Peneliti Ungkap Jerman Kekurangan Anak, Angka Kelahiran Turun Drastis

Sejumlah alasan di balik penurunan drastis angka kelahiran dikemukan oleh para peneliti di lembaga pemikir ekonomi terkemuka Jerman. Ini kata mereka.

diperbarui 25 Okt 2024, 21:12 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2024, 21:12 WIB
Ilustrasi bayi baru lahir
Ilustrasi angka kelahiran bayi. Freepik.

, Berlin - Sebuah laporan baru dari Institut Riset Ekonomi Ifo di München yang dirilis Rabu (23/10) menyebutkan Jerman mengalami penurunan tajam dalam angka kelahiran. Dengan kata lain jumlah anak berkurang. Negara-negara bagian di bagian timur yang paling terpengaruh.

Sejumlah alasan di balik penurunan drastis angka kelahiran, termasuk pandemi COVID-19 dan perang di Ukraina, dikemukan oleh para peneliti di lembaga pemikir ekonomi terkemuka Jerman itu.

"Selain itu, inflasi yang tinggi telah mendorong keluarga muda untuk menunda memiliki anak untuk sementara waktu," kata salah satu peneliti Ifo, Joachim Ragnitz seperti dikutip dari DW Indonesia, Jumat (25/10/2024).

"Secara keseluruhan, hampir 80.000 bayi lebih sedikit yang dilahirkan pada tahun 2022 dan 2023 daripada yang diperkirakan," kata Joachim Ragnitz.

Ragnitz adalah pakar perubahan demografi yang terutama meneliti tren demografi di Jerman bagian timur. Dia mengatakan lebih lanjut, angka kelahiran "berubah drastis dalam tiga tahun terakhir."

Angka kelahiran, yaitu jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan selama hidupnya, telah turun dari 1,58 anak per perempuan pada tahun 2021 menjadi 1,35 saat ini.

Pada tahun 2023, sebanyak 693.000 anak lahir di Jerman, atau sekitar 13% lebih sedikit daripada angka kelahiran anak dari tahun 2021.

Penurunan Tajam Terutama di Jerman Bagian Timur

Penelitian tersebut melihat penurunan angka kelahiran yang tidak proporsional, sebesar 17,5%, di wilayah Jerman bagian timur.

Para peneliti menyatakan, tidak mungkin untuk mengetahui apakah perubahan tersebut terjadi karena ada perubahan tren permanen dalam perencanaan keluarga, atau hanya tren sementara.

"Para politisi sebaiknya memantau perkembangan ini dengan lebih cermat, juga untuk menghindari kemungkinan keputusan yang salah saat memperluas tempat penitipan anak dan sekolah," kata Joachim Ragnitz.

Padahal sebelumnya pada tahun 2011 hingga 2016, angka kelahiran di Jerman diketahui meningkat dari 1,39 menjadi 1,59, yang sebagian disebabkan oleh kondisi keluarga dengan anak yang lebih baik secara keseluruhan, serta kedatangan keluarga imigran dengan angka kelahiran anak yang lebih tinggi.

Infografis Angka Kelahiran Anak di ASEAN pada 2022
Angka Kelahiran Anak di ASEAN pada 2022. (Liputan6/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya