Liputan6.com, Washington D.C - Sebuah medali emas Olimpiade 1904 yang diselenggarakan di St. Louis, Amerika Serikat, berhasil terjual dalam lelang dengan harga fantastis, mencapai USD 545.371 atau sekitar Rp8,8 miliar. Medali bersejarah ini merupakan bagian dari koleksi memorabilia Olimpiade yang dilelang oleh RR Auction, sebuah rumah lelang di Boston.
Apa keistimewaannya?
Baca Juga
Medali emas tersebut dianugerahkan kepada atlet Amerika Fred Schule atas kemenangannya di cabang olahraga lari gawang 110 meter. Medali ini masih lengkap dengan pita asli dan kotak kulitnya, menambah nilai koleksinya.
Advertisement
Olimpiade St. Louis 1904 adalah edisi pertama Olimpiade yang memperkenalkan medali emas sebagai penghargaan utama. Menariknya, tidak seperti medali masa kini yang sebagian besar terbuat dari perak berlapis emas, medali pada masa itu dibuat sepenuhnya dari emas murni meskipun ukurannya lebih kecil.
Bobby Eaton, spesialis Olimpiade dari RR Auction, menyebutkan bahwa medali emas dari Olimpiade 1904 sangat jarang ditemukan dalam kondisi utuh.
"Jumlah pasti medali emas Olimpiade 1904 yang masih ada tidak diketahui, tetapi yang jelas, jumlahnya sangat langka," ujarnya, seperti dikutip dari laman AP News, Senin (26/1/2025).
Dari sekitar 100 medali emas yang diberikan dalam ajang tersebut, sebagian besar telah hilang atau tersimpan di koleksi pribadi maupun museum.
Bobby Eaton mengatakan medali yang satu ini berasal dari koleksi keluarga Schule.
Kontroversi dan Keunikan Olimpiade 1904
Selain pencapaian olahraga, Olimpiade 1904 juga dikenang karena kontroversi dan keunikannya. Pada awalnya, Chicago ditunjuk sebagai tuan rumah, tetapi tekanan dari penyelenggara World’s Fair di St. Louis memaksa pemindahan lokasi ke St. Louis untuk menghindari persaingan jumlah pengunjung.
Olimpiade ini juga menjadi sorotan karena insiden Fred Lorz, pelari maraton yang didiskualifikasi setelah diketahui menumpang mobil di sebagian lintasan. Selain itu, ajang ini memperkenalkan kompetisi kontroversial bertajuk “Anthropology Days,” di mana anggota suku-suku asli yang hadir untuk pameran dipaksa bertanding tanpa persiapan di Louisiana Purchase Exposition sebutan formal dari St. Louis World’s Fair.
Di sisi lain, Olimpiade ini mencatat debut olahraga tinju dan gulat gaya bebas, yang masih menjadi bagian dari Olimpiade modern hingga kini, serta cabang olahraga yang kini dilupakan seperti croquet dan tarik tambang.
Memorabilia Olimpiade selalu memiliki daya tarik besar bagi para kolektor. Dalam lelang yang sama, medali dari edisi lain seperti Olimpiade Los Angeles 1932, Tokyo 1964, Nagano 1998, dan London 2012 juga berhasil menarik perhatian pembeli.
Beberapa atlet bahkan melelang medali mereka untuk amal, seperti Yuri Cheban dari Ukraina yang menjual dua medali emasnya untuk membantu korban perang, atau Ryan Lochte, perenang asal AS, yang melelang medali perak dan perunggunya untuk membantu anak-anak.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)