Keamanan Eropa dan Perdagangan dengan Indonesia Jadi Prioritas Keketuaan Polandia di Uni Eropa

Polandia, sebagai Ketua Dewan Uni Eropa tahun 2025, menyoroti keamanan Eropa di tengah konflik Rusia-Ukraina sebagai prioritas utama.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 19 Jan 2025, 19:40 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2025, 19:40 WIB
Charge D' Affairs Kedutaan Besar Polandia Maciej Tumulec saat ditemui sejumlah media, Jumat (17/1/2025). (Liputan6.com/Benedikta Miranti)
Charge D' Affairs Kedutaan Besar Polandia Maciej Tumulec saat ditemui sejumlah media, Jumat (17/1/2025). (Liputan6.com/Benedikta Miranti)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Polandia, yang menjabat sebagai keketuan bergilir Dewan Eropa dan pemimpin Uni Eropa, menetapkan keamanan Eropa sebagai prioritas utama selama masa kepemimpinannya di tahun 2025.

Hal ini menjadi sangat relevan mengingat kedekatan geografis Polandia dengan Ukraina yang tengah berada di fase kritis dalam konfliknya dengan Rusia.

"Semboyan masa jabatan presiden kami adalah keamanan Eropa," ujar CDA Kedutaan Besar Polandia untuk Indonesia Maciej Tumulec dalam pernyataan kepada sejumlah media, Jumat (17/1/2025).

Ia menegaskan pentingnya mendukung Ukraina secara finansial dan militer untuk memastikan stabilitas di kawasan.

Menurutnya, jika Ukraina gagal mempertahankan diri, ancaman berikutnya dapat mengarah ke Polandia, yang berbagi sejarah panjang dengan negara tetangganya itu.

Polandia telah memberikan dukungan besar bagi Ukraina, termasuk menerima jutaan pengungsi yang melarikan diri dari konflik. Di ibu kota Warsawa, keberadaan komunitas Ukraina terasa signifikan, mencerminkan solidaritas Polandia terhadap negara tetangga yang menghadapi tekanan berat akibat perang.

Hubungan Strategis Polandia-Indonesia

Ilustrasi bendera Uni Eropa (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Uni Eropa (AFP Photo)... Selengkapnya

Selain fokus pada keamanan, Polandia juga berupaya memperkuat hubungan ekonomi dengan mitra strategisnya, termasuk Indonesia. Salah satu isu utama adalah diskusi terkait penundaan peraturan Uni Eropa tentang deforestasi (EUDR) yang berdampak pada ekspor kelapa sawit Indonesia ke Eropa.

Polandia, sebagai salah satu importir utama kelapa sawit di Uni Eropa, menyambut baik penundaan penerapan peraturan ini. Hal ini memberikan waktu tambahan bagi Indonesia untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan baru.

"Kami selalu menekankan pentingnya kerja sama di sektor kelapa sawit, karena komoditas ini digunakan secara luas di industri kimia, kosmetik, dan makanan di Polandia," kata Tumulec. 

Selain itu, negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) juga menjadi prioritas penting selama masa kepemimpinan Polandia. Dengan Uni Eropa sebagai investor terbesar di Indonesia, Polandia berharap negosiasi ini dapat selesai sebelum Juni 2025.

"Frekuensi pertemuan antara negosiator dari Brussels dan Jakarta selama tahun lalu menunjukkan kemajuan yang signifikan. Kami optimistis perjanjian ini dapat ditandatangani dalam waktu dekat," ujarnya.

 

Infografis Larangan Aplikasi TikTok di 10 Negara Plus Uni Eropa. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Larangan Aplikasi TikTok di 10 Negara Plus Uni Eropa. (Liputan6.com/Trieyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya