Rusia Peringatkan Konsekuensi Jika Barat dan Ukraina Usik Belarus

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan bulan lalu negaranya tidak pernah mengambil dan tidak akan mengambil tindakan tidak bersahabat terhadap rakyat Belarus.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 21 Sep 2024, 17:08 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2024, 17:07 WIB
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam pernyataan pers secara virtual, Kamis (18/4/2024). (Liputan6/ Benedikta Miranti)
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam pernyataan pers secara virtual, Kamis (18/4/2024). (Dok. Liputan6/ Benedikta Miranti)

Liputan6.com, Moskow - Rusia pada Jumat (20/9/2024) memperingatkan Barat dan Ukraina tentang "konsekuensi bencana" jika Ukraina melawan sekutu dekat Rusia, Belarus. Rusia menegaskan akan campur tangan untuk membela Belarus, negara tempat di manah mereka telah mengerahkan senjata nuklir taktis.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan bahwa pihaknya khawatir dengan apa yang disebutnya sebagai aktivitas yang semakin "provokatif" di perbatasan dengan Belarus. Dia mengatakan bahwa negaranya tidak mengesampingkan kemungkinan adanya upaya untuk meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.

Beberapa hari setelah serangan mendadak Ukraina pada 6 Agustus ke wilayah Kursk Rusia, pemimpin Belarus Alexander Lukashenko - sekutu setia Presiden Vladimir Putin - mengisyaratkan, tanpa memberikan bukti, bahwa Kyiv mungkin memiliki ide untuk menyerang Belarus.

Belarus, yang menuduh drone Ukraina melanggar wilayah udaranya, kemudian mengumumkan akan mengirim pasukan tambahan ke perbatasannya dengan Ukraina, meskipun Kyiv mengatakan tidak melihat adanya perubahan besar di wilayah perbatasan.

"Kami mencermati informasi yang diterima tentang intensifikasi aktivitas pasukan Ukraina di zona perbatasan," kata Zakharova, seperti dilansir VOA Indonesia, Sabtu (21/9).

"Kami melihat sendiri fakta-fakta ini dan menyadari adanya upaya terus-menerus dari pihak Ukraina untuk menggunakan pesawat nirawak dan mengirim teroris ke republik ini."

 

Rusia dan Belarus Bersatu

Volodymyr Zelenskyy Temui Joe Biden di Gedung Putih
Presiden Amerika Serikat Joe Biden berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy saat mereka bertemu di Oval Office Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 21 Desember 2022. Volodymyr Zelenskyy melakukan kunjungan ke Amerika Serikat (AS). (AP Photo/Patrick Semansky)

Merujuk dengan jelas pada serangan ke Kursk oleh Ukraina, Zakharova mengatakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah menunjukkan bahwa dia mampu melakukan apa yang disebutnya "langkah-langkah sembrono", menuduhnya mengoordinasikan tindakannya dengan Amerika Serikat (AS) menjelang Pilpres AS pada November.

"Oleh karena itu, sejalan dengan logika ini, kami tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa kekuatan destruktif ini dapat memicu situasi di kawasan tersebut dan meningkat," ungkap Zakharova.

Dia mengatakan Rusia dan Belarus telah berjanji untuk bersama-sama mempertahankan perbatasan bersama mereka, seraya menunjukkan bahwa kelompok militer gabungan dikerahkan di Belarus bersama dengan senjata nuklir taktis Rusia.

"Penerapan praktis dari setiap skenario yang agresif terhadap Minsk penuh dengan konsekuensi bencana tidak hanya bagi Ukraina, tetapi juga bagi para sponsornya," imbuhnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya