Liputan6.com, Tokyo - Komite Penelitian Gempa Bumi di Jepang mengubah perkiraannya tentang kemungkinan terjadinya gempa besar Palung Nankai dalam 30 tahun ke depan.
Komite itu memperkirakan kemungkinan gempa menjadi sekitar 80 persen, dari sebelumnya 70 persen, dikutip dari laman NHK, Kamis (16/1/2025).
Baca Juga
Gempa bumi besar berkekuatan magnitudo 8 hingga 9 dapat terjadi di sepanjang Palung Nankai di lepas pantai Pasifik Jepang bagian tengah hingga barat daya.
Advertisement
Komite tersebut menghitung kemungkinan terjadinya gempa bumi di bawah laut di sekitar Jepang dan di sepanjang patahan aktif di seluruh negeri tersebut mulai tanggal 1 Januari setiap tahun.
Dikatakan bahwa kemungkinan terbaru untuk gempa Palung Nankai tidak terpengaruh oleh guncangan kuat pada Senin kemarin di lepas pantai Prefektur Miyazaki, Jepang atau oleh gempa kuat lainnya di daerah tersebut pada Agustus 2024.
Komite tersebut mengatakan, kemungkinan tersebut akan meningkat kecuali jika terjadi gempa besar.
Angka untuk gempa besar Palung Nankai diperkirakan sebesar 60 hingga 70 persen pada tahun 2013, ketika perhitungan untuk gempa tersebut dimulai.
Kemungkinannya meningkat menjadi sekitar 70 persen pada tahun 2014 dan menjadi 70 hingga 80 persen pada tahun 2018.
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,6 pada Senin(13/1) terjadi di Laut Hyuganada, di lepas pantai Prefektur Miyazaki pada pukul 21.19 waktu setempat dan daerah yang paling parah terkena dampak memiliki intensitas lebih rendah 5 pada skala Jepang dari 0 hingga 7. Fokusnya diperkirakan berada pada kedalaman 36 kilometer.
Sempat Ada Peringatan Tsunami
Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan tsunami, tetapi kemudian mencabutnya. Di Miyazaki, tsunami setinggi 20 sentimeter terlihat, sementara Kochi melaporkan tsunami setinggi 10 sentimeter. Badan tersebut mencabut peringatan tersebut pada pukul 23.50 pada hari yang sama.
Operator PLTN Sendai di Prefektur Kagoshima mengatakan, tidak ada laporan masalah di fasilitas tersebut, dan tingkat radiasi di sekitar PLTN tetap tidak berubah.
Beberapa kereta lokal di Prefektur Miyazaki menghentikan operasinya setelah gempa.
Seorang pakar gempa di Universitas Kyoto mengatakan gempa Senin (13/1) bisa saja terjadi di pertemuan lempeng tektonik.
Badan Meteorologi Jepang mengatakan gempa bumi tersebut diyakini sebagai bagian dari aktivitas seismik termasuk gempa bumi dahsyat yang melanda wilayah tersebut pada bulan Agustus.
Badan tersebut meminta orang-orang untuk tetap waspada, dengan mengatakan, gempa bumi yang lebih kuat mungkin terjadi dalam minggu mendatang.
Advertisement