Liputan6.com, Jakarta - Eksploitasi air tanah berlebihan tak hanya berdampak pada penurunan muka tanah atau krisis air bersih. Lebih dari itu, aktivitas ini ternyata dapat memengaruhi keseimbangan bumi secara keseluruhan.
Studi terbaru menunjukkan bahwa penggunaan air tanah dalam jumlah besar dapat menggeser distribusi massa planet kita, sehingga memengaruhi kemiringan poros bumi. Studi yang dipublikasikan jurnal Geophysical Research Letters mengungkap bahwa penyedotan air tanah oleh manusia telah menyebabkan bumi mengalami kemiringan hingga 31,5 inci atau 0,8 meter dalam waktu kurang dari dua dekade.
Advertisement
Melansir laman Earth pada Senin (23/12/2024), penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan tersebut mencatat bahwa redistribusi air tanah memiliki pengaruh terbesar terhadap pergeseran kutub rotasi dibandingkan faktor iklim lainnya. Dalam rentang 1993 hingga 2010, sekitar 2.150 gigaton air tanah telah dieksploitasi untuk keperluan irigasi, industri, dan kebutuhan domestik.
Advertisement
Sebagian besar air ini akhirnya bermuara ke lautan, menyebabkan redistribusi massa global yang cukup signifikan untuk mempengaruhi kemiringan bumi. Sebagai perbandingan, volume air yang dipindahkan ini setara dengan potensi kenaikan permukaan laut setinggi 0,24 inci.
Baca Juga
Studi ini juga menunjukkan bahwa perubahan pada kutub rotasi Bumi dapat digunakan untuk memahami variasi penyimpanan air dalam skala besar. Pergerakan air yang signifikan, seperti di Amerika Utara bagian barat dan India barat laut, menunjukkan dampak besar penggunaan air tanah terhadap stabilitas planet.
Dampak penyedotan air tanah tidak hanya terbatas pada pengaruhnya terhadap rotasi bumi. Aktivitas ini juga memperburuk dampak perubahan iklim, terutama kenaikan permukaan laut.
Ketika air tanah dieksploitasi dan akhirnya bermuara ke laut, volume air di lautan meningkat, sehingga mempercepat proses kenaikan permukaan laut. Kenaikan ini memiliki dampak serius bagi wilayah pesisir, termasuk meningkatnya risiko banjir dan erosi pantai.
Selain itu, penurunan muka tanah akibat eksploitasi air tanah juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur, seperti bangunan, jalan, dan saluran irigasi.
(Tifani)