Ilmuwan Kuak Keberadaan `Kota Emas yang Hilang` Ciudad Blanca?

Legenda mengisahkan keberadaan Ciudad Blanca atau "Kota Putih" yang penuh emas bernilai tinggi. Keberadaannya bisa jadi telah terkuak.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 16 Mei 2013, 03:56 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2013, 03:56 WIB
picut30515d.jpg
Legenda mengisahkan keberadaan Ciudad Blanca atau "Kota Putih" yang penuh emas bernilai tinggi. Yang menjadi buruan para penjelajah dan pemburu harta karun sejak penakluk Hernando Cortes menyebutnya dalam surat yang ditujukan pada Raja Spayol, Charles V tahun 1526 silam.

Kota itu konon menjadi tempat lahir Dewa Aztec, Quetzalcoatl. Di mana patung sang dewa yang terbuat dari emas dan ukiran batu putih bertebaran di sana. Namun, tak ada konfirmasi tentang keberadaan kota tersebut. Mungkin hingga saat ini....

Baru-baru ini, para peneliti mengaku yakin, mereka telah menguak keberadaan kota yang hilang menggunakan pemindai berteknologi tinggi. Menggunakan pesawat terbang yang bisa mengintip di sela rapatnya hutan di Honduras.

Para peneliti yang berasal dari University of Houston dan National Center for Airborne Laser Mapping (NCALM) menerbangkan pesawat kecil di langit Mosquitia. Pesawat itu menembakkan miliaran pulsa laser ke permukaan tanah, untuk menciptakan peta dijital 3 dimensi topologi yang ada di bawah pepohonan yang mirip kanopi itu -- saking lebatnya.

Dengan mengkompilasikan data tersebut, para analis mengungkap apa yang terlihat sebagai perubahan elevasi buatan manusia. Yang diduga menunjukkan lapangan kota yang hilang itu, yang dihiasi dengan sejumlah piramida.

Adalah sinematografer sekaligus pecinta segala hal soal Ciudad Blanca, Steve Elkins yang mencari dukungan investor swasta untuk membiayai tim NCLAM, menggunakan teknologi pemetaan lasernya untuk memetakan lantai hutan Mosquitia.

Miliaran Tembakan Laser



Selama seminggu,  NCALM dan teknisi dari University of Houston menerbangkan pesawat Cessna bermesin gandanya, menyisir area seluas 60 mil persegi. Untuk mengungkap bukti adanya permukiman kuno atau lanskap yang direkayasa manusia. Dibantu komputer LiDAR.

"Data LiDAR menunjukkan, sisa-sisa pemukiman yang bisa  dicirikan sebagai kota kuno berdasarkan kompleksitas spasial, ukuran dan pengaturan," kata pengajar  Colorado State University, Christopher Fisher, yang memimpin penelitian, seperti dimuat Daily Mail, Rabu 15 Mei 2013.

"Kami mungkin tak akan bisa memastikan apakah itu Ciudad Blanca yang dicari, atau apakah kota legendaris itu benar adanya. Namun, berdasarkan bukti data, kami bisa menyatakan, di sana ada wilayah pemukiman dengan lingkungan yang dimodifikasi oleh manusia," tambah dia.

"Kesimpulan ini memberikan wawasan baru yang penting dalam kajian pra-Hispanik di daerah, yang sebagian besar belum diselidiki."

Ini adalah kali pertamanya pemetaan laser digunakan, terutama light detection and ranging (LiDAR), untuk mencari reruntuhan kuno.

Aslinya, teknologi itu digunakan untuk proses pencarian data intelijen pasca-gempa dan informasi militer, atau untuk deteksi erosi sungai.

Tim menembakkan setidaknya 25-50 laser tiap satu meter persegi. Hingga total lebih dari 4 miliar laser ditembakkan hingga proyek berakhir. Yang mampu membedakan perbedaan tinggi kurang dari empat inchi.

Bagaimana jika Ciudad Blanca tak pernah ditemukan?

Paling tidak, identifikasi positif dari kota mitos itu akan membangkitkan harapan untuk menemukan kota emas legendaris, El Dorado.

Kabar keberhasilan tim mendeteksi keberadaan yang diduga pemukiman kuno juga diapresiasi Presiden Honduras, President Porfirio Lobo. Untuk membuktikan apakah benar ada kota terlupakan yang kembali ditemukan, para arkeolog harus menembus lebatnya hutan untuk membuktikannya. Proses masih panjang. (Ein)



Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya