimpinan militer Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Khalil al-Wazir tewas di Tunisia. Lebih dikenal sebagai Abu Jihad, dia pernah menjadi wakil pimpinan PLO. Pada tahun 2012, sensor militer mengizinkan sebuah surat kabar Israel untuk mengungkap rincian serangan Israel untuk pertama kalinya.
1973
Pasukan komando Israel menembak sejumlah pemimpin PLO di apartemen mereka di Beirut, dalam serangan malam hari yang dipimpin oleh Ehud Barak, yang kemudian menjadi panglima tertinggi militer dan perdana menteri Israel. Operasi tersebut merupakan bagian dari serangkaian pembunuhan pemimpin Palestina oleh Israel yang dilakukan sebagai balasan atas pembunuhan 11 pelatih dan atlet Israel di Olimpiade Munich 1972.