Pentagon Bantah AS Terlibat Langsung dalam Pembunuhan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar

Pernyataan Pentagon berseberangan dengan apa yang disampaikan Presiden Biden.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 18 Okt 2024, 16:45 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2024, 16:45 WIB
Yahya Sinwar
Pemimpin Hamas Yahwa Sinwar. (Dok. MAHMUD HAMS / AFP)

Liputan6.com, Washington, DC - Pasukan Amerika Serikat (AS) tidak terlibat dalam operasi Israel yang menewaskan pemimpin Hamas Yahya Sinwar, meskipun intelijen AS telah membantu pencarian terhadap para pemimpin kelompok tersebut. Demikian ditegaskan Kementerian Pertahanan AS alias Pentagon.

"Ini adalah operasi Israel. Pasukan AS tidak terlibat secara langsung," kata Sekretaris Pers Pentagon Mayjen Pat Ryder, seperti dilansir The Hill, Jumat (18/10/2024).

"Kami memiliki sejumlah kecil pasukan operasi khusus yang telah memberi nasihat kepada Israel tentang upaya penyelamatan sandera. Itu termasuk bekerja berdampingan dengan rekan-rekan mereka di Israel untuk membantu menemukan dan melacak Sinwar serta para pemimpin Hamas lainnya yang bersembunyi di Gaza yang telah menyandera sejumlah orang, termasuk warga AS, sejak 7 Oktober tahun lalu."

Ryder pun meminta awak media mengajukan pertanyaan lebih lanjut kepada Israel mengenai rincian operasi tersebut. Namun, bagaimanapun, dia menyebut kematian Sinwar sebagai perkembangan yang signifikan dan pencapaian kontraterorisme yang besar.

Sebelumnya, dalam pernyataan Presiden Joe Biden tentang kematian Sinwar, dia mengatakan telah mengarahkan operasi khusus dan personel intelijen AS untuk membantu perburuan Israel terhadap Sinwar dan para pemimpin Hamas lainnya di Jalur Gaza setelah serangan kelompok itu pada tanggal 7 Oktober 2023 terhadap Israel.

"Dengan bantuan intelijen kami, (militer Israel) tanpa henti mengejar para pemimpin Hamas, mengusir mereka dari tempat persembunyian dan memaksa mereka melarikan diri," ujar Biden.

"Jarang ada kampanye militer seperti ini, dengan para pemimpin Hamas tinggal dan bergerak melalui ratusan mil terowongan, yang diatur dalam beberapa lantai di bawah tanah."

Pemerintahan Biden sekarang mencoba mendorong pembicaraan gencatan senjata baru, dengan kematian Sinwar sebagai momentumnya.

"Sekarang ada peluang untuk hari baru tanpa Hamas berkuasa dan penyelesaian politik yang memberikan masa depan yang lebih baik bagi warga Israel dan Palestina," tutur Biden. "Yahya Sinwar adalah rintangan yang tidak dapat diatasi untuk mencapai semua tujuan tersebut. Kendala itu tidak ada lagi."

Kemudian, setelah menelepon Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Biden mengatakan keduanya membahas cara memanfaatkan momen ini untuk membawa pulang para sandera dan mengakhiri perang.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya