Netanyahu: Hamas Akan Bebaskan 6 Sandera Pekan Ini dan Warga Gaza Utara Sudah Bisa Pulang

Seharusnya, warga Gaza Utara sudah bisa pulang sejak Sabtu (25/1). Namun, apa kendalanya?

oleh Khairisa Ferida diperbarui 27 Jan 2025, 11:50 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2025, 11:49 WIB
Sandera Israel yang Diculik Hamas
Sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam, melaporkan 60 warga Israel yang disandera milisi meninggal dunia dalam serangan udara Tel Aviv di Jalur Gaza sejak konflik pecah 7 Oktober lalu. (AHMAD GHARABLI/AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Tel Aviv - Hamas akan membebaskan enam sandera pekan ini dan Israel akan memungkinkan warga Jalur Gaza untuk kembali ke rumah mereka di utara wilayah kantong itu mulai Senin (27/1/2025). Hal ini dikonfirmasi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Para sandera yang akan dibebaskan termasuk Arbel Yehud, seorang warga sipil yang menjadi pusat perselisihan, yang menyebabkan Israel menunda izin kembalinya warga Jalur Gaza ke utara wilayah itu.

Hamas melepaskan empat tentara pada Sabtu, namun tidak termasuk Yehud. Israel menuduh Hamas melanggar kesepakatan gencatan senjata, di mana warga sipil Israel harus dibebaskan terlebih dahulu sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina.

Sejak kesepakatan gencatan senjata diberlakukan pada Minggu (19/1), tujuh sandera dan lebih dari 200 tahanan Palestina telah dibebaskan melalui dua kali pertukaran.

Sementara itu, ribuan warga Palestina yang terdislokasi dan berusaha menuju rumah mereka di Gaza Utara telah berkumpul di pagar militer yang menghalangi jalan mereka selama dua hari.

Pada pertukaran ketiga pekan ini, Hamas akan membebaskan Yehud dan dua sandera lainnya pada Jumat (31/1), diikuti oleh tiga sandera lainnya pada Sabtu (1/2), kata Netanyahu dan Qatar, yang telah memediasi kesepakatan gencatan senjata Hamas-Israel.

Israel pun akan membebaskan lebih banyak tahanan Palestina akhir pekan ini.

Menurut ketentuan kesepakatan gencatan senjata, warga Palestina dijadwalkan dapat bepergian ke Gaza Utara dari Koridor Netzarim, sebuah jalur sepanjang tujuh kilometer yang dikendalikan oleh Israel dan memisahkan Gaza Utara dari wilayah lainnya, pada Sabtu lalu.

"Kami tidur di jalanan," kata Nireem Musabeh (42) kepada BBC di pos pemeriksaan pada Minggu. "Kami tidak bisa pulang dan setiap kali kami mencoba untuk pulang, mereka menembaki kami."

"Sepanjang malam anak-anak menangis karena kedinginan."

Israel, menurut BBC, mengonfirmasi akan memungkinkan warga kembali ke Gaza Utara mulai pukul 16.00 waktu setempat pada Senin setelah perselisihan mengenai Yehud diselesaikan.

Selain Qatar, Mesir yang juga telah memfasilitasi kesepakatan gencatan senjata Hamas-Israel terlibat dalam upaya mengakhiri perselisihan terkait Yehud. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar mengumumkan terobosan ini sesaat sebelum Netanyahu menyampaikannya.Israel sebelumnya telah meminta para mediator mendapatkan bukti dari Hamas bahwa Yehud masih hidup. Dan bukti tersebut diyakini telah diberikan kepada pihak Mesir sejak Sabtu malam.

Kesepakatan gencatan senjata Hamas-Israel menghentikan perang yang dimulai ketika kelompok militan Palestina pimpinan Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023. Israel mengklaim serangan itu menewaskan 1.200 orang tewas dan menyebabkan 251 orang dibawa ke Jalur Gaza sebagai sandera.

Lebih dari 47.200 warga Palestina, termasuk sejumlah besar perempuan dan anak-anak, tewas dalam serangan balasan Israel yang dimulai pada hari yang sama.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya