Rudal Korea Utara Hwasong-19 Catat Rekor

Korea Utara memuji Hwasong-19 sebagai rudal strategis terkuat di dunia.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 01 Nov 2024, 11:24 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2024, 11:24 WIB
Rudal Balistik Antarbenua Korea Utara
Sementara itu, Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan mengungkapkan bahwa yang diluncurkan adalah ICBM berbahan bakar padat. Mereka menggarisbawahi peluncuran tersebut sebagai tindakan destabilisasi yang mengabaikan peringatan internasional dan berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB. (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP, File)

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara memamerkan kekuatan militernya dengan menguji rudal balistik antarbenua (ICBM) berbahan bakar padat baru yang dijuluki Hwasong-19.

Menurut Korea Utara, yang dikonfirmasi pula oleh Korea Selatan dan Jepang, rudal yang diluncurkan pada hari Kamis (31/10/2024) itu melesat lebih tinggi daripada peluncuran-peluncuran sebelumnya.

Korea Selatan dan Jepang melacak penerbangannya jauh ke luar angkasa sebelum jatuh di lautan antara Jepang dan Rusia.

Meskipun masih ada pertanyaan mengenai kemampuan Korea Utara untuk mengarahkan rudal tersebut dan melindungi hulu ledak nuklir saat memasuki kembali atmosfer, Hwasong-19, seperti ICBM terbaru Korea Utara lainnya, menunjukkan jangkauan untuk menyerang hampir di mana saja di Amerika Serikat (AS).

"ICBM tipe baru telah membuktikan kepada dunia bahwa posisi hegemonik telah kami amankan dalam pengembangan dan pembuatan sistem peluncuran senjata nuklir," kata Kim Jong Un saat mengawasi peluncuran seperti dikutip KCNA.

Peluncuran rudal terbaru terjadi beberapa hari sebelum Pilpres AS pada 5 November dan menuai kecaman keras dari Washington dan sekutunya di Korea Selatan, Jepang, dan Eropa, serta PBB.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan Pentagon masih sangat awal dalam tahap penilaian peluncuran rudal. Demikian seperti dilansir CNA, Jumat (11/1).

Laporan KCNA menyebutkan peluncuran itu tidak memengaruhi keselamatan negara-negara tetangga dan itu adalah langkah militer yang tepat dalam menghadapi ancaman dari musuh-musuh Korea Utara.

"Hwasong-19 akan dikerahkan bersama Hwasong-18, yang pertama kali diluncurkan tahun lalu dan juga menggunakan bahan bakar padat," ungkap KCNA.

Rudal berbahan bakar padat tidak perlu diisi bahan bakar segera sebelum diluncurkan, seringkali lebih mudah dan aman untuk dioperasikan, dan memerlukan lebih sedikit dukungan logistik, sehingga lebih sulit dideteksi daripada senjata berbahan bakar cair.

Foto-foto yang dirilis oleh KCNA menunjukkan rudal multi-tahap besar diluncurkan dari tabung yang dibawa oleh kendaraan transporter-erector-launcher (TEL).

KCNA juga menunjukkan foto-foto dari kamera yang tampaknya terpasang pada rudal, yang mengambil gambar tahap pemisahan dan Bumi.

"Rudal tersebut terbang sejauh 1.001,2 km selama 5.156 detik sebelum mendarat di laut lepas pantai timur Semenanjung Korea," sebut laporan KCNA.

"Rudal mencatat ketinggian puncak maksimum 7.687,5 km."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya