Liputan6.com, Helsinki - Dua kabel serat optik bawah laut di Laut Baltik. Hal ini menimbulkan kecurigaan adanya sabotase oleh pelaku kejahatan.
Peristiwa hari Senin (18/11/2024) itu mengingatkan pada insiden lain di jalur perairan yang sama yang telah diselidiki oleh pihak berwenang sebagai kemungkinan kejahatan, termasuk kerusakan pipa gas dan kabel bawah laut tahun lalu dan ledakan pipa gas Nord Stream tahun 2022.
Advertisement
Baca Juga
"Kabel sepanjang 1.200 km yang menghubungkan Helsinki ke Pelabuhan Rostock di Jerman berhenti bekerja sekitar pukul 09.00 pada hari Senin," kata perusahaan telekomunikasi dan keamanan siber milik negara Finlandia, Cinia, seperti dilansir The Guardian, Selasa (19/11).
Advertisement
Sementara itu, jaringan internet sepanjang 218 km antara Lithuania dan Pulau Gotland di Swedia berhenti beroperasi sekitar pukul 15.00 pada hari Minggu (17/11), menurut Telia Lietuva dari Lithuania, bagian dari grup Perusahaan Telia Swedia.
Finlandia dan Jerman dalam pernyataan bersama mengatakan mereka sangat prihatin dengan kabel bawah laut yang putus dan sedang menyelidiki insiden yang segera menimbulkan kecurigaan adanya kerusakan yang disengaja.
Keamanan Eropa terancam oleh perang Rusia melawan Ukraina dan perang hibrida oleh aktor jahat, sebut pernyataan bersama Finlandia dan Jerman, tanpa menyebut nama para aktornya.
"Melindungi infrastruktur kritis yang kita miliki bersama sangat penting bagi keamanan kita dan ketahanan masyarakat kita," kata Jerman dan Finlandia.
Juru bicara Telia Lietuva, Audrius Stasiulaitis, menjelaskan soal kabel bawah laut lainnya yang putus.
"Kabel tersebut dimiliki dan dioperasikan oleh Arelion Swedia untuk membawa lalu lintas internet Telia Lietuva," kata Stasiulaitis.
Menteri Pertahanan Sipil Swedia Carl-Oskar Bohlin mengatakan kepada penyiar publik Swedia SVT, "Sangat penting untuk mengklarifikasi mengapa saat ini kita memiliki dua kabel di Laut Baltik yang tidak berfungsi."
Terletak di Eropa utara, Laut Baltik merupakan rute pelayaran komersial yang aktif dan dikelilingi oleh sembilan negara termasuk Rusia.
"Kerusakan pada kabel Finlandia-Jerman terjadi di dekat ujung selatan Pulau Oland Swedia dan dapat memerlukan waktu lima hingga 15 hari untuk diperbaiki," kata kepala eksekutif Cinia Ari-Jussi Knaapila.
Tahun lalu, jaringan pipa gas bawah laut dan beberapa kabel telekomunikasi yang membentang di sepanjang dasar Laut Baltik rusak parah dalam insiden yang menimbulkan kekhawatiran di wilayah tersebut.
Penyelidik kasus 2023 di Finlandia dan Estonia telah menyebutkan nama sebuah kapal kontainer China yang mereka yakini menyeret jangkarnya dan menyebabkan kerusakan. Namun, mereka belum mengatakan apakah kerusakan itu tidak disengaja atau disengaja.
Pada tahun 2022, jaringan pipa gas Nord Stream yang menghubungkan Rusia ke Jerman di Laut Baltik hancur oleh ledakan dalam sebuah kasus yang masih diselidiki oleh otoritas Jerman.
Â