Israel Kirim Lebih Banyak Pasukan ke Lebanon, Hizbullah Tembakkan Ratusan Roket

Hizbullah mengklaim kemampuan mereka tetap solid meski intens digempur Israel.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 09 Okt 2024, 07:35 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2024, 07:35 WIB
Serangan Israel Hantam Wilayah Kafaat Beirut
Ini menjadi pasukan ketiga dengan kekuatan divisi yang akan digunakan dalam pertempuran darat melawan Hizbullah. (Foto oleh AFP)

Liputan6.com, Beirut - Hizbullah kembali menembakkan roket ke Israel pada hari Selasa (9/10/2024) dan penjabat pemimpin kelompok militan itu berjanji untuk terus menekan Israel yang telah memaksa puluhan ribu warga Israel meninggalkan rumah mereka di dekat perbatasan Lebanon. Militer Israel sendiri mengatakan telah mengirim lebih banyak pasukan darat ke Lebanon selatan.

Puluhan roket yang ditembakkan oleh Hizbullah diarahkan hingga sejauh selatan Haifa. Pemerintah Israel memperingatkan penduduk di utara kota pesisir itu untuk membatasi aktivitas, mendorong penutupan lebih banyak sekolah. Militer Israel mengaku Hizbullah meluncurkan sekitar 180 roket melintasi perbatasan, dengan sebagian besar berhasil dicegat.

Penjabat pemimpin Hizbullah Sheikh Naim Qassem menuturkan kemampuan militernya tetap utuh setelah berminggu-minggu serangan udara Israel yang hebat di sebagian besar wilayah Lebanon. Dia mengatakan pasukan Israel belum dapat maju sejak melancarkan serangan darat ke Lebanon pekan lalu.

Melansir kantor berita AP, Rabu (9/10), Qassem yang berbicara melalui video dari lokasi yang dirahasiakan mengatakan Hizbullah akan menunjuk pemimpin baru untuk menggantikan pemimpin lama Hassan Nasrallah, "namun situasinya sulit karena perang".

Dalam pernyataan yang ditujukan kepada rakyat Lebanon, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut Hizbullah "lebih lemah daripada bertahun-tahun sebelumnya".

Netanyahu menambahkan, "Kami berhasil menyingkirkan ribuan teroris, termasuk Nasrallah sendiri, dan pengganti Nasrallah, dan pengganti penggantinya."

Nasrallah tewas dalam serangan udara Israel di Beirut bulan lalu. Hashem Safieddine, sepupu Nasrallah yang mengawasi urusan politik kelompok tersebut, secara umum dianggap sebagai pewaris takhta. Namun, belum ada pengumuman resmi dan Safieddine belum muncul di depan publik atau membuat pernyataan publik apa pun sejak kematian Nasrallah.

Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari menuturkan pada Selasa malam bahwa Israel masih memeriksa status Safieddine dan menuduh Hizbullah berusaha menyembunyikan rincian serangan baru-baru ini di Beirut, di lokasi yang diyakini sebagai tempat dia berada.

Militer Israel mengklaim telah membongkar infrastruktur militan di sepanjang perbatasan dan menewaskan ratusan pejuang Hizbullah.

Israel mengaku telah mengerahkan divisi keempat di Lebanon selatan dan bahwa operasi telah meluas ke barat.

Dukungan terhadap Gaza

Serangan Udara Israel Hancurkan Permukiman dan Infrastruktur di Pinggir Selatan Beirut
Serangan Israel menargetkan berbagai lokasi di Lebanon, terutama di ibu kota Beirut, dan pinggiran selatannya. (Foto oleh AFP)

Pemimpin sementara Hizbullah mengatakan Hizbullah mendukung upaya Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri untuk mencapai gencatan senjata. Berri, sekutu dekat Hizbullah, telah dipandang sebagai perantara utama antara kelompok militan tersebut dan Amerika Serikat (AS), serta telah berusaha menjadi penengah gencatan senjata.

Sebagai tindak lanjut dari pidato Qassem, Hizbullah mengeluarkan pernyataan yang menegaskan, "Kami tidak akan meninggalkan dukungan dan pembelaan kami untuk rakyat Palestina yang teguh di Jalur Gaza."

Pernyataan itu muncul sebagai tanggapan atas laporan yang menafsirkan pidato Qassem sebagai pernyataan bahwa kelompok tersebut akan menyetujui gencatan senjata di Lebanon tanpa gencatan senjata di Jalur Gaza, bertentangan dengan sikap publik Hizbullah bahwa kedua front tersebut saling terkait.

Hizbullah mulai menembakkan roket ke Israel utara sehari setelah serangan yang dipimpin Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023. Hizbullah dan Hamas sama-sama bersekutu dengan Iran.

Militer Israel pada Selasa malam menyebutkan bahwa serangan Israel selama 24 jam terakhir telah menewaskan 50 pejuang Hizbullah, termasuk enam orang yang digambarkannya sebagai komandan senior. Israel menekankan akan terus bertempur hingga puluhan ribu warganya yang mengungsi dapat kembali ke rumah mereka di utara.

Lebih dari 1.300 orang telah tewas di Lebanon dan lebih dari satu juta orang mengungsi sejak pertempuran meningkat pada pertengahan September.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya